Pertumbuhan tanaman adalah sebuah proses berkembangnya organisme individu, dalam hal ini tanaman secara alami. Pertumbuhan merupakan suatu proses biologis dari serangkaian kejadian yang tak terlihat dan bertahap dalam organisme tersebut.
Pertumbuhan tanaman sendiri tak bisa berbalik (irreversibel terhadap sel, organ, atau keseluruhan tanaman.
Tanaman sendiri punya pertumbuhan yang indeterminan, yang berarti mereka punya kapasitas untuk terus bertumbuh tanpa henti. Pertumbuhan pada tanaman sendiri terjadi berdasarkan siklus musiman atau harian, tergantung jenisnya.
Informasi yang dibutuhkan tanaman untuk bertumbuh dan berfungsi dibawa oleh kromosom, yang berada di masing-masing nukleus sel. Semasa hidup tanaman, program genetik ini digunakan oleh tanaman untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman.
Namun informasi genetik dari kromosom tidak serta merta dapat digunakan. Ada serangkaian faktor yang diperlukan:
- Sinyal dari lingkungan
- Sinyal hormonal
- Faktor nutrisi
Seperti contoh, sel mesofil pada daun, dan sel akar memiliki semua informasi yang dibutuhkan di dalam nukleus untuk membuat klorofil. Namun sel daun lah yang membentuk kloroplas jika terpapar cahaya.
Bisa dibilang bahwa kemampuan bertumbuh memang dilakukan oleh kromosom, namun bagaimana bentuk dan ukurannya masih ditentukan oleh faktor eksternal alias lingkungan.
Faktor Internal Pertumbuhan Tanaman: Gen
Gen membawa kode genetik dalam bentuk basa nitrogen DNA dan RNA. Gen mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan karena tanpa gen, akan mustahil bagi sel untuk beraktivitas.
Bayangkan sel sebagai pekerja, dan gen adalah rancangan pekerjaan. Tanpa rancangan pekerjaan, maka pekerja tidak bisa bekerja, dan tidak tahu harus mengerjakan apa.
Gen sendiri adalah substansi pembawa sifat dari induk ke generasi penerusnya. Genetik bisa menentukan ciri dan sifat makhluk hidup. Pada tumbuhan, gen akan mempengaruhi tinggi tumbuhan, warna bunga yang muncul, atau rasa dan ukuran buah.
Bisa juga menentukan ketahanan terhadap hama, lama panen, kualitas hasil produksi, ukuran fisiologis, dan lain sebagainya.
Gen pada tumbuhan adalah faktor penting dalam pertumbuhan tanaman. Agar menciptakan tumbuhan yang lebih kuat dan berkualitas, maka yang perlu dimanipulasi adalah genetiknya. Tak heran, peneliti dari lembaga riset bekerja memanipulasi genetik pada tumbuhan, agar mampu menciptakan tumbuhan yang berkualitas, biaya produksi minim, namun hasilnya melimpah.
Meski faktor genetik sangat penting, namun faktor ini tak langsung menentukan keseluruhan nasib tumbuhan ke depannya. Ada persyaratan agar gen bekerja dengan maksimal, yaitu kondisi tanah, kecukupan nutrisi, temperatur, dan perlakuan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut.
Faktor Internal Pertumbuhan Tanaman: Hormon
Hormon adalah zat berperan mengendalikan berbagai fungsi tubuh. Meski jumlahnya sedikit, hormon dapat berpengaruh krusial dalam mengatur berbagai proses tumbuh kembang tumbuhan.
Hormon sendiri adalah senyawa kimia yang diproduksi dalam kadar kecil, yang secara keseluruhan akan mempengaruhi sel atau organ dari tumbuhan.
Pada tumbuhan sendiri ada beberapa hormon yang diproduksi: auksin, giberelin, sitokinin, absisat, dan gas etilen.
Masing-masing hormon memiliki tugas khusus, namun hormon ini juga bisa bekerja bersama hormon lain untuk melakukan proses pertumbuhan tanaman, seperti contohnya giberelin dan sitokinin bisa menstimulasi pembentukan biji, namun mempengaruhi juga pertumbuhan di area tumbuhan lain, sehingga jumlah, massa, dan volume dari sel tetap bertumbuh.
Hormon Auksin
Hormon auksin adalah senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA), yang merupakan hasil sekresi ujung tunas, ujung akar, daun muda, buah, bunga, dan kambium (pada tumbuhan berkambium).
Jika hormon auksin ini berada di pucuk tunas, maka hormon ini diangkut jaringan pembuluh menuju tunas, agar dapat tumbuh dan dapat melakukan proses pemanjangan sel-sel jaringan batangnya.
Hormon Giberelin
Hormon giberelin terletak pada buah dan biji saat masih berupa kecambah.
Hormon ini berperan dalam dominansi apikal, memanjangkan sel, membesarkan dan mematangkan buah, memekarkan bunga, serta distribusi nutrisi cadang makanan untuk biji. Giberelin pun ikut berpengaruh dalam membentuk akar tumbuhan, karena giberelin juga terdapat di bagian mersitematik akar.
Hormon Sitokinin
- Merangsang akar lebih cepat bertumbuh
- Merangsang pertumbuhan dan pelebaran daun
- Merangsang tumbuhnya tanaman ke arah samping dan merangsang pertumbuhan pucuk tanaman
- Merangsang aktivitas mitosis
- Membantu proses biji bertumbuh menjadi kecambah.
Asam Absisat
Pada titik tertentu, tumbuhan harus berhenti bertumbuh. Konsentrasi nutrisi harus disalurkan pada bunga atau buah. Hormon asam absisatlah yang melakukan tugas ini.
Asam absisat (ABA) adalah penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini diproduksi pada daun daun dewasa.
Asam absisat sendiri mempunyai peran sebagai berikut:
- Mempercepat absisi pada bagian tumbuhan yang mulai menua, seperti contohnya daun, buah, dan dormansi tunas.
- Memicu pengangkutan hasil fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong proses pembuatan protein cadangan.
- Mengatur tertutup dan terbukanya stomata, tergantung pada suplai air yang tersedia di tanah.
Gas Etilen
Etilen adalah gas yang dihasilkan oleh buah, saat buah tersebut sudah mulai menua. Fungsinya adalah agar buah tersebut menjadi matang.
Etilen inilah yang menyebabkan buah menjadi matang dan bisa dinikmati oleh makhluk lain.
Selain mematangkan buah, fungsi lain etilen adalah membantu pertumbuhan batang jadi lebih kuat dan kokoh, memacu pembungaan, serta mengatur rasio bunga jantan dan betina di tumbuhan tersebut.
Faktor Internal Pertumbuhan Tanaman: Enzim
Enzim pada tumbuhan adalah senyawa kimia yang berbentuk protein, dan didapat melalui proses sintesa protein dari sel. Enzim sendiri merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Ini karena enzim memiliki fungsi spesifik. Beberapa jenis enzim akan berpengaruh terhadap reaksi metabolisme dan biokimia pada tanaman.
Enzim itu terdiri dari apoenzim dan rangkaian gugus prostetik. Apoenzim merupakan bagian dari enzim yang tersusun dari protein. Gugus prostetik sendiri adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik bisa dikelompokkan menjadi dua: koenzim (tersusun atas bahan organik) dan kofaktor (tersusun atas bahan anorganik).
Enzim berperan secara spesifik dalam menentukan reaksi mana yang akan terjadi. Ribuan reaksi dapat terjadi, tanpa menghasilkan produk sampingan yang beracun untuk tanaman itu sendiri.