Mediatani – Padi sejak dulu sudah menjadi tanaman pangan utama bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan padi pun menjadi sangat tinggi mengingat jumlah populasi masyarakat Indonesia yang sangat tinggi.
Kebutuhan yang tinggi terhadap tanaman ini memaksa produktivitas padi harus optimal demi mencukupi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, untuk mendukung produktivitas yang optimal, teknik budidaya padi harus dilakukan dengan tepat.
Melansir dari agri.kompas.com, Rabu (24/08/2022), berikut ini adalah langkah-langkah menanam padi yang tepat agar mencapai hasil produksi yang optimal.
1. Penyemaian Benih
Secara umum, ada dua jenis persemaian benih padi, yaitu pesemaian basah dan pesemaian kering. Setelah menentukan jenis pesemaiannya, kita bisa segera menyiapkan benih yang akan disemai. benih yang ditanam hanyalah benih yang memiliki tunas.
Untuk mengetahui apakah benih tersebut memiliki tunas atau tidak, cukup dengan merendam benih dalam air. Apabila terdapat benih yang mengapung, berarti benih tersebut tidak memiliki tunas dan sebaiknya dibuang saja.
Benih yang tengelam kemudian dibungkus dengan menggunakan daun pisang atau karung. Setelah itu diamkan selama kurang lebih 8 jam hingga benih mulai berkecambah. Apabila benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm, maka benih tersebut bisa ditebar ke tempat persemaian.
Setelah ditebar, lakukan pemeliharaan dengan memperhatikan pengairan, pengendalian hama maupun penyakit. Hal itu dapat membantu benih agar dapat tumbuh menjadi bibit yang sehat dan berkualitas.
2. Pengolahan lahan
Langkah selanjutnya yaitu mengolah lahan atau sawah yang akan digunakan untuk menanam padi. Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan cara tradisional maupun mengolah lahan secara modern dengan menggunakan mesin traktor.
Pengolahan lahan dilakukan sampai lahan menjadi gembur dan tidak ada tanaman liar yang tumbuh di area budidaya. Lahan yang bersih dan gembur akan membuat padi dapat tumbuh dengan optimal.
3. Pemilihan bibit
Benih yang telah disemai selama beberapa hari sebelumnya akan tumbuh menjadi bibit. Penting untuk diketahui bahwa tidak semua bibit hasil persemaian dapat dipindah tanam ke lahan budidaya. Hanya bibit padi terbaik yang dapat dipindah tanamkan.
Adapun ciri bibit yamg berkualitas, yaitu: 1) umur bibit tidak lebih dari 40 hari, 2) tinggi kurang lebih 25 cm, 3) memiliki daun sebanyak 5-7 helai, 4) batang bibit besar dan kuat, serta 5) bebas dari hama dan penyakit.
4. Penanaman
Setelah menyeleksi bibit yang terbaik. Selanjutnya yaitu melakukan proses penanaman bibit pada lahan budidaya yang telah disipakan.
Budidaya tanaman padi yang baik dilakukan dengan mengatur jarak larikan ke kanan dan kiri sekitar 20 x 20 cm. Tujuannya agar pemeliharaan tanaman menjadi lebih mudah.
Penanaman padi dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin tanam padi. Bibit yang sudah diseleksi dapat langsung ditancapkan pada lahan budidaya dengan kedalaman 3-4 cm. Pastikan bibit ditanam dengan posisi tegak lurus dan kokoh.
5. Pemeliharaan tanaman
Langkah selanjutnya adalah pemeliharaan. Agar tanaman padi tumbuh dengan baik, maka perlu dilakukan pemeliharaan secara optimal. Pemeliharaan tanaman padi yang biasanya dilakukan yaitu dengan cara pengairan, penyiangan, penyulaman, pemupukan, dan pengendalian organisme penggangu tanaman.
6. Pemanenan
Tanaman padi memiliki umur yang berbeda-beda tergantung dari varietasnya. Namun, umumnya padi sudah dapat dipanen saat berumur 3-4 bulan setelah tanam.
Sebelum melakukan pemanenan padi, sawah harus dikeringkan terlebih dahulu. Kemudian, padi dipanen menggunakan alat pemotong seperti sabit atau dengan mesin panen.
Setelah proses pemanenan, gabah bisa segera dirontokan dan kemudian dibersihkan dari kotoran maupun biji tanaman lain. Setelah itu, keringkan gabah kemudian giling sampai menjadi beras.
***
Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan agar budidaya padi dapat menjadi lebih optimal. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan serta dapat diterapkan oleh sobat Mediatani.