Mediatani – Setelah diketahui adanya penularan penyakit antraks di Kabupaten Tulungagung, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Kabupaten Tulungagung akhirnya menggalakkan vaksinasi hewan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung.
Selain itu, petugas pula melakukan disinfeksi pada kandang yang terdapat sapi mati. Langkah ini ditengarai untuk menindaklanjuti indikasi bakteri antraks pada seekor sapi yang mati.
“Kami dirikan posko selama 24 jam untuk menerima aduan masyarkat, jika ditemukan masalah pada sapinya,” terang Kepala Disnak Keswan Tulungagung, Mulyanto, Senin (7/6/2021), melansir dari Tribunjatim.com.
Mulyanto melanjutkan, bahwa spora antraks dapat bertahan lama di tanah. Maka dari itu, upaya disinfeksi digalakkan di sekitar kandang-kandang yang dicurigai.
Dalam mencegah penularan secara luas, hewan ternak dari desa ini pun dilarang dibawa keluar desa. “Posko akan kami dirikan 20 hari terhitung sejak 25 Mei 2021, sampai nanti kondisi terkendali,” lanjut Mulyanto.
Petugas kesehatan hewan juga mendatangi setiap kandang milik warga. Setiap kondisi hewan ternak dipantau untuk menghindari terjangkit bakteri antraks.
Sementara produk susu masih bisa dikonsumsi, setelah dipastikan tidak masuk dalam peta yang dikhawatirkan. “Sapi kalau sakit otomatis dia tidak memproduksi susu. Dipastikan produk susu tidak terkontaminasi,” ujar Mulyanto.
Di Desa Sidomulyo terdapat populasi sapi sejumlah 1600 ekor.
Desa ini salah satu penghasil susu di Kabupaten Tulungagung.
Sementara di seluruh Tulungagung populasi sapi potong sejumlah 130.000 ekor. Sedangkan sapi perah sekitar 20.000, 210.000 ekor kambing dan 7.000 domba.
Kasus indikasi antraks di Desa Sidomulyo berawal dari kematian 26 sapi dan 3 kambing secara beruntun. Hasil uji laboratorium sampel sapi yang mati terakhir menunjukkan indikasi serangan bakteri antraks.
Bakteri ini pun terindikasi menular pada enam orang warga.
Hewan Ternak Warga di Tulungagung Terjangkit Antraks, Peternak Diminta Aktif Melapor
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan, bakteri Antraks menyerang dan membuat mati banyak hewan ternak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung. Bahkan spora bakteri ini diketahui terindikasi sudah menular ke manusia.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo pun mengakui ada wabah Antraks yang menewaskan sapi dan kambing milik warga.
“Sebelumnya ada sekitar 26 sapi dan 3 kambing yang mati. Tapi saat itu sampelnya sudah tidak ada,” tutur Maryoto Jumat (4/6/2021), melansir dari laman Suryamalang.com.
Pihaknya pun telah melaporkan kejadian itu ke Pemprov Jatim dan Kementerian Pertanian. Tim dari dua institusi ini pun juga turun ke Pagerwojo untuk menguak penyebab kematian hewan ternak secara beruntun itu.
Belakangan ini, ada pula sapi yang mati lagi, kemudian diambil sampelnya untuk diteliti di laboratorium. “Selain kementerian dan provinsi yang mengambil sampel sapi yang mati, kami juga mengambil sampel sapi-sapi yang masih hidup,” ujar Maryoto.
Totalnya ada 44 sampel sapi hidup yang diambil dan diuji di laboratorium. Hasilnya seluruh sampel dinyatakan sehat.
Sementara, hasil laboratorium sapi yang mati dipastikan karena infeksi Anthraks.”Kami telah mendirikan posko di sana, untuk membantu para peternak. Seluruh sapi dari desa ini tidak boleh keluar,” ungkap Maryoto.
Di Posko itu bersiaga juga petugas dari Kementerian Pertanian, Balai Besar Veteriner Yogakarta, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tulungagung.
Petugas gabungan kini fokus untuk melindungi populasi hewan ternak yang ada. Di samping itu, juga mengendalikan penyebaran bakteri Antraks agar tidak meluas.
“Lingkungan sekitar titik yang dicurigai sudah dilakukan penyemprotan dengan desinfektan untuk membunuh kuman,” terang Maryoto.
Bupati juga mengimbau masyarakat pemilik ternak untuk berhati-hati menjaga hewan peliharaannya. Para peternak diminta untuk segera melapor ke posko, jika ada masalah dengan peliharaannya…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)