Musim Hujan Datang, Siapkan Tanaman Obat Ini

  • Bagikan
ilustrasi: Musim hujan datang, jangan lupa jaga kesehatan

Tanaman Obat – Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu kemarau dan penghujan. Pemanasan global yang semakin meningkat nyatanya berdampak pada siklus musim di Indonesia. Beberapa kali sering terjadi perubahan kalender musim. Tentu saja ini membuat masyarakat terus waspada, terutama saat hujan secara intensif turun walaupun belum masuk musim penghujan. Di musim peralihan kemarau ke penghujan seperti saat ini sering terjadi hujan dan diikuti dengan munculnya berbagai penyakit.

Penyakit yang menjadi langganan saat musim hujan diantaranya adalah masuk angin, demam, flu, batuk, diare, hingga yang paling fatal adalah demam berdarah dan malaria. Demi menjaga kesehatan keluarga terjamin dan jauh dari penyakit khas musim hujan, ada baiknya Anda mencoba menanam tanaman obat. Selain aman dan organik, tanaman obat yang Anda pelihara akan senantiasa bisa diambil bagiannya untuk mengobati penyakit. Selama ini tanaman obat yang familiar di kalangan masyarakat adalah jahe, kencur, kunyit, temulawak, dan lengkuas. Namun di artikel ini akan dibahas 5 tanaman obat yang manfaatnya juga tak kalah besar seperti dikutip dari Biofarmaka Institut Pertanian Bogor:

1. Kayu Manis

Kayu manis, si rempah-rempah wajib di dapur Anda (Foto: CNN)

Tanaman ini dapat mengobati masuk angin, asam urat, tekanan darah tinggi (hipertensi), radang lambung atau maag (gastritis), tidak nafsu makan, sakit kepala (vertigo), perut kembung, diare, muntah-muntah, hernia, susah buang air besar, sariawan, asma, dan sakit kuning. Tidak hanya fungsi medisnya yang ditawarkan kayu manis, tanaman ini juga berpotensi sebagai anti oksidan sehingga dapat digunakan untuk mencegah penyakit degeneratif seperti kanker, jantung koroner, dan diabetes.

[ Baca Juga: 40 Jenis Tanaman Obat Dan Penyakit Yang Bisa Disembuhkannya ]

2. Temukunci atau Boesenbergia rotunda (L.) Mansf

Tanaman temukunci kaya manfaat (Foto: Blog Viva)

Rimpang dari tanaman ini dapat dikonsumsi untuk mengatasi gangguan pencernaan. Bagian daunnya bisa dijadikan sebagai antiracun. Sedangkan bagian umbi beserta rimpangnya juga berkhasiat sebagai obat panas dalam, sariawan, perut kembung, sembelit, gatal-gatal, tuberkulosis, penambah stamina, dan bersifat antimikrob.

3. Kunyit Putih (Kaempferia rotunda)

Kunyit putih penawar panas dalam (Foto: Tribun News)

Khasiat tanaman ini diantaranya adalah mengobati panas dalam, mengurangi nyeri haid, nyeri perut, melancarkan peredaran darah, mengatasi kanker, tumor, kista, dan kolestrol dalam darah, sebagai aintiinflamasi, dan mengatasi nafsu makan yang kurang. Kandungan antioksidan dari kunyit putih dapat membantu mencegah kerusakan sel. Minyak atsiri di dalamnya dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan saluran pernafasan.

4. Cincau Hijau (Cyclea barbata Mires)

Semua bagian tanaman cincau hijau bermanfaat (Foto: Pinterest)

Akar tanaman cincau hijau dapat digunakan untuk mengobati demam dan sakit perut, selain itu juga dapat berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah kanker. Batang cincau daun yang mengandung quenine dapat menurunkan demam dan menghambat perkembangan Plasmodium falcifarum sebagai penyebab penyakit malaria. Daun cincau hijau yang telah diolah menjadi gel dapat digunakan sebagai makanan diet rendah kalori, mengobati radang lambung, disentri, keracunan udang, dan tekanan darah tinggi.

5. Ophiopogon

Ophiopogon japonicus, tanaman rerumputan penuh khasiat (Foto: Far Reaches Farm)

Bagian yang digunakan sebagai obat, yaitu akar atau umbinya. Tanaman ini memiliki sifat rasa manis, agak pahit, dan dingin. Tanaman ini secara tradisional digunakan untuk pengobatan penyakit batuk kering/abses paru, muntah darah, batuk darah, panas, susah buang air besar, dan melancarkan buang air kecil. Pada pengobatan tradisional Tiongkok, tanaman Ophiopogon sering digunakan untuk pengobatan kardiovaskular dan inflamasi kronis. Kandungan senyawa bioaktif dalam tanaman Ophiopogon yang menunjukkan aktivitas biologis, yaitu polisakarida, saponin, dan homoisoflavonoid.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar atau umbi tanaman Ophiopogon memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Polisakarida dari umbi Ophipogon juga berpotensi sebagai anti hiperglikemik pada diabetes tipe 2, anti miokardinal iskemik baik secara in vitro maupun in vivo, memperbaiki kelainan autoimun Sjogren’s syndrome, imunomodulasi, antialergi (penyakit asma), antiaritmia, dan dapat memperbaiki mikrosirkulasi. dan anti inflamasi. Lektin dari akar Ophiopogon memiliki aktivitas sebagai antiviral dan antifungi. Ekstrak etanol akar Ophiopogon berpotensi sebagai antiagregasi platelet. Steroidal saponin dari tanaman Ophiopogon memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel line tumor manusia (HepG2, HLE, BEL7402, BEL7403, dan Hela).

  • Bagikan