Mediatani – Petani di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, berhasil mengembangkan budidaya anggur sebagai sumber pendapatan. Lokasi budidaya anggur ini juga menjelma menjadi salah satu destinasi wisata, sehingga pengunjung lokasi tersebut dapat melihat dan menikmati buah anggur langsung dari pohonnya.
Ketua Kelompok Tani Taruna Mekar Bayu Tahmo Cahyono mengatakan, saat ini ia tengah mengembangkan budidaya tanaman anggur dengan total sebanyak 100 hingga 150 tanaman anggur dengan berbagai varietas.
“Mudah-mudahan budidaya pohon anggur di Pangandaran bisa menjadi inovasi produk unggulan. Tentunya menjadi sumber penghasilan masyarakat petani,” kata Tahmo Cahyono, Kamis (02/02/2023).
Menurutnya, menanam anggur bukanlah hal yang sulit untuk dikembangkan, masyarakat dapat mempraktekannya kapan dan dimana saja. Dengan praktek yang baik, tanaman anggur sudah bisa berbuah saat tanaman berumur 7-8 bulan.
Selain itu, lanjut Tahmo Cahyono, anggur bukanlah tanaman musiman, sehingga waktu berbuahnya bisa disesuaikan. Oleh karena itu, tanaman ini dapat dipanen dua kali dalam satu tahun.
“Kita menargetkan dari satu pohon anggur menghasilkan 10 kilogram sekali panen selama 6 bulan. Kita punya pohon anggur sebanyak 100-150 pohon,” tuturnya.
Sedangkan soal harga, Tahmo Cahyono mengatakan rata-rata harga buah anggur per kilogram jika memetik langsung di kebun dipatok sebesar Rp 100 ribu.
“Kalau biasanya kisaran harga Rp 50 ribuan per kilogramnya. Maka dari 1 pohon bisa menghasilkan Rp 1 juta dalam satu kali panen. Dari 100 pohon berarti Rp 100 juta setiap 6 bulan sekali,” ungkap Tahmo Cahyono.
Kembangkan Budidaya Anggur Berbagai Varietas
Adapun varietas anggur yang dibudidayakan dari kelompok tersebut antara lain Ninen, Gospy, Galunggung 01, Sanskerta, Jubir, Nyi Iteung dan berbagai varietas lainnya.
Diakui Tahmo, awalnya ia mendapatkan bibit dari berbagai varietas bekerjasama dengan teman-temannya dari Asosiasi Anggur Indonesia dan Asosiasi Anggur Jawa Barat.
Kedua asosiasi tersebut bekerja di bawah arahan Dirjen Kementerian Hortikultura yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran. Pihaknya juga melakukan kerjasama dengan pegiat anggur yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
“Tanaman anggur bisa tumbuh di Pangandaran, Budidaya pohon anggur di daerah rendah mudah dan bisa langsung belajar di lapangan,” terang Tahmo Cahyono.
Produksi Makanan Olahan Daun Anggur Crispy
Selain mengembangkan budidaya anggur, Kelompok Kerja Tani Mekar Bayu juga memanfaatkan daun anggur untuk membuat makanan ringan yaitu krispy daun anggur. Produksi olahan ini dilakukan sambil menunggu buah anggur berbuah.
Cahyono mengungkapkan hasil produksi makanan olahan daun anggur crispy cukup digemari oleh masyarakat. Harganya pun dibanderol cukup murah, yaki hanya Rp 5-10 ribu per plastik. Bahkan sudah banyak konsumen dari luar daerah Kabupaten Pangandaran yang minat dengan makanan olahan ini.
Pihaknya berharap Pemda Pangandaran dapat mendorong budidaya tanaman anggur melalui Pokja Pemuda Tani Mekar Bayu.
Kebun anggur ini diharapkan sebagai tempat wisata di Pangandaran. Dengan begitu, wisatawan yang datang ke Pangandaran tidak hanya melihat pantai, air terjun dan arung jeram, namun juga bisa melihat dan menikmati buah anggur di kebun Kelompok Tani Taruna Mekar Bayu di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang.