Tanaman buah memiliki daya tarik tersendiri untuk dibudidayakan. Selain bisa dikonsumsi, tanaman ini juga difungsikan sebagai perindang. Untuk anda yang tinggal di pedesaan tentu mudah untuk menanam tanaman buah karena memiliki pekarangan yang luas. Lain halnya dengan orang yang tinggal di perkotaan mungkin sulit menemukan lahan luas. Namun anda tak perlu khawatir, banyak petani inspiratif yang sukses melakukan bisnis tanaman buah di lahan terbatas.
Ada banyak metode bisnis tanaman buah yang bisa anda lakukan untuk bertanam di lahan sempit. Salah satu metode bertanam yang menjadi inspirasi petani pemula ialah metode hidroponik. Metode bertanam yang satu ini tidak membutuhkan lahan yang luas. Selain metode tersebut, masih ada banyak metode bertanam lainnya yang juga perlu anda ketahui. Setelah mengetahui metode bertanam yang tepat, selanjutnya anda perlu menentukan jenis tanaman buah yang akan anda budidayakan nantinya.
Bisnis Tanaman Buah
Bagi anda yang ingin memulai bisnis tanaman buah, anda simak dulu kisah inspiratif para petani buah berikut ini.
Bisnis Buah Jeruk
Rizal Fahreza berhasil menjalankan bisnis budidaya tanaman buah dengan omset menggiurkan. Keberhasilannya dilihat dari penghargaan yang diterimanya sebagai Young on Top—Duta Petani Muda Indonesia 2016. Selain penghargaan tersebut, Rizal juga terpilih sebagai juara kedua ajang pemilihan yang diadakan oleh Oxfam, ProFocus, dan juga Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan. Sebelumnya, Rizal juga mendapat penghargaan sejenis dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Lulusan IPB 2014 ini sukses berkat budidaya tanaman sayur dan buah, usaha perikanan, agrowisata, pengolahan sayur, serta tepung cabai. Dari semua itu, buah jeruk garut yang membuat usahanya jaya. Rizal mengawali usaha budidayanya dari lahan seluas 2,2 hektare persegi untuk buah jeruk dan sayuran. Lahan tersebut diperolehnya dengan sistem bagi hasil, melalui sewa lahan serta lahannya sendiri. Rizal menggandeng 17 petani hortikultura yang ada di enam kecamatan di Garut.
Dengan mutu yang terjamin, Rizal berani menjual hasil pertaniannya dengan harga 30% lebih tinggi dari harga di tengkulak. Untuk memastikan kualitas buah jeruknya, Rizal menggunakan alat sederhana yang dibelinya ketika belajar di California. Alat tersebut bisa mengetahui kadar air dan juga tingkat kemanisan jeruk. Menurut Rizal, usia pohon jeruk dapat tetap berproduksi sampai 10 tahun, dengan puncak tertinggi tahun ke 5-6. Setelah berusia 10 tahun, pohon harus dicabut.
Bisnis Buah Melon
Selain Rizal, ada lagi petani sukses dengan bertanam tanaman buah. Petani ini bernama Parno dan Tapik. Pasangan kakek dan nenek ini memanfatkan petak sawah seluas 300 meter persegi, yang dikelola turun temurun untuk bertanam tanaman melon. Dalam sekali panen, rata-rata bisa menghasilkan 6-7 ton melon dengan harga sebesar Rp. 5.500/kg. Untuk keuntungannya, dalam sekali panen keuntungan yang didapat berkisar Rp. 35.000.000. Angka yang fantastis tentunya.
Mulanya, pasangan ini bertanam padi namun seringkali gagal panen akibat puso, serangan hama wereng, serta terjangan banjir. Akhirnya mereka beralih bertanam buah melon. Melon ini membuahkan hasil yang memuaskan sehingga keuntungan yang didapatnya pun sangat melimpah, bahkan hasilnya dapat 3 kali lipat daripada menanam padi. Meski terbilang sukses, kakek Parno dan juga nenek Tapik ini berharap, kesuksesannya dapat menginspirasi serta memberi semangat kepada generasi muda. Tak hanya itu saja, mereka juga berharap akan muncul berbagai varietas buah melon jenis baru yang lebih tahan terhadap serangan hama maupun penyakit. Dengan begitu, tentu saja lebih menguntungkan untuk para petani.