Mediatani.co – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan menyelenggarakan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Tahun 2025 untuk memperkuat koordinasi, sinkronisasi, dan evaluasi data terkait luas tanam, luas panen, produktivitas, serta produksi padi dan jagung.
Rakerda ini berlangsung di Manado Tateli Resort dan dibuka langsung oleh Gubernur Sulut Yulius Selvanus Komaling (YSK) pada hari Rabu, 23 Juli 2025.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut Wilhelmina Nova Pangemanan dalam laporannya menyampaikan, Rakerda ini bertujuan menyamakan persepsi serta data antara kabupaten/kota dan provinsi.
“Koordinasi dan sinergi mutlak diperlukan agar program pertanian, khususnya tanaman pangan pada tahun 2025, berjalan secara efektif,” katanya Rabu (23/7/2025)
Sementara Gubernur YSK dalam sambutan dan arahannya menegaskan pentingnya keseragaman data sebagai dasar pengambilan kebijakan.
“Saya berharap dari Rakerda ini, provinsi dan kabupaten/kota benar-benar sejalan. Saat ini data kita masih berbeda, ini harus disinkronkan. Kita sibuk dengan kenaikan harga beras, semua berteriak kekurangan, padahal kita belum memiliki data A1 yang valid,” tegasnya.
Menurutnya, Sulut membutuhkan sekitar 270.000 ton beras per tahun, sementara produksi hanya mencapai 170.000 ton.
“Kita masih kekurangan 120.000 ton. Sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya lahan padi, lebih dari 6.000 hektare berubah fungsi menjadi tanaman lain. Karena itu, data yang valid sangat penting agar Gubernur tidak salah langkah dalam mengambil kebijakan,” katanya.
Gubernur YSK juga menyoroti peran kabupaten/kota dalam pengumpulan data.
“Jangan menunggu diminta. Dinas kabupaten/kota harus selalu memperbarui data ke provinsi agar kami bisa menyampaikannya ke pusat, yaitu kementerian. Saya selalu siap berusaha ke sana, tapi syaratnya data harus lengkap dan akurat,” katanya.
Ia menambahkan, Sulut memiliki sekitar 59.000 hektare lahan pertanian padi. Jika seluruh lahan tersebut berproduksi secara optimal, Sulut diyakini mampu mencapai swasembada beras.
“Sulut adalah milik kita bersama. Beras dan jagung juga adalah milik kita bersama. Mari bekerja sama, agar dengan lahan yang ada kita benar-benar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutupnya.(Ren)