Harga Tembakau Turun, Petani Sumbing Kecewa

  • Bagikan

Mediatani.co —  Turunnya harga tembakau di akhir masa panen 2017 mendapat respon negatif dari kalangan petani di lereng Gunung Sumbing, di Desa Tanggulanom, Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Menurut Petani di Desa Tanggulanom, Kecamatan Selopampang, Jasiman, di Temanggung, Selasa, harga tembakau sangat baik terjadi ketika awal panen, yakni antara Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram.

Setelah itu naik lagi di pertengahan masa panen harga sudah menyentuh Rp100 ribu per kilogram.

“Tembakau petikan pertama hingga petikan keempat harganya masih cukup bagus. Paling tinggi tembakau saya dibeli Rp100 ribu per kilogram, tetapi hanya satu keranjang saja,” katanya.

Hal ini terjadi karena hujan yang terus turun pada akhir September lalu, harga tembakau terus turun. Harga tembakau yang sebelumnya mencapai Rp100 ribu per kilogram hanya dihargai Rp70 ribu.

Diwaktu yang lain, harga tembakau terus mengalami penurunan seiring dengan semakin tingginya intensitas hujan selama bulan Oktober 2017. Pada bulan November ini harga tembakau turun ke angka terendah, yakni sekitar Rp30 ribu per kilogram.

Petani menyebutkan saat ini dirinya masih mempunyai daun tembakau yang belum dirajang. Selain itu, dirinya juga mempunyai tembakau rajangan kering sebanyak sembilan keranjang yang belum laku dijual.

“Tembakau yang belum dirajang ada sekitar dua keranjang, yang sudah saya kemas masih ada sembilan keranjang. Kata orang yang saya titipi untuk menjualkan sampai sekarang belum laku,” katanya.

Miyoto, petani yang lain mengatakan masih memiliki enam keranjang tembakau rajangan kering yang belum terjual.

“Tidak laku dijual, sekarang masih saya titipkan di gudang,” katanya.

Menurut dia,  selama panen tembakau tahun ini, tembakau hasil produksinya hanya dibeli antara Rp30 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram.

“Saya mulai panen agak akhir jadi harga sudah mulai turun,” katanya.

Sementara menurut Miyoto, saat ini tembakau semakin tidak ada harganya. Pabrik hanya membeli tembakau seharga Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.

Miyoto hanya bisa berharap pabrikan melakukan pembelian tembakau sesuai dengan harga minimal produksi, sehingga petani tidak merugi terlalu banyak.

“Harapan kami pemerintah bisa memperjuangkan nasib petani tembakau, setidaknya bisa memperjuangkan agar pabrikan bisa membeli tembakau dengan harga yang wajar, tidak seperti saat ini,” katanya.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version