Berhenti Menjadi Dosen, Kini Sosok Perempuan Ini Sukses Beternak Domba

  • Bagikan

Mediatani – Sosok perempuan itu adalah Vita Kisnadewi. Perempuan kelahiran Bantul ini  telah berkontribusi dalam dunia peternakan Indonesia. Ia memulai terjun ke dunia peternakan dari tahun 2016.

Sosok ibu 4 anak ini sebenarnya baru fokus ke peternakan di tahun 2017. Ia mendirikan CV. Sinatria Davendra yang salah satu unit usahanya berupa peternakan domba Sinatria Farm.

Memulai di tahun 2016 akan tetapi mengalami kegagalan dan kerugian puluhan juta rupiah karena mis-management. Dengan support dari suami, kegagalan tidak membuatnya patah arang dan memulai kembali beternak domba th 2018. Kali ini Vita terjun langsung mengelola peternakannya dan memberinya nama Sinatria Farm.

“Sejak anak sembuh 2016, memulai beternak, tetapi tidak turun langsung, karena kurang baik nya manajemen ternak saat itu. Dan di tahun 2018 memulai kembali dengan mendirikan Sinatria Farm, tentu dengan fokus di pemantapan personalia dan SOP (standart operational procedure).” Ujarnya.

Resign Sebagai Dosen

Vita tertarik di dunia peternakan bermula ketika ia menganalisa bahwa kebutuhan daging di Jogjakarta masih belum tercukupi. Khususnya untuk kebutuhan kuliner, usaha katering, maupun saat kebutuhan domba tinggi pada musim hari raya Idul Adha.

Istri dari M. Rozai ini juga menganggap bahwa pelaku pembibitan ternak di Kota Pelajar ini banyak yang sudah pensiun, sedangkan gerasi penerusnya yang terbilang sedikit. Oleh karenanya, perempuan alumnus Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada ini semakin mantap untuk menjalani usaha ini.

Awalnya, ia merupakan staff dosen pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Provinsi Kalimantan Timur. Keadaan kesehatan anaknya di tahun 2013 membuat Vita memutuskan untuk tidak mengajar lagi (resign).

Kemudian, perempuan 44 tahun ini mencari cara bagaimana mengaplikasikan ilmunya tersebut agar lebih bermanfaat. Maka di tahun-tahun berikutnya ia mulai menjajal sendiri usaha peternakan dengan berbagai inovasi.

Jenis Ternak

Hewan yang ada pada Sinatria Farm ini diantaranya Domba Ekor Tipis, Domba Ekor Gemuk, Domba Garut, maupun Domba Garut Sayur. Ada sekitar 270 lebih ekor domba yang diternakan pada peternakan di Sleman, Jogjakarta ini.

Ada berbagai cara pada proses pemeliharaannya, mulai dari pembibitan hingga penggemukan. Pada proses pembibitan, ia mencari jenis domba betina siap kawin. Sedangkan proses penggemukannya diambil dari peternak untuk hewan usia lepas sapih selama 3 bulan.

“Maka breeding induk bunting 145-152 hari, menyusui 3 bulan, oleh karenanya perlu dibuatkan 8 blok kandang 19.” Jelasnya.

Dari sisi pakan, saat proses pembibitan menggunakan konsentrat dan rumput. Adapun pada saat penggemukan dengan menggunakan full complete feed yang ia produksi sendiri (Sinatria feed).

Untuk pemenuhan gizinya, perempuan asal Jogja ini menghitung kebutuhan masing-masing ternak per-ekor setiap harinya. Kemudian disediakan gizi tersebut sesuai kebutuhan ternak sebanyak 3 kali sehari.

Pada sisi pencegahan penyakit pada hewan, ia selalu menerapkan kebersihan kandang dan pengamatan pada ternak setiap harinya. Untuk mengantisipasi penyakit, disediakan obat dan vitamin. Jika hal itu masih kurang, maka ia akan berkonsultasi dengan tenaga medis hewan setempat.

Kandang Terkoleksi

Ide kandang tekoleksi ini muncul ketika dibeberapa area yang akan dijadikannya lahan peternakan muncul kekhawatiran warga setempat akan bau tidak sedap yang timbul dari peternakan.

Menurutnya, cara terbaik untuk mengelola peternakan yang tidak menimbulkan bau, pengelolaan limbah, serta dengan cara yang mudah dan murah. Maka tercetuslah dengan sistem kandang terkoleksi.

“Kandang terkoleksi mampu memisahkan urine dan feses ternak serta mengoleksi nya sehingga memudahkan dalam membersihkan kandang. Kandang ini menjaga lingkungan bersih, bebas bau dan meningkatkan pendapatan dari penanganan limbah” jelasnya.

Material untuk pembuatan kandang ini berupa kayu, baja ringan dan alasnya terbuat dari katu maupun slat plastik. Biaya yang ada untuk pembuatan kandang ini juga terbilang ringan.

Kelebihan kandang ini yaitu mampu memisahkan limbah peternakanan, sehingga kotoran dapat dikelola dengan baik. Selain itu, dengan penambahan instalasi koleksi feses dan urine akan meningkatkan pendapatan peternak.

Dalam satu kandang ukuran 5 x 18 meter dengan kapasitas 120 ekor saja, dapat menghasilkan sekitar 4 karung feses ukuran 50 kilogram dalam waktu sehari.

“Harga per karung (feses) 25 ribu rupiah, jadi sebulan (penghasilan) dari feses saja 3 juta rupiah per-kandang, belum lagi urinenya.” Paparnya.

Selain itu, dalam peternakannya yang ia kelola warga sekitar dapat memanfaatkan limbah tersebut secara cuma-cuma. Ada juga sebagian warga yang memberikan limbah pertaniannya pada Sinatria Farm sebagai timbal baliknya. Sehingga ada manfaat untuk kedua belah pihak.

Lebih lanjut, vita menjelaskan bahwa sistem kandang ini dapat diduplikasi untuk masyarakat secara bebas. Untuk lebih menguatkan pengetahuan mengenai kandang ini dan dunia peternakan pada umumnya, ia juga sering mengadakan kelas untuk umum secara gratis.

Pemasaran

Sampai saat ini Sinatria Farm memanfaatkan jejaring sosial untuk media pemasarannya, selain juga dilakukan secara konvensional. Ternaknya sampai saat ini hanya dapat melayani pembeli yang berada di Pulau Jawa. Untuk yang diluar pulau Jawa masih ada berbagai kendala.

“Ada beberapa permintaan (ternak) dari Kalimantan Timur, Riau, Sumatera, tetapi kami masih terkendala transportasi. Jika masalah ini beres Insya Allah kami siap kirim ke seluruh Indonesia.” Ungkapnya.

Untuk harganya sendiri cukup bervariatif. Jenis domba ekor tipis jantan umur 11 bulan harganya berkisar 2.5 juta rupiah. Adapun domba Garut akan sangat tergantung dari kelas dan posturnya.

Dengan kebutuhan daging yang tinggi inilah, maka tak bisa dipungkiri bahwa usaha ternak dapat menjadi satu bisnis yang cukup menjanjikan.

Oleh karenya ia berharap untuk masyarakat yang akan memulai dalam dunia ternak hal yang cukup penting adalah niat dan pantang menyerah.

“Diniatkan ibadah dan membela negara dari aspek ketahanan pangan nasional, serius pantang menyerah, rajin-rajin melebarkan jaringan, terus belajar ke banyak tempat, terbuka terhadap kritik dan masukan.” Paparnya.

  • Bagikan