Begini Cara Rawat Tanaman Lidah Buayamu agar Tumbuh Banyak

  • Bagikan
Budidaya Lidah Buaya

Mediatani – Tanaman Lidah Buaya atau Aloe Vera merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di dunia. Tanaman ini pun mudah ditemui di negara mana pun, termasuk Indonesia.

Lidah buaya juga diketahui memiliki berbagai khasiat, khususnya untuk kulit dan rambut. Gel lidah buaya berfungsi menutrisi kulit dan rambut, melembapkan kulit, mengatasi iritasi dan kemerahan kulit, mengobati luka bakar dan jerawat, menghaluskan rambut, hingga mengatasi sembelit.

Maka dari itu, tak heran kalau berbagai produk kecantikan menggunakan lidah buaya sebagai kandungan utamanya.

Lantaran kandungan itu, tanaman yang memiliki bentuk unik dan duri di bagian tubuhnya ini juga banyak ditanam orang sebagai tanaman obat.

Apalagi, ditambah lidah buaya merupakan tanaman yang mudah ditanam dan tidak memerlukan banyak perawatan.

Bisa diletakkan di mana pun, tanpa harus memakan banyak tempat.

Nah, kalau begitu, lantas bagaimana cara menaman dan merawat lidah buaya?

Simak cara menamam dan merawat tanaman lidah buaya di bawah ini yang dilansir dari laman Kompas.com.

Tanam di Luar Ruangan

Pada dasarnya, lidah buaya ialah tanaman yang hidup di daerah panas. Untuk itu, jika kamu tinggal di daerah tropis, sebaiknya memelihara lidah buaya di luar ruangan, ya.

Sebab, suhu dingin dapat mematikan daun. Selain itu, tanah yang membeku juga dapat mematikan akar dan tidak ada tunas baru yang akan tumbuh.

Pilih tempat yang memiliki sistem drainase yang baik. Kamu pun tidak perlu menyiram lidah buaya sesering mungkin atau setiap hari, kecuali pada musim kemarau.

Jika sudah berbulan-bulan tidak turun hujan, kamu dapat menyiram lidah buaya dengan cukup air serta biarkan tanah mengering kembali.

Tanam Tunas Baru di Pot Berbeda

Merawat tanaman lidah buaya terbilang mudah dan praktis. Lidah lidah buaya akan menghasilkan tangkai bunga kecil berbentuk lonceng yang tumbuh dari waktu ke waktu.

Setelah tangkai itu berhenti mekar, kamu bisa loh memotong batang dari pangkalnya. Tanaman lidah buaya juga menghasilkan tunas baru yang lebih kecil.

Tunas ini mudah untuk diperbanyak atau dikembangbiakan.

Caranya, ambil salah satu dari tunas kecil, buang kotorannya, dan singkirkan akar dari berbagai tanaman.

Setelah itu, tanam kembali tunas tersebut ke dalam pot secara terpisah. Perlu diingat bahwa selama lidah buaya dalam kondisi sehat, ia akan terus menghasilkan lebih banyak tunas baru.

Menafaatkan Gel Lidah Buaya

Selain tanaman hias, lidah buaya juga dikenal sebagai tanaman obat rumahan. Menurut Mayo Clinic, gel lidah buaya berkhasiat mempersingkat penyembuhan luka bakar tingkat satu dan dua serta mempercepat proses penyembuhan luka.

Lidah buaya juga dapat membantu mengurangi jerawat dan kemerahan yang disebabkan oleh psoriasis ringan hingga sedang.

Namun, Mayo Clinic tidak menganjurkan mengonsumsi lidah buaya karena mengonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Untuk memanfaatkan gel lidah buaya dengan tepat, kamu dapat mengambil gel dari bagian tengah atau batang lidah buaya.

Kemudian kupas kulit, lalu ambil gelnya dan hancurkan. Oleskan pada bagian kulit yang membutuhkan perawatan atau mengalami luka serta jerawat.

Desa Katongan Jadi Desa ‘Aloe Vera’ Berkat Sosok Ibu Ini

Tumbuhan atau tanaman lidah buaya diketahui memiliki banyak manfaat bagi manusia. Khasiat tanaman dengan nama latin Aloe vera ini bahkan telah dikenal sejak ribuan tahun lalu.

Adapun beberapa khasiat lidah buaya itu, di antaranya mengobati sengatan matahari, mempercepat penyembuhan luka, mengatasi iritasi, melembabkan kulit, mencegah penuaan dini, hingga meningkatkan kekebalan tubuh.

Berangkat dari ide dan khasiat itu, seorang ibu di Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bernama Sumarni (54) berinisiasi mengajak ibu-ibu di desanya untuk membuka komunitas budi daya.

Yup! Selain karena memiliki manfaat yang luar biasa bagi tubuh, ide budi daya lidah buaya itu ternyata diniatkan Sumarni sebagai bentuk pemberdayaan ibu-ibu agar mandiri secara ekonomi.

Hal itu juga dilakukan karena sama halnya dengan desa-desa lain di Gunung Kidul, Desa Katongan juga didominasi oleh persawahan tadah hujan.

Maka dari itu, ibu-ibu di desa ini tak memiliki kegiatan lain selain merawat sawah di musim penghujan…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version