Pemkab Mamasa dan Unsulbar Kolaborasi Kembangkan Kopi Mamasa ke Pasar Global

  • Bagikan
Dekan Fapertahut Unsulbar didampingi Unit Kerjasama Fapertahut Unsulbar melakukan kunjungan kerja dan audiens dengan Bupati Mamasa di Rujab Bupati Mamasa, pada Senin (25/10).
Kunjungan kerja Fapertahut Unsulbar bersama Bupati Mamasa ke UKM Mika Pokiringan Bombong Mamasa

Mediatani – Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Sulawesi Barat (Fapertahut Unsulbar) membangun kerjasama dengan pihak pemerintah Kabupaten Mamasa untuk melakukan pengembangan kopi yang selama ini menjadi komoditas unggulan di daerah tersebut.

Hal ini diketahui saat Dekan Fapertahut Unsulbar, Prof. Dr. Ir. Kaimuddin, MSi, didampingi Ketua Unit Kerjasama Fapertahut Unsulbar Dr. Arman Amran, SP. MP melakukan kunjungan kerja dan audiensi dengan Bupati Mamasa Dr. H. Ramlan Badawi, MH pada Senin (25/10).

Kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Mamasa ini bertujuan untuk memperkuat daya dukung dan daya saing Kopi Mamasa di sektor agribisnis.

Pada pertemuan tersebut, Kadis Pertanian Mamasa beserta pejabat terkait dan salah seorang pengurus Kadin Sulbar Ir. Muhsin Husain membuat rancangan model kerjasama untuk perbaikan budidaya dan pemasaran Kopi Mamasa agar bisa menjangkau pasar dunia yang berkelanjutan.

Dekan Fapertahut Unsulbar, Prof. Kaimuddin mengatakan Kabupaten Mamasa adalah wilayah potensial penghasil kopi di Sulawesi Barat. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan masyarakat Mamasa berharap Kopi Mamasa bisa memiliki branding, karena dinilai memiliki kualitas dan rasa yang tidak diragukan lagi.

Menurutnya, selama ini kopi tersebut masih kurang dipromosikan, sehingga perguruan tinggi Unsulbar khususnya Fakultas Pertanian dan Kehutanan berupaya mendorong Kopi Mamasa agar dapat dikenal secara luas.

Dekan Fapertahut Unsulbar Prof. Dr. Ir.Kaimuddin, M.Si didampingi Ketua Unit Kerja Sama Fapertahut, Dr. Arman Amran, SP. MP. Bersama Bupati Mamasa, Dr. H. Ramlan Badawi, MH. di Rujab Bupati Mamasa (25/10/2021)
Dekan Fapertahut Unsulbar Prof. Dr. Ir.Kaimuddin, M.Si didampingi Ketua Unit Kerja Sama Fapertahut, Dr. Arman Amran, SP. MP. Bersama Bupati Mamasa, Dr. H. Ramlan Badawi, MH. di Rujab Bupati Mamasa (25/10/2021)

“Namun, kita tidak melupakan hulunya yaitu petani. Sebaiknya petani bukan menjadi pemenang di rumah sendiri, tapi menjadi pemain kunci. Sehingga harus ada upaya agar (petani) berdaya dan memperhatikan kesejahteraan petani,” ujarnya kepada mediatani.co, Kamis (28/10).

Menurut Kaimuddin, kondisi geografis di Kabupaten Mamasa sangat baik untuk budidaya kopi. Karena itu, potensi tersebut harus dimanfaatkan dengan baik demi meningkatkan keuntungan yang komparatif.

Sebagai salah satu langkah membuat Kopi Mamasa mendunia, Ketua Dekopi Sulselbar diberi mandat oleh Kedubes RI di Kairo Mesir untuk memfasilitasi ekspor kopi Sulselbar ke Mesir yang pada tahap awalnya membutuhkan jenis kopi robusta.

Sementara itu, Bupati Mamasa menyambut baik kunjungan tim Fapertahut Unsulbar dan Dekopi Sulselbar serta Kadin Sulbar ke Mamasa yang telah mencurahkan ide dan solusi untuk meningkatkan daya dukung dan daya saing Kopi Mamasa di pasar nasional dan pasar dunia.

Setelah melakukan pertemuan dengan Bupati, tim melanjutkan kunjungannya ke Industri Kecil Menengah (IKM) Mika Pokiringan Bombong Mamasa. IKM ini merupakan juara kontes citarasa kopi robusta 2021 tingkat nasional.

Bidang Kerjasama Fapertahut Unsulbar Dr. Arman Amran menjelaskan, kerjasama ini bukan hanya berfokus pada programnya saja, namun lebih kepada pembinaan pada petani kopi di Kabupaten Mamasa.

“Dibutuhkan pengembangan kopi berbasis konservasi. Selain itu, perlu perbaikan di sektor hulu dan budidaya sampai sektor hilir hingga pemasaran serta mendorong ekspor luar negeri. Tahun depan kita berencana untuk ekspor kopi robusta ke Mesir,” katanya.

Selain itu, tambah Arman, perlu adanya kerjasama atau pengembangan program belajar Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui program tersebut, nantinya akan ada mahasiswa yang ditempatkan sebagai peneliti terpadu atau pendamping petani kopi di Mamasa.

“Semua stakeholder harus kerja kolektif bukan hanya Dinas Pertanian saja, namun melibatkan Dinas Pariwisata. Sehingga Kabupaten Mamasa ke depan bisa dijadikan sebagai ikon wisata di Sulawesi Barat. Target ekspor juga sebaiknya diperluas lagi, bukan hanya di Mesir saja,” pungkasnya.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version