Pemerintah Hapus Subsidi Benih, Petani Makin Terhimpit

  • Bagikan
ilustrasi: petani mencabut bibit padi yang telah disemai dan siap tanam

RENCANA penghapusan subsidi benih dikhawatirkan membuat petani makin menderita. Pemerintah diminta mengkaji dan mencari jalan lain, yang berorientasi pada kesejahteraan petani.

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan mengatakan, kebijakan tersebut justru bisa membuat petani kehilangan gairah.

“Iya dong (tidak mendukung), kasihan petaninya, lama-lama hilang profesi petani. Kalau subsidi pupuk dihapus, harus ada pengganti subsidi lain yang lebih efektif, seperti subsidi dihilir,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan, sebagaimana dilansir pada halaman JawaPos.com, Senin (15/1).

Adapun penghapusan subsidi benih padi diprediksi sampai Rp 1,3 triliun. Dampaknya, benih padi yang selama ini hanya Rp 2.500 per kilogram, bisa melambung menjadi Rp 11.000 per kilogram.

Daniel mengingatkan kepada pemerintah bahwa jika hal ini direalisasikan akan mengakibatkan hilangnya profesi petani. Daniel berharap agar pemerintah mau mempertimbangkan jalan keluar yang adil untuk para petani.

“Subsidi kan mekanisme formal dan sah untuk mewujudkan keadilan sosial. Nah pertanyaannya negara mau mewujudkan keadilan sosial apa tidak. Kalau mau, ya jangan dicabut,” kata Daniel.

Daniel lantas mempertanyakan apakah penghapusan subsidi benih menguntungkan petani atau malah merugikan.

“Saya hanya ingin pemerintah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh petani di Indonesia,” pungkas dia.

Sebelumnya, Ketua Komisi VI DPR, Bambang Haryo menyatakan petani akan semakin kesulitan ketika benih bersertifikat menjadi mahal. Mereka otomatis lebih memilih benih mereka sendiri atau membeli dari petani lainnya yang keunggulannya tidak terukur.

Jika terus berlangsung, lanjut Bambang, bukan tidak mungkin benih yang beredar di petani justru benih yang kualitasnya rendah. Dengan rendemen atau hasil produksi yang tidak maksimal tentunya.

  • Bagikan