Mediatani – Jika Sobat Mediatani adalah seorang penjual sayur atau buah, mungkin sudah biasa melihat bahan pangan tersebut mengalami pembusukan. Jika tidak bisa mengendalikan pembusukan ini, tentu hal ini akan sangat merugikan dari segi finansial.
Alih-alih membatasi barang yang dijual, lebih baik cari tahu penyebabnya. Oleh karena itu, mengetahui proses pembusukan buah dan sayur memang sangat penting..
Pembusukan pada buah dan sayur dapat terjadi jika keduanya telah dipetik atau dicabut dari tempat asalnya. Perlu diketahui bahwa 90% kandungan sayuran dan buah terdiri dari air. Jadi, jika sayur dan buah dicabut dari pohonnya, maka aliran air yang menjadi sumber asupan utamanya akan terputus.
Proses Pembusukan Buah dan Sayur
Ada berbagai faktor yang menyebabkan cepat atau tidaknya buah dan sayur mengalami proses pembusukan. Hal ini dapat diawali dari proses penanaman ketika petani menyemai, memupuk, merawat, menyiram sampai menunggu selama berbulan-bulan (untuk jenis sayuran) dan bertahun-tahun (untuk jenis buah-buahan).
Setelah itu, pembusukan juga bisa terjadi saat proses pemetikan, pengemasan, pengiriman, sampai penjualan yang dilakukan oleh para pedagang. Lalu, apa saja akar penyebab permasalahan pembusukan pada sayur dan buah? Cari tahu info detailnya di bawah ini:
1. Proses Pembibitan
Faktor yang pertama yaitu karena petani tidak mengambil bibit unggul. Dalam hal ini, petani kurang cermat dalam menentukan bibit yang terbaik dan memilih secara asal-asalan. Alhasil, pertumbuhan dan perkembangan dari buah dan sayur yang ditanam tidak bisa maksimal. Sehingga, hal ini bisa memicu mudahnya terjadi pembusukan pada sayur atau buah-buahan.
2. Serangan Hama
Ada banyak hama atau penyakit yang berpotensi mengganggu tumbuh-kembang tanaman, terutama saat memasuki proses pembuahan. Hama serangga yang sering menjadi penyebab terjadinya pembusukan dari dalam yaitu lalat buah berbentuk larva.
Dalam prosesnya, lalat ini akan menyerang tumbuhan hortikultura atau tanaman pohon selama masa pembungaan. Ketika hinggap di bunga, lalat ini sekaligus akan meletakkan telurnya di putik.
Sehingga, secara tidak sengaja telur tersebut akan masuk ke dalam buah dan tumbuh sejalan dengan besarnya buah atau sayur tersebut. Pada akhirnya, larva ini akan bertumbuh dan menjadikan daging buah atau sayur sebagai sumber makanannya.
3. Serangan Mikroorganisme
Proses pembusukan yang selanjutnya dapat terjadi karena serangan mikroorganisme. Kuman dapat merusak buah atau sayur secara perlahan-lahan. Hingga akhirnya menyebabkan pembusukan buah atau sayur secara masif.
Beberapa jenis bakteri yang patut diwaspadai yaitu Botryodiplodia theobromae penz, Erwinia carotovora, dan lain sebagainya.
4. Proses Pemilihan Pupuk
Pupuk adalah salah satu unsur penting yang diperlukan oleh petani untuk menumbuh-kembangkan tanamannya. Lalu, apa jadinya jika pupuk yang digunakan justru malah merusak hasil panen?
Harus diakui bahwa petani benar-benar memerlukan pupuk untuk meningkatkan daya tahan tanamannya. sehingga, meskipun ada serangan dari virus, hama, atau kuman, maka semuanya dapat dikendalikan dengan baik.
Pupuk yang baik digunakan untuk menyuburkan tanaman adalah jenis pupuk yang tidak lagi berbau kotoran atau sampah. Sebaliknya, pupuk tersebut menimbulkan aroma seperti tanah.
Selain itu, pupuk yang baik memiliki suhu yang stabil. Hal ini dapat diketahui jika pupuk tersebut disentuh, maka akan terasa dingin di tangan.
5. Proses Pemetikan
Proses pemetikan buah atau sayur yang tidak hati-hati dapat mengakibatkan luka atau cacat pada kulit buah. Seperti yang diketahui bahwa kulit memiliki fungsi sebagai pelindung pada bagian lembut di dalamnya. Fungsi ini layaknya tameng bagi seorang polisi di medan perang.
Jadi, ketika proses pemetikan tidak dilakukan dengan hati-hati, maka kerusakan pada kulit buah dan sayur bisa mempercepat tahap pembusukan. Selain itu, pemetikan yang terlalu awal atau terlalu lambat juga dapat menjadi faktor terjadinya pembusukan.
Pemetikan sayur dan buah yang terlalu awal menandakan bahwa produk tersebut terlalu muda. Begitu pula dengan pemetikan buah atau sayur yang terlalu lambat menandakan bahwa produk tersebut terlalu masak.
Proses pematangan yang tidak seimbang akan membuatnya rentan mendapat serangan mikroorganisme. Hal ini dapat terjadi selama proses distribusi maupun transportasi. Oleh karena itu, proses yang satu ini membutuhkan pengalaman yang mumpuni.
6. Proses Pengemasan
Proses pembusukan buah dan sayur yang berikutnya dapat terjadi selama proses pengemasan atau packing. Teknik pengemasan buah dan sayur tentu berbeda dengan teknik pengemasan produk lainnya.
Pengemasan buah dan sayur perlu dilakukan dengan hati-hati. Seperti yang kita tahu, sekalipun buah dan sayur sudah dipetik dan dikemas, namun mereka tetap mempunyai klorofil yang masif untuk berespirasi. Saat zat hijau pada daun berkontak dengan udara luar, maka oksigen yang dimilikinya akan berubah menjadi H2O. Kondisi ini tentunya akan merugikan pihak distributor karena berpotensi menyebabkan sayur dan buah lebih cepat membusuk.
Itulah yang menyebabkan beberapa distributor buah dan sayur melakukan transportasi dengan bungkusan plastik yang ketat untuk mencegah adanya kontak dengan udara. Bahkan, terkadang buah dan sayur juga dikemas dalam kantong hampa udara agar tidak mudah mengalami pembusukan.
7. Proses Penyimpanan
Tempat penyimpanan sayur dan buah yang tidak efektif dapat mempercepat proses pembusukan komoditas ini.
Oleh karena itu, Sobat Mediatani perlu memastikan apakah wadah yang digunakan untuk menyimpan sayur dan buah sudah steril alias bebas bakteri dan jamur. Semakin baik tempat penyimpanannya, maka sayur dan buah dapat semakin tahan lama.
—
Setelah mengetahui penjelasan di atas, ternyata proses pembusukan buah dan sayur dapat terjadi di segala tahapan, mulai dari pembibitan sampai penyimpanan. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dan kecermatan agar buah dan sayur dapat aman dan sehat sampai ke tangan konsumen.