Mediatani – Tradisi seperti ini sudah terjadi selama bertahun-tahun di laut Situbundo. Lantaran kurangnya fasilitas di dermaga untuk ternak, sapi-sapi kiriman dari Madura ini terpaksa diceburkan ke laut.
Tiap minggunya, terdapat puluhan bahkan ratusan ekor ternak sapi asal madura yang dikirim melalui Pelabuhan Kalbut, untuk dipasarkan di Pulau Jawa. Selain harganya lebih terjangkau, kualitas daging sapi khas Madura ini konon lebih baik.
Saat terjatuh ke laut, sapi-sapi itu lalu dibawa berenang oleh beberapa orang yang bekerja layaknya sebagai kuli panggul. Hanya saja, tugas mereka membawa sapi ke daratan dan menggiringnya ke karantina, yang ada di sebelah Timur kantor pelabuhan setempat. Dari tugasnya tersebut, para kuli ini mendapatkan upah Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per ekor sapi.
Salah satu pedagang ternak asal Kraksaan, Kabupaten Probolinggo Salehudin (47) mengaku, ia pergi ke pulau sepudi madura untuk beli sapi dan dikirim pakai kapal kayu dengan berisi sekitar kurang lebih 100 ekor sapi melalui pelabuhan Kalbut Situbondo.
” Setelah sampai di darat, sapi tersebut dikarantina dulu selama satu hari dan diangkut ke Probolinggo dengan ongkos 250 ribu per ekor, “ujarnya.
Para pedagang juga mengaku senang jika kapal bisa bersandar di dermaga pelabuhan. Pasalnya, membuang sapi ternak ke laut dapat beresiko patah kaki bahkan kematian.
Pihak Pelabuhan Kalbut Situbondo sendiri telah melarang kapal motor kayu pengangkut ternak untuk tidak di lempar ke laut. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan, Kabupaten Situbondo, Kapten Misbaakhul Hadi mengatakan, kapal motor kayu wajib bongkar muat dan sandar di dermaga pelabuhan.
Misbakhul Hadi menjelaskan, kedalaman air saat surut sudah diukur 0,35 meter, jadi hanya 35 centimeter saja, ini yang menyebabkan kapal-kapal tidak bisa sandar di dermaga. Jika dalam kondisi air laut surut, kapal diminta menunggu hingga air pasang dan dapat bersandar
Ada satu kapal yang memang secara konstruksi tidak bisa disandarkan di dermaga meskipun air laut pasang. Namun menurutnya, sapi-sapi itu bisa diturunkan dikolam pelabuhan yang jaraknya tidak begitu jauh dengan dermaga.
” Jadi tetap saja sapi-sapi itu dilempar kelaut dan sapi-sapi tersebut berenang sampai dermaga, “tegasnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Misbakhul telah mengajukan penambahan dermaga di sisi ujung timur, agar ke depannya kapal-kapal sapi semua bisa disandarkan di dermaga. Ia berharap agar antara pihak pelabuhan kalbut dan pedagang sapi dapat bersama-sama melakukan bongkar muat yang layak di dermaga.
” Rata-rata dalam satu bulan ada kedatangan kapal yang melakukan bongkar muat di pelabuhan Kalbut ini sekitar 60 sampai 70 kapal per bulan, sehingga butuh mutlak penambahan dermaga untuk sandar di pelabuhan Kalbut, “pungkasnya.
Sekedar diketahui, menjelang hari raya idul adha tahun ini, permintaan ternak kurban terus meningkat. Meski demikian, menurut peternak, harga sapi turun sekitar 30% dari harga semula akibat dampak pandemi virus Corona atau Covid-19.