Dosen Politani Pangkep berhasil Implementasikan Model Penyiraman Otomatis Berbasis IoT Pada Kumbung Jamur Tiram di Panjallingan, Kabupaten Maros

  • Bagikan
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Politani Pangkep
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Politani Pangkep

Mediatani – Tim dosen dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Politani Pangkep) berhasil menghadirkan inovasi teknologi penyiraman otomatis berbasis Internet of Things (IoT) di Kumbung Jamur Tiram milik Kelompok Wanita Tani di Panjallingan, Kabupaten Maros.

Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (DAPTV) tahun 2024 dan menjadi solusi konkret bagi petani jamur tiram, terutama selama musim kemarau.

Ketua tim pelaksana, Nildayanti, S.P., M.Si, menjelaskan bahwa teknologi penyiraman otomatis ini dirancang untuk mengatasi tantangan petani yang sering mengalami kegagalan panen akibat suhu tinggi dan kelembaban rendah di kumbung jamur saat musim kemarau.

Sistem ini memungkinkan petani memantau kondisi suhu dan kelembaban secara real-time melalui smartphone. Ketika suhu dan kelembaban mencapai batas kritis, pompa otomatis akan menyala dan melakukan penyiraman tanpa memerlukan intervensi langsung petani.

“Kami yakin inovasi ini bisa meningkatkan produksi jamur tiram di Panjallingan dan membantu petani mengurangi risiko kegagalan panen,” ujar Nildayanti.

Bersama tim yang terdiri dari Yulius Budi Prastiyo, Nur Faidah Munir, serta ahli IoT Muhammad Dzulkifli Ashan dan Muhammad Kadir, para dosen ini juga memberikan pelatihan kepada petani tentang cara instalasi, pemeliharaan, dan operasional sistem penyiraman otomatis berbasis IoT tersebut.

Inovasi ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Menurut Ketua KTNA Bontoa, Drs. M. Idris, teknologi ini menjadi percontohan bagi pembudidaya jamur tiram di Kabupaten Maros, khususnya di Panjallingan. “Teknologi ini sangat bermanfaat dan akan menjadi model untuk petani lainnya di wilayah ini,” katanya.

Jamur tiram, yang dikenal kaya akan serat, vitamin, dan mineral, memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian lokal. Dengan adanya teknologi ini, petani jamur diharapkan dapat lebih efisien dalam memproduksi jamur dan menghadapi tantangan iklim dengan lebih baik.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan baru, tetapi juga memperkuat peran perguruan tinggi dalam memberdayakan masyarakat.

Muhammad Kadir menjelaskan bahwa dengan teknologi ini, diharapkan akan meningkatkan produksi jamur tiram dan mengurangi resiko kegagalan panen.

“Kami melihat potensi produk jamur tiram yang selama ini diproduksi di Panjallingan sangat besar untuk ditingkatkan mengingat berkembangnya pasar dan permintaan akan jamur tiram, sehingga perlu inovasi teknologi untuk membantu meningkatkan produksi dan mengatasi masalah inefisiensi dan kesulitan dalam pengembangan dan budidaya jamur tiram.” tandasnya.

Bersama tim pengabdian Masyarakat Dosen Politani Pangkep, Nildayanti ditemani Yulius Budi Prastiyo, Nur Faidah Munir dan Tim Ahli IoT Muhammad Dzulkifli Ashan dan Muhammad Kadir beserta Mahasiswanya mengajarkan pada kelompok Wanita Tani di panjallingan bagaimana prinsip Kerja, Cara instalasi, Pemelihraan dan cara operasional peralatan penyiraman otomatis tersebut yang berbasis Internet (IoT).

“Kami sangat bersyukur karena kegiatan ini mendapat respon positif masyarakat pembudidaya jamur Tiram serta sangat berbahagia jika kegiatan Pengabdian dari Kampius dapat memberikan manfaat positif bagi Masyarakat”.

Bukan hanya sekedar pengetahuan dan keterampilan, kegiatan pengbdian Masyarakat ini dianggap sangat berguna dalam mengatasi persoalan yang dihadapi oleh petani Jamur Tiram di Panjallingan, Kabupaten Maros dan sekitarnya.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat, petani dan juga Ketua KTNA Bontoa Maros Bpk Drs M.Idris, implementasi Sistem penyiraman berbasis IoT di salah satu Kumbung di panjallingan ini mengadopsi teknologi terkini yang sangat bermanfaat dan akan menjadi percontohan bagi pembudidaya Jamur Tiram di kabupaten maros, khsusunya di lingkungan Panjalingan Kelurahan Bontoa ini.

Jamur tiram memiliki ciri fisik berwarna putih, permukaan yang lebar dengan kandungan nutrisi penting, seperti serat, vitamin, dan mineral. Oleh karena itu jamur menjadi sumber panganan yang baik bagi tubuh.

Pelatihan dan implementasi teknologi Penyiraman Otomatis berbasis Internet bagi masyarakat ini merupakan tanggung jawab luhur dari tugas pengabdi Negara dalam usaha memberdayakan, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat membantu mengatasi masalah, meningkatkan perekonomian serta Pembangunan Masyarakat.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version