Rektor IPB Ajak Akademisi Inovasikan Pakan Ternak dari Rumput Laut dan Limbah Sawit

  • Bagikan
ILUSTRASI. Pakan ternak

Mediatani – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mendorong para peneliti dan perguruan tinggi untuk menghasilkan inovasi pakan ternak yang berasal dari rumput laut maupun limbah sawit. Langkah ini dikatakannya, dalam upaya mencapai kedaulatan pakan ternak di Indonesia.

Sebagaimana dikutip mediatani.co Sabtu (6/3/2021), dari situs republika.co.id, Arif Satria dalam webinar tentang pakan yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (4/3/2021) menuturkan bahwa ketersediaan pakan saat ini masih menjadi persoalan di industri peternakan. Sebagian besar bahan bakunya sendiri masih impor, sementara kebutuhannya sangat krusial.

Dia mengatakan bahwa komponen pakan ternak merupakan salah satu komponen paling besar dalam industri peternakan dan budidaya. Arif memberi contoh, misalnya, pada budidaya perikanan komponen pakan mengambil porsi 60 persen dari biaya produksi.

“Pakan ternak ini sesuatu yang sangat penting, memiliki andil yang sangat besar. Kalau pada budidaya perikanan 60 persen komponennya adalah pakan, begitu juga di peternakan, komponen itu pun sangat besar sekali. Oleh karena itu kita cari alternatif pakan dengan kualitas tinggi dan juga harga yang terjangkau,” kata dia, menjelaskan.

Arif mengungkapkan bahwa hasil penelitian terbaru dari Amerika Serikat pula menyebutkan bahwa komoditas rumput laut bisa dijadikan sebagai sumber pakan ternak alternatif.

Menurutnya, potensi rumput laut menjadi pakan ternak itu harus diteliti lebih dalam lagi oleh para peneliti dan perguruan tinggi di Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan pakan.

Dia menyebut, Indonesia berpotensi memiliki sumber alternatif pakan ternak yang murah. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara produsen rumput laut terbesar di dunia.

Pada saat ini saja, produksi rumput laut dari Indonesia sebagian diimpor untuk kebutuhan pangan dan juga kosmetik, namun belum dikembangkan untuk kebutuhan pakan ternak.

“Rumput laut salah satu opsi yang patut dipertimbangkan untuk menjadi pakan. Butuh riset lebih mendalam, dan itulah pentingnya peran perguruan tinggi untuk didorong membuat riset yang menghasilkan material baru untuk support kedaulatan pakan,” kata Arif.

Selain rumput laut, Arif pula menyebutkan bahwa limbah kelapa sawit pun dapat diolah menjadi bahan baku pakan ternak dan gula. Dia menilai, alternatif sumber pakan dari limbah sawit ini sangat berpotensi mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia.

Menurut Arif, Indonesia bisa menerapkan prinsip zero waste dalam produksi dan pengolahan produk kelapa sawit yang mana, selain sebagai bahan baku minyak goring, juga bisa menjadi bahan baku pakan ternak.

“Inilah prinsip zero waste yang bisa kita optimalkan, sehingga kita bisa wujudkan swasembada daging, mewujudkan kedaulatan pakan, sehingga kita tidak lagi tergantung dari komponen impor yang saat ini jumlahnya sangat besar,” kata Arif.

Di samping itu, mediatani.co sebelumnya juga telah menayangkan perihal bagaimana membudidayakan serangga khususnya rayap sebagai salah satu pakan ternak burung.

Budidaya serangga yang satu ini belum banyak yang mengetahuinya. Mungkin saja disebabkan proses budidaya yang masih kurang, sehingga  banyak dari kita juga yang belum menghasilkan kualitas yang baik.

Maka dari itu dibutuhkan perencanaan secara matang dan keperluan apa saja yang dibutuhkan serta bagaimana dalam pemasarannya dengan melihat perkembangan di daerah masing-masing. Berikut beberapa langkah-langkah dalam budidaya rayap yang dikutip, Senin (1/3/2021) dari situs kebun.co.id.

Pemilihan Lokasi Budidaya Rayap

Hal yang pertama dilakukan ialah kamu harus pastikan perihal pemilihan lokasi yang sesuai dan strategis. Serangga rayap sendiri tak memerlukan tempat yang beralas bagus namun pastikan ada sesuatu hal yang dapat mengundang koloni tersebut.

Panduan lengkapnya bisa kamu baca dengan klik di sini. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version