Pemuda Ini Raup 10 Juta Per Bulan dari Budidaya Ulat Maggot

  • Bagikan
Budidaya Ulat Maggot di Tabalong

Mediatani – Pakan ternak adalah salah satu komponen paling penting di ranah peternakan. Agar hewan ternak tumbuh sehat dan panjang umur, makanan yang diberikan pun harus berkualitas tentunya. Dewasa kini, banyak jenis pakan yang dijual di luar sana. Variasinya beragam, tergantung jenis hewan dan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk ternak. Di antara banyaknya jenis pakan, salah satu yang paling laris dan dicari banyak orang adalah pakan Black Soldier Fly (BSF).

Apa itu Maggot (BSF)

Maggot BSF (Black Soldier Fly) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Maggot BSF adalah bentuk dari siklus pertama (larva) Black Soldier Fly yang nantinya bermetamorfosa menjadi lalat dewasa. Fase metamorfosa maggot BSF dimulai dari telur, larva, prepupa, pupa, dan lalat dewawa, semuanya memakan waktu 40 sampai 45 hari saja.

Meski terkadang ketika mendengar kata ulat atau belatung akan merasa jijik, binatang yang dianggap sebagai hama serta membawa penyakit ini ternyata mengandung zat antibiotik alami sehingga tidak membawa agen penyakit. Oleh karena itu sangat cocok dijadikan sebagai bahan pakan ternak.

Pemuda Tabalong, Hendra Serda Alinda Putra yang berusia 21 tahun ini menjadikan ulat sebagai ladang usaha dan membudidayakannya sejak tahun 2018 lalu. Hendra mengungkapkan, awal ketertarikan dirinya membudidayakan ulat maggot BSF bermula dari saat ia mencari informasi di internet tentang pakan alternatif yang harganya relatif murah untuk ikan lele yang sebelum juga ia budidayakan.

Hendra menuturkan, dua ekor indukan Lalat BSF yang ia dapat dialam liar hanya dengan menggunakan jebakan dari dedak yang dipermentasi. Dari dua indukan Lalat BSF yang ia tangkap di alam liar, Hendra lalu kemudian secara bertahap memulai aktifitas budidayanya.

“Karena Lalat BSF senang aroma segar dari hasil permentasian. Pertama ada dua lalat, kemudian kami kembangkan dari kecil sampai jadi sebanyak ini,” tutur Hendra.

Saat ini, Hendra dibantu ketiga rekannya yang juga tergabung dalam Kelompok Usaha UPAYA Binaan Jikamaka Ampuh masih terus melakukan aktifitas budaya Maggot BSF di lahan belakang rumahnya yang cukup luas. Ulat Maggot BSF hasil budidayanya sudah dapat ia pasarkan kepada para pembudidaya ikan, unggas maupun penghobi burung dan para pemacing dengan harga Rp10 ribu per Ons. Jika dalam satu bulan ia sanggup menghasilkan sebanyak 100 kilogram ulat Maggot BSF, maka pundi pundi rupiah yang ia dapat mencapai Rp10 juta setiap bulannya.

Manfaat Ulat Maggot BSF

Meski demikian, ia mengaku dalam melakukan budidaya Maggot BSF memiliki tantangan tersendiri. Setiap hari hendra bersama rekan-rekannya harus bermuka tebal untuk memungut sampah organik di pasar, rumah makan maupun tong – tong sampah yang mereka temui. Untuk memenuhi kebutuhan akan pakan budidaya Maggot BSFnya, Hendra membagi waktunya ketika memungut sampah organik, siang ke pasar dan malam ke rumah makan.

Selama masa hidupnya maggot BSF mengkonsumsi makanan organik. Membudidayakan maggot lalat super ini akan membantu menekan jumlah limbah organik yang sudah lama menjadi permasalahan masyarakat dan pemerintah. Kemampuan maggot BSF dalam memakan limbah organik sangat memukau. Dalam satu hari hendra mampu mengolah 100 kilogram sampah organik dan dalam satu bulan mencapai hingga tiga ton sampah organik.

Sejumlah 15 ribu larva Black Fly Soldier dapat menghabiskan sekitar 2 kg makanan dan limbah organik hanya dalam waktu 24 jam saja.jika satu ekor betina BSF dapat menghasilkan sekitar 600 telur, maka hanya dibutuhkan sekitar 20 ekor lalat super betina untuk menghasilkan 10 ribu larva / maggot BSF untuk menyingkirkan sampah organik setiap harinya.

Maka dari itu, Hendra berniat suatu saat Kabupaten Tabalong menjadi wilayah yang bebas dari sampah organik atau Zero Organic Waste.

Kandungan pakan penuh nutrisi

Kandungan asam amino dan proteinnya adalah sumber nutrisi dan zat yang dibutuhkan oleh setiap hewan ternak untuk tumbuh sehat dan kuat. Nutrisi tersebut tidak hanya baik untuk ayam, namun juga ikan, dan hewan peliharaan rumah lainnya seperti burung, iguana, tokek, dan sebagainya. Tidak hanya asam amino dan protein, maggot BSF juga mengandung protein sebesar 40%.

“Produk kami ada yang dioven untuk penghobi ikan koi dan arwana. Dia cepat menumbuhkan pigmen warnanya karena kadungan asam amino dan kandungan lemak hewaninya,” jelasnya.

Namun, tak puas sampai disitu , Hendra saat ini mencoba mengolah ulat Maggot BSF menjadi sesuatu yang dapat dikonsumsi manusia yakni diolah menjadi peyek. Ulat Maggot BSF yang diolah menjadi peyek berbeda dengan ulat Maggot BSF yang ia jadikan sebagai pakan ikan ataupun ungas. Jika ulat Maggot BSF untuk ikan dan ungas diberi makan sampah organik, maka ulat Maggot BSF yang diolah menjadi peyek diberikan makan buah-buahan dan ampas tahu. Hendra menyebutkan “Great Food”.

“Tingkatan makanannya beda, itu great food namanya. Bukan dari limbah rumah,” ujar Hendra.

Saat ini, lanjut Hendra, ia sudah ada memproduksi peyek berbahan dasar ulat Maggot BSF namun belum ia pasarkan dan hanya menjadi konsumsi pribadi.

  • Bagikan