Mediatani – Taruna dan taruni sekolah vokasi Kementerian Kelautan dan Perikanan telah sukses dalam pengembangan budidaya udang berkelanjutan di Jembrana, Bali. Udang yang mereka panen langsung diterima oleh pembeli di Banyuwangi, Jawa Timur.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, I Nyoman Radiarta menjelaskan bahwa kesuksesan Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana disebabkan oleh penerapan sistem pembelajaran vokasi dan konsep teaching factory kepada semua taruna dan taruni.
Dengan pendekatan ini, praktik lapangan memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran teori di kelas, dengan perbandingan 70 persen untuk praktik lapangan dan 30 persen untuk teori. Sistem ini juga diterapkan di seluruh unit pendidikan vokasi yang berada di bawah naungan KKP.
“Coba lihat taruna (peserta didik) jika lama belajar teori di kelas, ada berapa yang mengantuk? Kalau praktik di lapangan dijamin tidak mengantuk. Karena kita satuan pendidikan vokasi, harus jauh lebih banyak kegiatan praktiknya, karena kita menghasilkan SDM andal di lapangan,” ungkapnya.
Dalam sebuah indikasi kualitas yang tinggi, pasar langsung menyerap sebanyak 2,3 ton udang hasil budidaya panen. Hal ini menggambarkan kualitas luar biasa yang dihasilkan oleh Politeknik KP Jembrana.
Selain itu, hasil panen ini juga berkontribusi pada pencapaian Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Politeknik. Sampai dengan 31 Agustus 2023, pencapaian PNBP mencapai 90,8% dari target total sebesar Rp420 juta, sehingga diharapkan mencapai 100% bahkan lebih pada akhir tahun nanti.
Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan bahwa tujuan dari sistem teaching factory adalah untuk mengubah taruna dan taruni menjadi sumber daya manusia yang siap untuk bekerja. Dengan kompetensi yang telah mereka miliki, mereka dapat memasuki dunia kerja atau bahkan memulai usaha mereka sendiri sebagai wirausaha.
Sementara itu, Ilham, Direktur Politeknik KP Jembrana, menambahkan bahwa panen udang vaname dilakukan di tambak udang seluas 1.600 meter persegi yang terletak di wilayah Politeknik KP Jembrana. Pada tahun ini, KKP telah membangun dua tambak baru dengan ukuran masing-masing 1.600 meter persegi, sehingga saat ini total terdapat empat tambak yang tersedia.
Panen kali ini memiliki nilai tambah karena seluruh tahap budidaya dilaksanakan sepenuhnya oleh para taruna/i dan dosen, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya, proses produksi melibatkan teknisi dari luar kampus.
Sementara itu, Liga Insani, Kepala Teaching Factory Budidaya Ikan, menyatakan bahwa produktivitas di tambak politeknik ini mencapai 18 ton per hektare dengan sistem intensif.
Angka Survival Rate (SR), yang mengukur persentase udang yang tetap hidup, mencapai 95%, dan Feed Conversion Ratio (FCR), yang mengukur rasio pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging udang, mencapai 1,25.
“Sehingga, hasil panen total dalam siklus kedua ini mencapai 2,3 ton,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengemukakan bahwa fokus kebijakan vokasi di KKP adalah meningkatkan kualitas SDM yang unggul, berintegritas, produktif, inovatif, dan berbakat secara global. Menteri Trenggono juga menegaskan pentingnya agar lulusan memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha dan meningkatkan daya saing produk yang dapat diterima secara global.