Asal Usul Kemunculan Bunga dan Terciptanya Simbiosis Mutualisme

  • Bagikan
Sumber foto: memeflorist.com

Mediatani – Jika kalian sudah belajar biologi sejak sekolah dasar, kalian tentu sudah pernah mendengar atau mempelajari tentang berbagai macam jenis simbiosis.

Salah satu dari simbiosis tersebut adalah simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan. Contoh simbiosis mutualisme yang paling sering kita dengar adalah hubungan antara bunga dan lebah.

Keduanya saling mengandalkan satu sama lain. Bunga membutuhkan lebah pun juga sebaliknya. Lantas timbul pertanyaan, kira-kira mana diantara keduanya yang tercipta lebih dulu, bunga ataukah lebah?

Munculnya bunga di Bumi

Lanskap bumi terlihat jauh berbeda sekitar 140 juta tahun yang lalu. Terdapat pterosaurus yang beterbangan di langit, bahkan ada pula mamalia kecil misalnya tikus di tanah dan dinosaurus.

Sulit membayangkan jika dunia tidak dihiasi bunga-bunga. Diperkiraan pertama kalinya tumbuhan berkoloni di tanah sekitar 450 juta tahun lalu.

Tetapi, sekitar tiga ratus juta tahun, pada awalnya tidak satu pun bunga yang berhasil ditemukan pada saat itu. Tumbuhan hanya terbatas pada beberapa jenis saja seperti pakis, ginkgo, tumbuhan runjung dan sikas.

Sementara itu, di waktu yang sama, diketahui sudah banyak terdapat serangga yang bahkan masih bisa dijumpai hingga di zaman sekarang, kecuali lebah. Pada waktu itu, lebah belum ada.

Kemudian, di awal periode Kapur (Cretaceous), tiba-tiba mendadak terjadi hal yang menakjubkan. Seketika bunga-bunga pun mulai bermunculan dimana-mana.

Hingga saat ini, terdapat sekitar tiga ratus hingga lima ratus ribu spesies dari tumbuhan berbunga atau angiospermae, yang terdiri dari sembilan dari setiap sepuluh tanaman di bumi. Kehadiran beberapa bunga pada cabang pohon kehidupan ini kemudidan menjadi sangat penting.

Simbiosis mutualisme antara bunga dan lebah

Beragam jenis tanaman telah mengembangkan masing-masing caranya untuk bertukar sel reproduksi dengan pasangannya yang jauh. Salah satunya tanaman Runjung.

Sebagai tanaman yang tidak memiliki bunga, Runjung hanya mengandalkan angin untuk membantunya bereproduksi, dimana angin menerbangkan serbuk sari. Meski demikian, mengandalkan angin ternyata kurang efisien, karena kadang kala bisa berhasil atau gagal.

Bunga merupakan salah satu organ yang sangat penting pada tanaman. Bunga merupakan organ reproduksi tanaman untuk berkembang biak.

Sehingga, untuk meningkatkan kemungkinan reproduksi dengan tanaman lain, kelompok angiospermae memiliki cara tersendiri yaitu dengan bersimbiosis mutualisme bersama serangga.

Tetapi, simbiosis mutualisme ini merupakan hal baru yang dimulai sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sebagai contoh Pohon Magnolia yang merupakan salah satu spesies tanaman berbunga tertua bahkan masih ada hingga saat ini, tidak menghasilkan nektar di bunganya.

Namun sebaliknya, serangga semisal kumbang membutuhkan atau mencari serbuk sari (pollen). Serbuk sari dinilai lebih dari sekadar bahan genetik tanaman sebab sangat bergizi.

Serangga penyerbuk paling awal, perlahan mulai menghampiri kemudian memakan serbuk sari dan setelah itu serangga lalu menjatuhkan beberapa sisa makanannya di sepanjang jalan.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version