Bisnis Ikan Arwana Super Red Kian Moncer, Simak Penjelasan Para Pakar

  • Bagikan
Ikan arwana super red

Mediatani – Ikan arwana sejak dulu sudah menjadi primadona bagi para pecinta ikan hias air tawar atau pecinta ikan predator. Ikan primitif ini bahkan dijuluki sebagai raja ikan hias lantaran memiliki tubuh yang indah dan harga yang sangat tinggi.

Meski jenisnya sudah tersebar di berbagai negara, namun jenis ikan arwana ini yang paling banyak dicari sebagian besar berasal dari Asia Tenggara.

Ada beragam jenis arwana yang terdapat di Indonesia, yakni arwana papua (Scleropages jardini), arwana Australia (Scleropages leidcharti), arwana super red, arwana red banjar, arwana red tail golden, green arwana (Scleropages formosus).

Ketua tim pengelolaan ikan arwana Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Rendy Ginanjar S.Pi, M.Sc, menjelaskan bahwa ikan arwana super red merupakan spesies yang menjadi fokus riset BRBIH saat ini.

Rendy menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara pada webinar ‘Arwana Talk’ yang digagas oleh Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR dan BRBIH Depok, Senin (9/8/2021).

Riset tersebut dilakukan karena harga arwana super red ini sangat menarik. Selain itu, ikan ini secara fisik memiliki penampilan yang gagah dan sifatnya cukup agresif. Hal itu membuat ikan tersebut dianggap sebagai komoditas ikan hias yang penting.

Dilansir dari laman resmi KKP.go.id, pada tahun 2018 tercatat ada sebanyak 4.058 ekor ikan arwana super red yang terjual dengan harga total lebih dari 10 miliar rupiah.

Sedangkan pada tahun berikutnya, arwana super red yang terjual sebanyak 2.360 ekor dengan harga total sebesar 2,5 milyar rupiah. Meski demikian, ikan ini telah dinyatakan berstatus terancam karena maraknya penangkapan dan perubahan lahan serta kualitas lingkungan yang menurun.

Rendy juga menjelaskan bahwa ikan arwana super red memiliki keterkaitan dengan mitologi etnis Tionghoa. Pemeliharaan ikan arwana yang dilakukan dengan baik dipercaya akan membawa keberuntungan dan kebaikan bagi pemiliknya.

“Oleh karena itu, ikan ini sangat laku di negara yang banyak etnis Cina, terutama di daerah Cina,” terangnya.

Ikan arwana termasuk ikan yang cukup susah dan memakan waktu lama untuk dibudidayakan. Dibutuhkan waktu 2-4 tahun untuk menunggu pematangan seksual atau alat kelamin dari bentuk telur hingga dewasa. Jumlah telur yang dihasilkan juga relatif sedikit, berkisar hanya 20 hingga 90 butir telur saja.

Belum lagi proses pengeraman telurnya yang juga membutuhkan waktu yang sangat lama, yakni umumnya berkisar 50 hari. Selain itu, proses identifikasi juga menjadi kendala penting lainnya karena jenis kelamin jantan dan betina yang cukup sulit untuk dibedakan.

Darmawan Setia Budi S.Pi., M.Si, salah satu dosen FPK UNAIR, mengutarakan bahwa proses pemijahan ikan arwana secara alami hanya terjadi pada Juli dan November. Namun, pemberikan nutrisi yang cukup bisa membuat ikan arwana melakukan pemijahan di luar musim tersebut.

Darmawan juga menjelaskan, waktu pengeraman telur ikan arwana juga dapat dipercepat dengan memindahkan telurnya pada inkubator. Cara itu dilakukan agar indukan dapat melakukan proses reproduksi selanjutnya.

“Sehingga dapat mengatasi jumlah keterbatasan induk, jadi proses reproduksi selanjutnya dapat berjalan lebih cepat,” ungkapnya pada acara ‘Arwana Talk’ (9/8/2021).

Darmawan juga mengenalkan teknologi rekayasa produksi yang dapat dilakukan pada ikan arwana untuk mendapatkan induk semang atau induk pengganti. Teknologi tersebut adalah transplantasi sel germinal.

Dengan cara tersebut ikan arwana super red yang sering mengalami masalah reproduksi dapat diatasi dengan menggunakan indukan pengganti berupa ikan arwana jenis lain yang mudah melakukan reproduksi.

“Jadi diambilnya jaringan dari ikan arwana super red yang dimasukkan (misal) ke arwana silver. Sehingga nantinya dapat dikembangkan ikan arwana silver yang bertelur ikan arwana super red,” pungkasnya.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version