Duta petani Milenial Bagikan Tips Bisnis Pertanian di Polbangtan Yogyakarta

  • Bagikan
Ilustrasi: Ketua Umum Duta Petani Andalan/Duta Petani Milenial (DPA/DPM) Kementerian Pertanian (Kementan), Sandi Octa Susila saat sesi foto usai membagiakan tips berbisnis pertanian ala milenial, pada Rabu (13/07/2022).

Mediatani – Ketua Umum Duta Petani Andalan/Duta Petani Milenial (DPA/DPM) Kementerian Pertanian (Kementan), Sandi Octa Susila mengunjungi Politeknik Pembagunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang, pada Rabu (13/07/2022).

Dalam kunjunganya itu, Sandi membagikan ilmu dan pengalaman dalam kuliah umum kepada para mahasiswa terkait tips membangun usaha bisnis ala milenial.

Kegiatan ini dilakukan karena bisnis pertanian belakangan ini sangat erat kaitannya dengan milenial, di mana Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan selalu mengajak para generasi muda untuk mau terlibat dalam memajukan sektor pertanian dari hulu hingga hilir.

Melalui peran aktif para generasi muda, diharapkan peluang dan potensi sektor pertanian di Indonesia mampu digarap secara optimal dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional khususnya kesejahteraan petani.

Sandi menjelaskan, langkah pertama yang harus diambil oleh para milenial adalah mengubah paradigma mereka dari pertanian yang tradisional ke pertanian modern.

Ia menuturkan, mindset tentang petani yang sering dianggap kotor, tidak bonafid dan tidak punya prospek mesti diubah dengan menunjukkan bahwa petani adalah suatu profesi yang keren dan memiliki prospek masa depan.

Menurutnya, langkah yang dapat dilakukan untuk menjadikan pertanian itu modern, salah satunya dengan memberikan sentuhan teknologi, seperti Internet of Thing (IoT) dan transformasi digital.

“Berkat teknologi kita bisa mengefisienkan sumberdaya. Sepuluh tahun yang lalu apakah pernah terbayang kalau mau berjualan nggak harus punya toko, punya usaha ojek atau taxi tanpa harus punya ratusan motor, mobil dan garasi. Itulah kecanggihan teknologi, dan peluang itu yang harus ditangkap oleh kita semua,” tutur Sandi.

Selanjutnya, jurus jitu dalam membangun bisnis milenial lainnya yang diutarakan Sandi adalah bisnis yang dibangun dengan basis ilmu pengetahuan yang lebih kokoh dan berkelanjutan.

“Membangun manajemen bisnis yang berkelanjutan, based on scientific, kuasai ilmunya, kuasai data dan kemudian simpulkan. Setelah itu baru tetapkan segementasi, target pasar, posisi produk, create a superteam dan melek teknologi,” tandas dia.

Tips terakhir yang dibagikan untuk membangun bisnis yang baik yaitu dengan membangun kolaborasi dan sistem yang sederhana. Pasalnya, di dunia pertanian, para milenial akan berhadapan dengan petani senior yang tentu membutuhkan penyampaian yang sederhana agar mereka dapat memahami dengan mudah.

Create a superteam and Simple system. Meskipun kita generasi milenial, tapi tidak dipungkuri kita masih butuh petani-petani senior. Oleh karena itu bangun kolaborasi dan sampaikan gagasan kita dengan sederhana kepada generasi-generasi di atas kita,” jelas dia.

Tidak lupa Sandi mengajak para mahasiswa Polbangtan Yogyakarta Magelang untuk konsisten dalam menjalani usaha di bidang pertanian, karena saat ini ada 270 juta jiwa yang di Indonesia yang bergantung pada pertanian.

Menurutnya, krisis pangan yang telah menjadi kekhawatiran dunia harus disikapi dengan segera oleh para generasi muda agar kedepannya Indonesia mampu menjadi mandiri dan berkembang ke depan.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi turut menegaskan, pertanian tidak lagi hanya berfokus untuk menjadi produsen pangan, namun juga mampu menjadi sumber mata pencaharian yang memberikan keuntungan bagi tenaga kerja di sektor pertanian.

“Pertanian harus menjadi bisnis. Pertanian itu harus sustainable dan menarik. Pertanian tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri tetapi harus bisa menghasilkan uang,” ucap Dedi.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version