PONOROGO, Mediatani.co — Inflasi di Kabupaten Ponorogo diprediksi bakal meningkat signifikan. Tahun lalu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Ponorogo menunjukkan angka inflasi sebesar 2,20. Sementara tahun ini, periode Januari-September, angka inflasi mencapai 3,96 persen.
‘’Itu baru data sementara, belum final,’’ kata Kepala BPS Ponorogo, Heri Sudibyo.
Artinya, inflasi mengalami kenaikan sebanyak 1,76 persen di sepuluh bulan pertama tahun ini. Jika dua bulan sisa pada 2017 terjadi inflasi lagi, maka bisa dipastikan persentasenya bakal jauh lebih tinggi dibandingkan 2016.
Heri menyebut penyokong inflasi di Ponorogo pada tahun ini tidak jauh berbeda ketimbang tahun lalu. ‘’Dua cakupan komoditi menjadi menjadi penyokong tertinggi inflasi di Ponorogo,’’ katanya.
Dua komoditi itu adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dan kelompok bahan makanan. Menurutnya, dua sektor tersebut merupakan kebutuhan vital masyarakat di berbagai daerah termasuk Ponorogo.
Jika sedikit saja terjadi gejolak harga pada dua cakupan komoditi tersebut, kata Heri, angka inflasi akan melejit seketika. ‘’Dua sektor tersebut memiliki sumbangan inflasi yang tinggi,’’ jelasnya.
Meski demikian, inflasi di Ponorogo kurun waktu Januari-September 2017 masih di bawah wilayah lain. Heri ambil contoh Kota Madiun sebagai pembanding.
Selama sepuluh bulan pertama tahun ini, inflasi di Kota Madiun jatuh di angka 4,04 persen. Artinya, selisih inflasi Kota Madiun dengan Ponorogo hanya terpaut 0,08 persen.
‘’Tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu, gejolak harga dua cakupan komoditi itu menjadi momok inflasi di Ponorogo,’’ tuturnya.
Tanpa menyebut rincian inflasi per bulan, Heri menyebut komoditi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau serta kelompok bahan makanan sebagai penyumbang angka tertinggi inflasi tahun ini.
Sementara itu, adanya gejolak harga bahan pangan diamini Rahmawati, pedagang beras di Pasar Legi Songgolangit Ponorogo. Warga Kelurahan Singosaren itu mengatakan, harga beras sering naik turun.
Ya, ketidakstabilan harga salah satu kebutuhan pokok tersebut tentu menjadi indikasi kuat meningkatnya inflasi di Ponorogo tahun ini.
‘’Beberapa hari terakhir harga beras biasa Rp 9,5 ribu per kilo, biasanya Rp 8,5 per kilo,’’ ujar Rahmawati sembari menyebut kenaikan harga yang lebih tinggi pada beras dengan kualitas lebih baik.