Ini Penjelasan Peneliti Tentang Kualitas Tanaman Herbal di Indonesia

  • Bagikan
Ilustrasi: Pembuatan obat-obatan dari tanaman herbal

Mediatani – Belakangan ini pola hidup sehat sudah menjadi bagian dari gaya hidup berbagai macam kalangan. Banyak orang berlomba-lomba untuk hidup sehat dan bugar. Berolahraga rutin sampai pola mengkonsumsi makanan sehat telah menjadi keseharian.

Mengkonsumsi makanan dengan memilih jenis dedaunan herbal menjadi salah satu konsep makanan sehat. Tanaman herbal memiliki berbagai manfaat kesehatan untuk tubuh manusia

Tanaman herbal dikenal sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia, diturunkan secara turun-temurun dari zaman nenek moyang.

Tanaman herbal juga dikenal luas bisa meningkatkan kesehatan dan kualitas dalam menjaga tubuh. Wajar saja, kini, banyak sekali budidaya tanaman herbal.

Apalagi Indonesia menjadi salah satu negara yang dikenal memiliki kekayaan tanaman herbal yang tersebar di wilayahnya. Dari data yang dihimpun Universitas Gadjah Mada (UHM), sekitar 9.600 spesies yang diketahui memiliki khasiat obat.

Hal itu diperkuat dengan penuturan Berry Juliandi, peneliti sekaligus dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) membahas mengenai tanaman herbal. Dalam diskusi online yang dilakukan baru-baru ini, dia menjelaskan khasiat tanaman herbal yang berbeda.

Menurutnya, lahan atau wilayah menanam tanaman herbal itu sangat mempengaruhi khasiat tanaman herbal. Apalagi, setiap daerah memiliki kualitas lahan yang berbeda.

Faktor Lain

Selain lahan, Berry Juliandi juga memberikan penjelasan singkat mengenai faktor lain dalam menigkatkan kualitas varietas tanaman. Hal itu terkait dengan kesesuaian lingkungan, seperti iklim hingga cara budi daya.

“Misalnya saja, jahe yang ditanam di Jawa, akan berbeda dengan yang ditanam di Sumatra. Akhirnya, kualitasnya juga jadi berbeda, berpengaruh pada khasiat,” tambahnya.

Meski berbeda, fungsinya terkadang tetap sama. Efek dari tanaman herbal biasanya juga terasa berbeda pada masing-masing orang.

“Harus appreciate buat yang mengembangkan tanaman herbal. Namun yang perlu dipahami, yang namanya tanaman herbal, kemudian bisa dibuat jamu, itu dirasakan secara empiris, tak perlu diuji macam-macam,” pungkasnya.

Selain itu, beberapa waktu lalu dalam Seminar Herbal ke-46 yang diadakan di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), Cirebon, Jawa Barat, Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Apoketer Indonesia menjabarkan potensi pemanfaatan obat herbal demi menuju Indonesia Sehat.

Pemanfaat ini pun tak mengherankan apalagi Indonesia adalah negara dengan hutan tropika terbesar kedua di dunia, dan memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi sehingga dikenal sebagai salah satu dari 7 (tujuh) negara megabio-diversity.

Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat yang hadir sebagai narasumber menjelaskan jika seminar ini mengajak akademisi kedokteran untuk melakukan penelitian tanaman obat secara ilmiah.

“Sehingga tidak hanya bergantung kepada obat modern yang berbasis kimia,” ujar Irwan.

Irwan menambahkan, dirinya berharap dunia kedokteran mendapat wawasan mengenai industri jamu bahwa pemanfaatan obat herbal ini memiliki dampak positif dalam pelayanan kesehatan.

  • Bagikan