Bupati Sragen Sebut Hama Tikus Jadi Problem Petani Setelah Ada Tol Solo-Sragen

  • Bagikan
jebakan tikus beraliran listrik
jebakan tikus beraliran listrik di Kabupaten Sragen (Foto: Solopos)

Mediatani – Pembangunan jalan tol Solo-Sragen ternyata tidak menyenangkan bagi petani. Pasalnya, setelah jalan tol sepanjang 35 km itu beroperasi, hama tikus menjadi ramai di persawahan.

“Saya menyadari hama tikus itu jadi problem bagi petani setelah ada jalan tol. Sebelum ada jalan tol, petani tak disibukkan denga hama tikus,” kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat menyerahkan bantuan alat mesin pertanian di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP), sebagaimana dilansir solopos.com, Rabu (29/12/2021).

Menanggapi peningkatan serangan hama tikus, petani di sekitar area tersebut banyak memasang jebakan tikus dengan menggunakan aliran listrik. Nahasnya, bukan hanya tikus saja yang terjerat tetapi hewan mamalia lain juga bahkan petani sendiri.

Dirangkum dari berbagai sumber, sejak 2019 hingga saat ini, tercatat sedikitnya ada 21 warga Sragen yang akhirnya meregang nyawa akibat tersengat jebakan tikus beraliran listrik tersebut. Meski demikian, sebagian petani masih nekat menggunakan jebakan tikus beraliran listrik.

Hal tersebut menjadi pilihan utama petani karena telah jengah dengan keberadaan hewan pengerat itu. Sebagai langkah antisipasi, petani biasanya memberi penanda adanya jebakan tikus. Tanda dari petani adalah berupa lampu di tepi sawah yang tentunya dapat berpijar terang di malam hari.

Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati sebenarnya telah mengingatkan para petani untuk tidak memasang jebakan tikus yang beraliran listrik, mengingat sudah banyak petani yang menjadi korban.

Langkah pengendalian maraknya serangan hama tikus, Pemkab Sragen akhirnya membentuk tim patroli untuk menegur petani yang memasang jebakan tikus beraliran listrik. Tim patroli itu bertugas memberi teguran kepada petani yang masih nekat memasang jebakan tikus beraliran listrik.

Operasi oleh tim patrol akan dilakukan secara insindental. Tim patroli tersebut berisi personel gabungan dari beberapa instansi seperti Distan KP, PLN, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Polres Sragen. Dia menjelaskan menghilangkan nyawa orang lain secara sengaja atau tidak sengaja itu bisa masuk tindak pidana.

“Kalau masih nekat lagi diberi teguran keras, ada surat peringatan 1, 2, dan seterusnya. Semua itu dilakukan supaya petani sadar. PLN sebenarnya tidak pernah memberi izin penggunaan listrik untuk jebakan tikus. Ayo tidak pasang jebakan tikus. Silakan tiru para petani di Celep yang membeli burung hantu. Mohon, jangan menggunakan listrik untuk jebakan tikus supaya tak ada lagi nyawa melayang,” pintanya.

Pernah Ditegur Gubernur

Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengaku mendapat teguran dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Teguran dilayangkan melalui pesan singkat Whatsapp. Pesan tersebut berisi berita online yang mengabarkan petani Sragen meninggal dunia akibat teresengat jebakan tikus beraliran listrik.

“Pesannya hanya singkat. Kok masih ada ya? Kemudian saya jawab bahwa Sragen sudah melakukan sosialisasi ke desa-desa tetapi masih ada korban yang tersetrum,” aku Yuni.

Sementara itu, Camat Sidoharjo, Sragen, Agus Tri Pranoto, mengakui sudah ada patroli jebakan tikus di wilayahnya. Tim patroli menggandeng aparat dari Polsek dan Koramil Sidoharjo. Selain itu, tim patrol tersebut juga sering menggelar rapat koordinasi dengan para kepala desa se-Kecamatan Sidoharjo untuk sosialisasi.

“Kami sering mengimbau para petani agar tidak pasang jebakan tikus. Kalau masih ada petani yang nekat itu delikan [sembunyi-sembunyi]. Kemudian dilepas ketika ada operasi patroli. Kami juga ada gerakan gropyokan tikus secara rutin. Mudah-mudahan masyarakat sadar bahaya strum,” jelasnya.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version