Ini Harta Tersembunyi di Laut Natuna yang Buat China Suka Nyelonong

  • Bagikan
Pulau Natuna

Mediatani – Beberapa tahun terakhir, Natuna terus menjadi sorotan publik tanah air setelah kapal nelayan dan Coast Guard milik China sering memasuki perairan Natuna tanpa izin dari pihak Indonesia.

Pada Jumat, (22/1) kemarin, TNI AL kembali menangkap satu kapal asing di laut Natuna. Diketahui, KRI Usman Harun 359 yang saat itu melakukan patroli berhasil menangkap kapal asing berbendera Taiwan yang bernama Hai Chien Hsing.

Di kapal asing yang tertangkap tersebut, TNI AL mengamankan sembilan anak buah kapal (ABK). Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan bahwa penangkapan dilakukan karena kapal asing itu telah melewati wilayah yuridiksi nasional.

Meskipun pihak Indonesia sudah dengan tegas menindaki kapal asing yang masuk ke perairan Natuna, namun masih saja ada kapal asing yang masuk bahkan menjadi konflik berkepanjangan, terutama pihak China yang bersikukuh negaranya tidak melanggar hukum internasional yang ditetapkan lewat Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS).

Banyaknya kapal asing yang masuk itu tidak lepas dari keinginan mereka untuk mengambil kekayaan alam yang sangat berharga di laut Natuna tersebut. Apa saja kekayaan alam yang tersimpan di laut Natuna? Berikut penjelasannya yang kami lansir dari Intisari.

Harta tersembunyi di Natuna

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sejak dahulu Natuna sudah menjadi pulau yang menarik bagi banyak orang. Pelayar yang melintas di perairan tersebut akan menyambangi pulau ini untuk bertransaksi dalam perniagaan atau hanya sekedar berteduh saat badai datang.

Terdapat sebuah pantai di daerah Klarik Natuna yang menyimpan banyak artefak, seperti wadah dari porselain atau keramik. Artefak tersebut berasal dari kapal muatan yang tenggelam karena laut Natuna memang relatif dangkal dan berkarang.

Keramik ini sebagian besar berasal dari China daratan, mulai dari Masa Ching, Ming, Yuang, hingga Song yang berlayar melewati perairan Natuna.

Sejak tahun 1970-an, karena banyaknya peninggalan seperti keramik kuno itu, banyak masyarakat yang berdatangan ke pulau ini untuk berburu keramik. Pantai tersebut pun kini menjadi salah satu Cagar Budaya yang kaya akan budaya.

Ada beberapa pantai di Pulau Natuna yang menjadi sebagai wisata bahari, di antaranya Jelita Sejuba, Batu Madu, Pulau Setai, dan Pantai Cemaga.

Kekayaan laut Natuna

Sekitar 99 persen dari  total luas wilayah Natuna merupakan luas lautannya. Selain luas, Natuna juga memiliki potensi laut yang cukup besar. Umumnya, kapal besar yang melakukan penangkapan ikan berada di luar lokasi 4 mill laut yang berada di wilayah laut Natuna, Laut China Selatan.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, laut Natuna memiliki kekayaan sumber daya ikan cukup tinggi. Sekitar 50 persen atau sebesar 504.212,85 ton per tahun yang dapat dihasilkan dari potensi Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP RI) 711 di Laut Natuna.

Pada tahun 2014, produksi perikanan di Laut Natuna yang dimanfaatkan baru mencapai 233.622 ton dari 403.470 ton tangkapan yang diperbolehkan.

Ada dua kategori pada komoditas yang ada di laut Natuna, yaitu ikan pelagis dan ikan demersal. Untuk ikan pelagis, potensinya mencapai 327.976 ton per tahun, dengan jumlah tangkapan yang dibolehkan 262.308,8 ton. Namun, hanya sebesar 37 persen atau 99.037 ton yang baru dimanfaatkan dari jumlah tersebut.

Ikan pelagis merupakan kategori ikan yang hidup pada permukaan laut hingga kolam dengan kedalaman 200 meter. Beberapa jenis ikan yang masuk dalam kategori pelagis diantaranya yaitu ikan tuna, ikan pedang, marlin, cakalang, tenggiri, dan masih banyak lainnya.

Sedangkan ikan demersal adalah kategori ikan yang hidupnya di dasar laut, baik untuk mencari makan atau berkembang biak. Beberapa jenis ikan demersal diantaranya yaitu ikan kerapu, tongkol krai, tenggiri, ikan ekor kuning, udang putih, dan kepiting.

Potensi yang dimiliki laut Natuna dalam kategori ikan demersal ini yaitu mencapai 159.700 per tahun dan hanya sebesar 40.491 ton yang baru dimanfaatkan per tahun 2014.

Minyak dan gas bumi

Diperkirakan, Laut Natuna juga memiliki cadangan minyak bumi hingga 14.486.470 barel dan gas bumi mencapai 112.356.680 barel.

Selain itu, sejauh 225 kilometer di sebelah utara Pulau Natuna (di ZEE) terdapat ladang gas D-Alpha dengan total cadangan 222 triliun kubik feet dan gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT. Di Asia, ladang tersebut merupakan salah satu sumber terbesar.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version