Mediatani – Peluang untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan kini semakin terbuka. Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti di Jakarta, Selasa (14/12/2021).
Adapun peluang investasi berkelanjutan yang ditawarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada calon investor, yakni industri budidaya udang dan pengolahan ikan kaleng.
Menurut Artati, peluang untuk mengembangkan usaha di sektor kelautan dan perikanan sangat prospektif. Karena itu, KKP terbuka terhadap investasi di sektor ini.
Dalam Forum Promosi Investasi yang digelar KKP bersama World Bank beberapa waktu lalu, Artati menyampaikan bahwa hasil perikanan yang diekspor per Oktober 2021 mencapai USD4,56 miliar, nilai tersebut meningkat 6,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Peningkatan yang signifikan juga terjadi di sisi pembiayaan usaha kelautan dan perikanan, yakni mencapai Rp6,52 triliun hingga September 2021.
“Pada periode 5 tahun terakhir (2017-2021) meningkat rata-rata 4,58% per tahun,” sambung Artati.
Di forum itu, Senior Natural Resources Management Specialist World Bank, Ambroise Brenier juga menyampaikan bahwa “Coastal Fisheries Initiative Challenge Fund” juga membuat program untuk menarik investasi di sektor kelautan dan perikanan.
World Bank menilai Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah butuh pendanaan yang melibatkan swasta untuk membuat sektor ini bergerak guna menjaga keberlanjutan dan ekonomi biru.
“Kita dorong investor untuk berbagi pengetahuan, kolaborasi dengan berbagai pihak seperti yang kita lakukan pada forum investasi ini,” terangnya.
Sebagai informasi, ada berbagai narasumber lain yang dihadirkan pada forum tersebut seperti Matthew Hensley, President of Planet Partnerships LLC dan Ridwan Jasin Zachrie, CFO of Seven Stones Indonesia yang membagikan kiat-kiat untuk menarik minat investasi di sektor kelautan dan perikanan.
Sementara itu, Pimpinan UPI Mina Bahari 45, Bambang Tri Mulyono mengajukan investasi sebesar Rp34 miliar pada usaha pengalengan ikan. Margin keuntungan yang diperoleh dari tiap produk yaitu sebesar 20%, perkiraan IRR 5 tahun pertama sebesar 48% dan payback period kurang dari 3 tahun.
Menurutnya ada berbagai keunggulan pada usaha pengalengan di antaranya, tersertifikasi BPOM, GMP dan Halal serta metode yang digunakan pada tahapan produksi sesuai dengan standar keamanan pangan dunia.
“Kita sudah menerapkan HACCP, digital inventory system dan model bisnis dibangun dengan asumsi kelas menengah sebagai konsumen utamanya,” ujar Bambang.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, Ahmad Solah menawarkan peluang investasi pada usaha budidaya udang Vaname. Di wilayahnya itu terdapat 1.100 ha luas lahan yang sudah siap budidaya.
Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa keunggulan, yakni terletak di segitiga emas dan strategis karena dekat dengan ibukota Provinsi dan berada di persimpangan Kota/Kabupaten lain seperti Malang dan Probolinggo/ Banyuwangi.
Selain itu, infrastruktur di Pasuruan juga sudah lengkap, lokasi tambak udang dekat dan mudah untuk pemasangan sambungan listrik PLN, akses jalan utama dan jalan tol baik ke Bandara Udara maupun ke Pelabuhan Ekspor.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, total nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan budidaya udang Vaname sebesar Rp3,14 triliun.
Terkai hal ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah meminta jajarannya untuk memfasilitasi para pelaku usaha perikanan Indonesia agar bisa tumbuh di pasar domestik maupun global.