Mediatani – Meskipun memiliki gizi yang tinggi, buah dan sayur belum tentu aman untuk dikonsumsi. Bahan kimia yang diberikan pada proses budidaya seperti pestisida dan pupuk kimia, bisa terikut masuk ke dalam tubuh konsumen. Alih-alih memenuhi kebutuhan gizi, konsumen malah bisa menelan racun berbahaya.
Memang benar, penggunaan bahan kimia dalam pertanian dapat membantu pertumbuhan tanaman. Akan tetapi, jika hal tersebut dilakukan secara berlebih dan terus-menerus maka justru akan berbahaya.
Melalui inovasi sistem pertanian berkelanjutan, Happy Tani menjawab permasalahan tersebut. Usaha rintisan Suyadi dan Tri Nugroho ini berupaya menyediakan sumber bahan pangan sehat dan bergizi bagi konsumennya.
Tidak hanya itu, pemanfaatan sistem budidaya hidroponik secara organik juga mereka terapkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, memiliki nilai jual tinggi dan aman untuk dikonsumsi.
Penasaran bagaimana perjalanan usaha yang turut menjaga kesehatan konsumennya ini, tim mediatani.co berbincang dengan Mas Suyadi pada 4 Agustus 2021 lalu. Berikut ini ulasannya, semoga terinspirasi ya sobat.
Berkenalan dengan Happy Tani
Usaha rintisan yang dinamai Happy Tani oleh pendirinya ini terletak di Desa Mulyoagung. Sebuah desa di ketinggian lebih dari 600 mdpl di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Suhu yang sejuk dan terletak di antara Kota Batu dan Kota Malang, menjadikan Desa ini memiliki potensi besar, termasuk di sektor pertanian.
Pendiri Happy Tani juga memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni di bidang pertanian. Suyadi, merupakan seorang Manajer Tanaman dan Pengembangan di Agro Techno Park Malang. Sedangkan, Tri Nugroho merupakan dosen di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Usaha Happy Tani beroperasi di atas lahan seluas kurang lebih seribu meter persegi. Proses budidaya tanaman dilakukan secara modern di tiga greenhouse. Dua area greenhouse digunakan untuk budidaya hidroponik melon dan satu untuk hidroponik sayur mayur.
Happy Tani mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2020. Meski terbilang masih muda, Happy Tani sudah mampu memasarkan produknya di luar pasar Jawa Timur, seperti Jakarta, Sumatera dan Bali.
Berdasarkan penjelasan Suyadi, panen melon akan dilakukan 2,5 bulan ke depan. Satu buah melon biasanya memiliki berat 1,2-1,3 kg atau untuk ukuran yang lebih besar bisa mencapai 1,3-1,7 kg dengan harga kisaran Rp 22.000 – Rp 25.000.
Dalam sekali panen, Happy Tani bisa memanen satu ton buah melon dari satu greenhouse. Omzet penjualannya pun terbilang fantastis, dapat mencapai 35 juta setiap panen. Tingkat kegagalan panen sekitar 5-10%, biasanya disebabkan oleh matinya tanaman atau ukuran buah yang tidak sesuai orderan.
Pemasaran buah melon milik Happy Tani juga tergolong cepat larisnya. Setiap setelah panen, separuhnya langsung didistribusikan ke jaringan reseller. Sedangkan sisanya, dipasarkan langsung kepada konsumen akhir sesuai dengan permintaan (by order) masing-masing.
Halaman Selanjutnya >> Produk Unggulan Happy Tani