Mediatani – Daging merupakan salah satu bahan makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia. Namun, daging yang tidak diawetkan dengan benar akan cepat rusak dan menjadi tidak layak konsumsi.
Mengawetkan daging merupakan suatu cara yang banyak dilakukan pecinta daging untuk menjaga kualitas dan keamanan daging yang akan dikonsumsi dalam waktu yang cukup lama. Selain untuk kebutuhan sehari-hari, pengawetan daging ini juga banyak dilakukan dalam usaha olahan daging.
Proses pengawetan daging adalah suatu teknik pengawetan yang digunakan sejak zaman dahulu kala. Bahan dan alat yang digunakan pun cukup sederhana. Karena itu, pengawetan daging dengan teknik tradisional masih dilakukan hingga saat ini.
Pengawetan daging secara tradisional adalah proses pengawetan yang tidak menggunakan bahan kimia sintetis, melainkan mengandalkan bahan-bahan alami seperti garam, gula, cuka, rempah-rempah, dan lain-lain.
Pada dasarnya, pengawetan daging secara alami atau tradisional dilakukan dengan cara menghentikan pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak daging. Berikut adalah beberapa cara pengawetan daging secara tradisional:
1. Pengeringan atau pengasapan
Pengeringan atau pengasapan adalah suatu teknik pengawetan daging yang paling umum dilakukan sejak zaman dahulu. Teknik ini dilakukan dengan cara menghilangkan air dari daging sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Pengasapan dapat dilakukan dengan cara menggantung daging di tempat yang kering atau dengan menggunakan asap dari kayu yang terbuat dari kayu keras seperti kayu jati atau kayu manis. Asap kayu ini dapat membunuh mikroorganisme dan memberikan aroma yang sedap pada daging.
2. Pengasinan
Pengasinan adalah suatu teknik pengawetan daging yang dilakukan dengan cara menambahkan garam pada daging. Garam dapat membunuh mikroorganisme dan juga menghilangkan air dari daging sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Pengasinan dapat dilakukan dengan cara merendam daging dalam air garam atau dengan cara menggosokkan garam pada daging dan kemudian menggantungnya di tempat yang kering.
3. Pengasaman
Pengasaman adalah suatu teknik pengawetan daging yang dilakukan dengan cara menambahkan asam pada daging. Asam dapat membunuh mikroorganisme dan juga menghambat pertumbuhan bakteri. Pengasaman dapat dilakukan dengan cara merendam daging dalam cuka atau jus buah-buahan seperti jeruk nipis, lemon, atau asam jawa.
Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses pengawetan daging yang dilakukan dengan cara membiarkan daging mengalami proses fermentasi oleh bakteri baik atau jamur. Bakteri baik atau jamur ini dapat menghasilkan asam laktat atau asam asetat yang dapat membunuh mikroorganisme. Fermentasi dapat dilakukan dengan cara menambahkan starter kultur bakteri atau jamur pada daging atau dengan cara mengalami proses fermentasi secara alami.
Penyimpanan dalam minyak atau lemak
Penyimpanan dalam minyak atau lemak adalah suatu teknik pengawetan daging yang dilakukan dengan cara menutupi daging dengan minyak atau lemak. Minyak atau lemak dapat mencegah udara dan bakteri masuk ke dalam daging sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
**
Dalam pengawetan daging secara alami, penting untuk memperhatikan kebersihan dan keamanan pangan. Daging yang akan diawetkan harus dalam keadaan segar dan bersih. Selain itu, tempat pengawetan harus bersih dan steril.