Yang Harus diperhatikan dalam Budidaya Jamur Tiram

  • Bagikan
Budidaya Jamur Tiram

Mediatani – Rasanya yang lezat dan memiliki kandungan gizi yang cukup bermanfaat, menjadikan jamur tiram putih oleh masyarakat sebagai makanan yang layak dikonsumsi. Hal tersebut menjadikan permintaan pasar akan jamur tiram semakin meningkat, bukan hanya dari dalam Negeri tetapi juga permintaan dari luar Negeri yang masih sangat besar peluangnya.

Selain itu, cara budidaya jamur tiram ini mudah dan dapat dilakukan sepanjang tahun dan tidak memerlukan lahan yang luas. Jamur tiram cukup toleran terhadap lingkungan dan dapat dijadikan sebagai pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Diversifikasi produk jamur tiram cukup banyak dibuat dalam bentuk segar, kering, kaleng, serta diolah menjadi keripik, pepes, tumis, dan nugget.

Di alam liar, jamur tiram merupakan tumbuhan saprofit yang hidup dikayu kayu lunak dan memperoleh bahan makanan dengan memanfaatkan sisa-sisa bahan organik. Jamur tiram termasuk termasuk tumbuhan yang tidak berklorofil (tidak memliliki zat hijau daun) sehingga tidak bisamebgolah bajan makanan sendiri.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, jamur tiram sangat tergantung pasa bahan organik yang diserap untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi utama yang dibutuhkan jamur tiram adalah sumber karbon yang dapat disediakan melalui berbagai sumber seperti sebuk kayu gergajian dan berbagai limbah organik lain.

Kondisi lingkungan

Jamur tiam seperti halnya tanaman lain yang dibudidayakan, memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai agar dapat tumbuh optimal. Kondisi lingkungan tersebut antara lain suhu, derajat kemasaman, kelembaban ruangan, cahaya serta konsentrasi karbondioksida dan oksigen.

Suhu

Pada umumnya jamur akan tumbuh pada kisaran temperatur antara 22 – 28º untuk daerah Bandung, misal siang hari dalam ruangan, kisaran temperatur tersebut dapat dicapai, demikian juga untuk dataran rendah (misal: Jakarta), dengan temperatur di atas 28°C pada siang hari masih dapat tumbuh walaupun agak terhambat dan hasil terbatas.

Suhu pertumbuhan jamur tiram pada saat inkubasi lebih tinggi dibandingkan suhu pada saat pertumbuhan (pembentukan tubuh buah). Suhu inkubasi jamur tiram berkisarantara 22-28°C, sedang suhu untuk pertumbuhan berkisar antara 16-22°C.

Kelembaban Udara (RH)

Seperti halnya suhu, RH pertumbuhan jamur tiram pada saat inkubasi dan pembentukan tubuh buah juga berbeda. Pada saat inkubasi kelembaban yang dibutuhkan 60-80 %, sedang untuk pembentukan tubuh buah 80-90 %.

Pengaturan suhu dan RH dalam ruangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan air bersih kedalam ruangan. Namun, apabila suhu terlalu tinggi sedang RH terlalu rendah, maka primordia (bakal jamur) akan kering dan mati.

Cahaya

Pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya, misalnya cahaya matahari secara langsung. Intensitas cahaya yang diperlukan pada saat pertumbuhan sekitar 10 %. Cahaya merupakan factor yang sangat penting untuk pertumbuhan miselium, proses pembentukan dan pertumbuhan tubuh buah jamur.

Cahaya yang sangat kuat dapat menghambat pertumbuhan bahkan dapat menghentikan pertumbuhan. Efek cahaya juga dapat merusak vitamin yang dibentuk oleh jamur. Pada fase pertumbuhan generatif, cahaya

diperlukan untuk merangsang pembentukan calon tubuh buah, pembentukan tudung dan perkembangannya. Kekurangan cahaya akan menyebabkan pertumbuhan tangkai lebih panjang daripada ukuran normalnya dan pertumbuhan tudung kurang berkembang sehingga ukurannya lebih kecil dari normalnya.

CO2 dan O2

Miselium dari beberapa jenis Pleurotos tumbuh lebih cepat dengan peningkatan konsentrasi karbon dioksida sampai 22 %. Namun pembentukan tubuh buah akan terhambat pada konsentrasi karbondioksida yang tinggi.

Oksigen dibutuhkan untuk proses pembentukan dan pertumbuhan tubuh buah jamur. Jika kekurangan 02 atau terlalu banyak kadar karbondioksida di udara maka tangkai tubuh buah jamur akan tumbuh memanjang dan tudungnya menjadi kurang berkembang.

Kebutuhan Nutrisi

Selain kondisi lingkungan, faktor nutrisi juga diperlukan untuk pertumbuhan jamur tiram putih. Beberapa nutrisi tersebut, antara lain:

Sumber Karbon

Sumber karbon diperlukan untuk kebutuhan energi dan struktural sel jamur. Sumber karbon yang umum digunakan oleh jamur adalah karbohidrat (polisakarida, disakarida, monosakarida), asam organik, asam-asam amino, alkohol tertentu, komponen-komponen polisiklik dan produk natural seperti lignin. Dari semuanya yang terpenting adalah karbohidrat.

Kelompok gula monosakarida merupakan kelompok gula yang paling sering digunakan dengan jumlah sekitar 2 %. Sedangkan disakarida dan polisakarida merupakan kelompok gula yang lebih kompleks dan paling banyak terdapat di alam.

Sumber Nitrogen

Nitrogen sangat diperlukan oleh jamur untuk sintesis protein, purin, pirimidin, dankhitin (polisakarida penyusun utama kebanyakan dinding sel). Nitrogen sangat berperan untuk sintesa asam amino yang selanjutnya akan dipakai untuk membangun cairan protoplasma (cairan inti).

Selain itu, juga berperan sebagai komponen asam nukleat dan beberapa vitamin B, B2, dan lainnya). Sumber nitrogen dapat ditambahkan dalam bentuk amonium, nitrat, dan komponen-komponen nitrogen organik seperti pepton, urea, asam amino, protein atau peptida.

Vitamin

Vitamin adalah komponen organik yang berfungsi sebagai koenzim atau konstituen dari koenzim yang mengkatalis reaksi spesifik dan tidak digunakan sebagai sumber energi. Kebutuhan vitamin dipengaruhi oleh pH dan temperatur yang berkaitan dengan aktifitasenzim. Jamur membutuhkan dan mensintesis vitamin B yang larut air dan vitamin H (biotin).

Vitamin yang disintesis oleh jamur antara lain tiamin (B), biotin (H), piridoksin (B6), asam nikotinat, asampantotenat, riboflavin (B2), inositol, dan asam para aminobenzoat.

Mineral

Kebutuhan mineral jamur pada umumnya sama dengan tumbuhan. Mineral makro antara lain sulfur, fosfor, kalium, magnesium, sedang mineral mikro meliputi seng, besi, mangan, tembaga, dan molybdenum.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version