Ketika pergi ke daerah pegunungan atau dataran yang lebih tinggi, Anda mungkin sering melihat pemandangan berwarna hijau berupa hamparan sawah yang sangat luas. Biasanya sawah tersebut seolah-olah seperti disusun bertingkat untuk tujuan tertentu. Masyarakat biasanya menyebut sawah bertingkat tersebut dengan nama ‘Sengkedan’.
Bercocok tanam dengan teknik tersebut pun lebih dikenal luas dengan istilah terasering. Terasering umumnya digunakan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat sekitar dan digunakan agar dapat menanam pohon-pohon lebih banyak.
Terasering atau Sengkedan
Terasering itu sendiri memiliki definisi sebuah metode konservasi dengan membuat teras-teras atau tingkatan tertentu sesuai dengan bentuknya. Jenis dari terasering itu pun sebenarnya sangat banyak yaitu teras datar (level terrace), teras kredit (ridge terrace), teras guludan (contour terrace), dan teras bangku/tangga (bench terrace).
Masing-masing jenis tentu punya kegunaan nya tersendiri. Namun, jenis terasering yang paling digunakan pada lahan pertanian di Indonesia adalah teras bangku atau teras tangga. Tujuan utama nya adalah untuk mencegah erosi yang bisa terjadi pada lereng gunung dan dataran tinggi.
Terasering pada daerah pegunungan memang terlihat unik dan hijau. Namun, pernahkah terpikir sebenarnya apa saja kah tujuan dari pembuatan bentuk tersebut?
1. Sebagai Lahan Konservasi
Terasering memang bermanfaat untuk lahan konservasi atau lahan yang memang akan dilestarikan. Dengan begitu, biasanya lahan tersebut banyak ditanami pohon yang dapat menjaga lereng gunung. Selain itu, penanaman pohon tentu membuat daerah tertentu menjadi lebih hijau atau terjadi reboisasi. Udara di sekitar pun menjadi lebih sejuk dan banyak oksigen yang dihasilkan untuk kebutuhan bernapas manusia.
2. Mencegah Longsor
Dengan dibuatnya terasering dengan tingkat-tingkatan tertentu, lahan menjadi tidak terlalu curam, sehingga terjadinya longsor pada lereng penunungan pun menjadi lebih stabil. Selain itu, pohon hijau yang ditanam dapat menahan longsor, sehingga kemungkinan terjadinya bencana tersebut semakin minimal dan dapat dicegah.
3. Menambah Resapan Air
Dengan dibuatnya terasering, kita dapat menambah lahan resapan air karena leren yang awalnya curam menjadi lebih datar, sehingga penyerapan air menjadi lebih maksimal. Air tersebut nantinya juga akan digunakan untuk kebutuhan pertanian dan membuat tanaman menjadi lebih subur.
4. ketersediaan Lahan Pertanian
Daerah pegunungan mempunyai lahan yang sangat luas. Oleh karena itu, lahan tersebut bisa dimanfaatkan menjadi sebuah lahan yang produktif. Di sini, para petani bisa menanami berbagai macam tanaman konsumsi atau budidaya padi dan palawija. Dengan begitu, petani pun bisa mencukupi kebutuhan di sekitar daerah lereng dan bisa menjual hasil dari lahan tersebut untuk mendapatkan keuntungan.
5. Memperlambat Kecepatan Aliran Air
Salah satu penyebab terjadinya erosi pada lereng pegunungan adalah kecepatan air yang tinggi mengalir dari atas ke bawah. Dengan adanya terasering, aliran air akan diperlambat sehingga erosi tidak akan sering terjadi. Hal ini sangat berguna di saat musim penghujan dimana hujan turun lebih sering dan dengan curah air yang tinggi.
6. Dapat Dijadikan Lahan Datar
Lahan datar memang kerap sulit ditemukan pada daerah pegunungan. Padahal, sarana kemasyarakatan seperti pembangunan perumahan, lapangan dan tempat ibadah sangat dibutuhkan. Dengan adanya terasering, lahan datar dapat terwujud dan kemiringan tidak lagi terlalu curang.
Demikian beberapa fungsi dari terasering atau sengkedan bagi lingkungan sekitar dan kehidupan manusia. Pada umumnya terasering memang sangat berguna bagi lahan pertanian dan dibuat pada daerah lereng pegunungan ataupun dataran tinggi.