Pemuda Kotamobagu Raup Jutaan Rupiah dari Bisnis Bibit Alpukat

  • Bagikan

Mediatani – Manfaat buah alpukat sudah tidak diragukan lagi. Banyaknya kandungan vitamin seperti vitamin A, K, C, E, B6, thiamin, riboflavin dan niacin serta vitamin B1, B2, dan B3 membuatnya sangat baik untuk kesehatan dan kecantikan.

Selain kandungan vitamin dan nutrisi yang kaya, rasa yang dimiliki oleh buah alpukat ini juga sangat lezat. Wajar saja jika semakin banyak orang yang ingin mengkonsumsinya, terutama orang yang sedang diet.

Bahkan saat ini, permintaan akan buah yang satu ini cukup tinggi untuk diolah kembali menjadi berbagai produk, baik bahan baku kosmetik maupun berbagai olah minuman. Tingginya jumlah permintaan pasar, menjadi peluang usaha yang memberikan keuntungan besar.

Salah satu usaha yang mengembangkan bisnis tanaman alpukat ini berada di Kota Kotamobagu. Usaha tersebut dijalankan oleh Akbar Damopolii warga Kelurahan Motoboi Kecil. Dengan usaha budidaya berbagai tanaman termasuk bibit alpukat, pemuda berusia 28 tahun ini mampu mendapatkan hasil jutaan rupiah per bulan.

“Jenis tanaman yang banyak di pesan para pembeli, salah satunya tanaman alpukat okulasi. Yang saya tanam ada beberapa jenis, ada Aligator dan Miki, untuk sebulan omset dari penjualan bibit ini 8 sampai 10 juta,” kata Akbar dikutip dari Detiksulawsi. com.

Akbar mengungkapkan, para pembeli tidak hanya berasal dari Kota Kotamobagu saja. Bahkan dari luar provinsi Sulawesi Utara.

“Rata-rata bibit yang saya tanam sekarang ini sudah di pesan terlebih dahulu oleh pembeli. Ada yang dari wilayah Bolmong Raya ada juga dari Gorontalo dan Sulawesi Tengah,” ungkap alumni STM Cokroaminoto jurusan Otomotif itu.

Akbar mengatakan bibit pohon alpukat yang ia kembangkan ini memiliki kualitas yang baik ketika sudah berbuah nanti. Selain ukurannya besar, buah yang dihasilkan juga memiliki rasa yang enak. 

“Selain itu, kita juga tidak perlu menunggu terlalu lama tanaman ini berbuah,” tambahnya.

Namun, ia hanya mampu menyiapkan hingga 5000 pohon tanaman alpukat dalam sekali semai. Hal tersebut disebabkan, karena sulitnya mendapatkan biji alpukat, dan proses sambung pucuk atau okulasi yang harus menunggu waktu yang cukup lama.

“Biji Alpukat biasanya saya beli dari cafe atau restauran. Setelah semai, dibutuhkan lagi waktu 6 bulan baru bisa dilakukan proses okulasi. Setelah itu selesai menunggu lagi waktu satu hingga dua bulan untuk siap tanam,” ujarnya. 

Tak hanya Alpukat, akbar juga mengaku melakukan budidaya tanaman kakao, durian okulasi dan beberapa komoditas tanaman lainnya. Untuk para pembeli bisa langsung ke kediamannya atau melalui WhatsApp 085343973206.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version