Mediatani – Bengawan mati ternyata masih memberi manfaat kepada masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Aliran sungai dari Bengawan Solo ini dimanfaatkan warga di Lamongan sebagai tempat budidaya ikan air tawar.
Mungkin masih banyak orang yang merasa asing dengan perairan Bengawan Mati ini. Namun, bagi warga yang tinggal di sekitar Bengawan Solo, terutama di Lamongan, perairan ini sudah sangat dikenal.
Bengawan Mati ini merupakan aliran sungai Bengawan Solo, namun sudah tidak teraliri air lagi karena aliran airnya dialihkan. Hal itulah yang membuat perairan ini disebut Bengawan Mati.
“Bengawan mati dulunya adalah Bengawan Solo. Namun sejak pemerintahan membangun Bengawan Solo di sisi utara Desa Tejoasri. Bengawan ini akhirnya mati dan tidak digunakan lagi,” ungkap Kepala Desa Tejoasri, Kecamatan Laren, Yusuf Bachtiar dilansir dari DetikNews, Sabtu (27/3).
Yusuf menjelaskan, bengawan mati yang memiliki panjang sekitar 8 km ini cukup berpotensi untuk dapat menghidupi dan dimanfaatkan oleh warga sekitar.
Ia mengungkapkan bahwa air sungai dari hulu ke hilir sengai Bengawan Solo dulunya selalu mengalir di desa mereka. Namun, karena adanya pembuatan sudetan dan pembangunan di Bengawan solo, saat ini aliran air tersebut sudah dialihkan ke bengawan yang baru dibangun.
“Sebelum dijadikan lokasi budidaya ikan, tempat ini adalah Bengawan Solo. Tapi setelah tidak dipakai lagi kita jadikan tempat budidaya ikan di mana warga menyebut lokasi ini sebagai bengawan mati,” ujarnya.
Lebih lanjut Yusuf menjelaskan bahwa untuk memanfaatkan aliran air di bengawan mati ini, warga melakukan budidaya ikan air tawar dengan sistem keramba. Ada berbagai jenis ikan tawar yang dipelihara oleh para warga seperti ikan mujair, nila dan lainnya.
Alasan warga memanfaatkan bengawan mati untuk budidaya ikan, tambah Yusuf, karena air yang terdapat di Bengawan Mati ini cukup jernih dan tidak pernah surut, bahkan ketika musim kemarau berkepanjangan.
Yusuf juga menyebutkan, saat ini di desanya sudah terdapat dua kelompok pembudidaya yang beranggotakan 51 orang. Ikan hasil budidaya itu juga diyakini lebih sehat karena air bengawan mati terhindar dari pencemaran lingkungan sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat.
“Airnya sangat jernih mas dan ikan-ikan juga sangat segar jadi aman kalau kita makan,” ungkapnya.
Pemerintah Lamongan sendiri, lanjut Yusuf, juga telah memberikan bantuan kepada para pembudidaya keramba, mulai benih ikan hingga dan berbagai kebutuhan lainnya.
Selain memberikan bantuan benih untuk dibudidayakan, Pemkab juga melakukan restocking atau pelepasliaran benih ikan ke Bengawan Mati agar populasi ikan di perairan tersebut tidak punah.
Pemberian bantuan dan restocking tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi. Benih yang ditebar itu adalah benih ikan tombro dan tawas sebanyak 95.000 ekor.
Selain menambah stok ikan agar dapat dipanen untuk dikonsumsi, restocking ini juga bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang.
“Alhamdulillah mas, nelayan keramba di sini juga diperhatikan pemerintah. 100 hari kerja bupati terpilih Yuhronur Efendi ini nelayan dapat bantuan ribuan benih ikan tawar,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menuturkan bahwa Lamongan memiliki potensi budidaya ikan tawar yang sangat menjanjikan. Ia mencontohkan Desa Tejoasri ini, dimana hasil ikan yang didapat para pembudidaya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, seperti kerupuk, bakso ikan dan lainnya.
“Jadi masyarakat di sana (Tejoasri) hasil ikan yang dipelihara itu tidak hanya dijual mentah saja, tapi masyarakat setempat juga sudah kreatif membikin olahan yang bahan bakunya dari ikan,” katanya.