Budidaya Kakap Putih, Peluang Usaha Berkelanjutan di Pulau-Pulau Kecil Riau

  • Bagikan
Hasil panen budidaya kakap putih di Kepulauan Meranti, Riau

Mediatani – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang meningkatkan pemanfaatan potensi pengembangan budidaya kakap putih sebagai peluang bisnis bagi penduduk pulau-pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Kecamatan Rangsang Barat telah diidentifikasi sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi yang signifikan dalam pengembangan budidaya kakap putih. Di wilayah ini, Pulau Rangsang juga termasuk sebagai salah satu pulau kecil terluar di Indonesia.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, menjelaskan bahwa di Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat perairan dengan salinitas atau kadar garam yang terlarut dalam air yang sesuai sebagai habitat untuk kakap putih.

Wilayah perairan laut yang luas di Kabupaten Kepulauan Meranti menawarkan potensi budidaya perikanan seluas 1.350 hektar. Selain kualitas perairannya yang cocok, sumber pakan yang berasal dari ikan rucah juga mudah ditemukan dengan harga yang ekonomis.

“Dengan harga jual mencapai Rp60-Rp70 ribu per kilo, saya kira margin yang didapat para pembudidaya sangat besar, dan saya kira ini sangat layak sekali untuk dikembangkan,” sebutnya.

Ketua Koperasi Samudra Jaya Bersama, Muhammad Rauf telah mengalami dampak positif yang luar biasa dari menjadi pembudidaya kakap putih. Melalui usaha budidayanya, ia merasakan peningkatan ekonomi yang signifikan. Tidak hanya dirinya, tetapi juga anggota kelompoknya mengalami manfaat serupa.

Keuntungan dari pengembangan usaha budidaya kakap putih ini bahkan mampu digunakan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya hingga mencapai tingkat perguruan tinggi.

“Selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, hasil dari usaha budidaya ikan kakap putih ini juga bisa untuk membangun rumah dan membeli tanah,” ucapnya bangga.

Rauf menyatakan bahwa ia awalnya mendapatkan peluang usaha dalam budidaya kakap putih setelah mengikuti Forum Group Discussion (FGD) mengenai potensi budidaya kakap putih. FGD ini diadakan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam atas kerjasama dengan DJPB KKP dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.

Dalam perhitungan kasar untuk budidaya kakap putih di Keramba Jaring Apung (KJA) yang dikelolanya, ia mengungkapkan bahwa satu kali panen dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp 490 juta.

Proses dari penaburan hingga panen memerlukan waktu 8 bulan. Sedangkan untuk semua biaya operasional seperti pakan, listrik, vitamin, dan probiotik, total pengeluaran yang diperlukan hanya sekitar Rp 3,8 juta.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mencatat bahwa Indonesia memiliki kekayaan komoditas ikan yang melimpah. Oleh karena itu, selain untuk memastikan ketersediaan pangan, sektor perikanan juga diharapkan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan penerimaan devisa negara.

Salah satu dari komoditas ini adalah ikan kakap putih, yang dianggap memiliki potensi untuk menjadi salah satu komoditas unggulan dalam ekspor, khususnya dalam konteks budidaya laut. Oleh karena itu, upaya dalam meningkatkan produksi komoditas ini akan terus dilakukan.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version