Ini Jenis Hama dan Penyakit yang Sering Merusak Tanaman Mentimun

  • Bagikan
Serangan hama pada mentimun

Mediatani – Membudidayakan tanaman timun memang tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan. Pada dasarnya, butuh ketekunan untuk mendapatkan hasil yang maksimal setiap kali memanen.

Merawat tanaman tersebut dengan sepenuh hati memang menjadi hal utama yang harus dilakukan. Namun, kerap kali kita menemukan variable penggangu atau hal merugikan yang tiba-tiba datang. Salah satunya adalah serangan hama terhadap tanaman yang membuat tanaman rusak dan mati.

Oleh karena itu, Anda harus mengenal berbagai hama dan penyakit yang biasanya terdapat pada tanaman timun. Dengan begitu, pencegahan pun dapat dilakukan dan mengurangi kemungkinan rusaknya tanaman akibat serangan yang tidak diinginkan.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman sangat berguna demi memperoleh hasil panen yang terbaik dan meminimalisir kerugian yang akan sangat berdampak pada petani timun.

Berikut adalah beberapa jenis hama yang seringkali menyerang tanaman timun.

Kutu kuya ( Aulocophora Oliver)

Kutu Kuya adalah kumbang yang bisa merusak daun yang memiliki ukuran sekitar -/+ 1 cm. Di indonesia banyak sekali yang menyebut hama ini sebagai Oteng-oteng. Kutu ini berukuran 1 cm dengan sayap berwarna kuning polos, biasanya mereka akan merusak dan memakan daging pada daun sehingga daunnya bolong, jika parah, maka akan tersisa tulang saja.

Cara pengendalian : memberi pestisida Natural BVR atau Pesona sesuai dengan dosis

Kutu Thrips dan Aphids

Dua jenis kutu pengisap cairan tanaman, yaitu Thrips sp. dan Myzus persicae. Thrips suka mengisap pucuk tunas dan bunga, sehingga daun mengeriting serta bentuk buah menjadi abnormal dan berbercak cokelat. Hama Aphids ini akan mengisap cairan tanaman dari pucuk hingga daun bagian bawah.

Serangan hama ini lebih sporadis dan menyebabkan daun mengeras, menggulung ke bawah, dan berembun jelaga berwarna hitam sehingga, proses fotosintesis menjadi terganggu.

Pencegahannya dengan cara:

  • Gunakan mulsa plastik hitam perak.
  • Hindari menanam berdekatan dengan tanaman mentimun yang lebih tua dan terserang penyakit. Selain itu, hindari juga menanam berdekatan dengan tanaman sefamili lainnya, seperti melon, semangka, dan waluh.

Pemberantasannya melalui

  • Jika serangan banyak dilakukan oleh Thrips sp., lakukan penyemprotan insektisida yang tepat pada sore hingga malam hari. Jika hanya aphids yang menyerang, penyemprotan bisa dilakukan pada pagi atau sore hari.
  • Beberapa contoh insektisida yang bisa digunakan adalah Arrivo 30 EC, Marshal 200 EC, Pounce 20 EC dan Confidor 5 WP. Gunakan dosis sesuai anjuran yang tertera di labelnya.

Tungau

Tarsonomus sp.,Tretahichus sp., dan Hermitarsonemus sp. Hama ini termasuk jenis akarina. Bentuk tubuhnya seperti laba-laba; berukuran 1 – 2 mm; serta berwarna cokelat, merah, dan kuning. Binatang ini disebut juga tungau.

Biasanya, tungau akan mengisap cairan tanaman. Perilakunya seperti aphids, bergerombol di balik daun. Serangan hama ini akan menyebabkan daun mengeras dan muncul karat di balik daun.

Pencegahannya dengan cara:

  • Gunakan mulsa plastik hitam perak
  • Hindari menanam berdekatan dengan tanaman mentimun yang lebih tua dan terserang penyakit. Selain itu, hindari juga menanam berdekatan dengan tanaman sefamili, seperti melon, semangka dan waluh.

Pemberantasannya melalui:

  • Semprot dengan akarisida (pestisida untuk jenis akarina) yang tepat sasaran. Lakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari. Arahkan mata spray ke balik daun.
  • Contoh beberapa akarisida yang bisa digunakan adalah Kelthane 200 EC, Morestan 25 WP, Meothrin 50 EC, dan Omithe 570 EC. Gunakan dosis sesuai dengan anjuran yang tertera di label kemasan.

Kutu Putih atau Kutu Kebul

Kutu Putih memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat, sama seperti hama tanaman timun lainnya. Kutu putih dapat membawa virus pada tanaman timun. Virus itu adalah mosaic kuning atau virus Gemini yang menular dan merusak dedaunan. Akibatnya nutrisi tumbuhan akan berkurang dan menyebabkan kematian.

Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter

Jenis dan Pengendalian Penyakit Tanaman Timun Suri

Untuk penyakit tanaman timun dan cara pengendaliannya adalah sebagai berikut :

Busuk daun (Downy Midew) atau Embun Bulu

Pseudoperomospora cubensis berk et Curt adalah penyebab penyakit busuk daun. Penyakit ini akan menyerang daun pada saat kelembaban udara sedang tinggi pada temperatur 16 – 22 derajat celcius dan kondisinya berkabut atau berembun.

Serangan penyakit ini menimbulkan gejala awal berupa bercak kuning yang berbentuk kotak mengikuti alur tulang daun. Serangannya dimulai dari daun yang sudah tua. Semakin lama, bercak kuning semakin lebar dan daun mengering.

Pencegahannya dengan cara:

  • Hindari menanam berdekatan dengan tanaman mentimun yang umurnya lebih tua,
  • Perbaiki saluran drainase, terutama pada musim hujan
  • Lakukan sanitasi lahan secara rutin.

Pemberantasannya dengan cara

  • Jika tampak gejala awal, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray ke permukaan daun bagian atas dan bawah,
  • Beberapa contoh fungisida yang bisa digunakan adalah Anvil 50 5C, Nimrod 250 EC dan Score 250 EC. Gunakan dosis yang sesuai dengan anjuran.

Powdery Mildew atau Embun Tepung

Penyakit tepung akan menyerang tanaman ketika musim kemarau dengan kelembaban tinggi terjadi dan disebabkan oleh Erysiphe cichoracearum. Tandanya permukaan daun dan batang tanaman akan ditutupi oleh tepung putih, kemudian warnanya akan berubah menguning dan akhirnya mengering.

Pencegahannya dengan cara

  • Hindari menaman berdekatan dengan tanaman mentimun yang umurnya lebih tua,
  • Perbaiki saluran drainase, terutama pada musim hujan dan
  • Lakukan sanitasi lahan secara rutin

Pemberantasannya melalui

  • Ketika gejala awal muncul, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray lebih dominan ke permukaan daun bagian bawah.
  • Fungisida yang bisa digunakan di antaranya Afugan 300 EC, Score 250 EC, dan Morestan 25 WP. Gunakan dosis sesuai dengan anjuran yang tertera di label kemasan.

Bercak daun bersudut

Cendawan Pseudomonas lachrymans akan menyerang tanaman pada musim hujan yang ditandai dengan munculnya bercak kecil kuning dan bersudut pada daun ketika serangan ini pada taraf biasa.

Tetapi jika kondisi sudah parah maka seluruh daun akan yang muncul bercak tadi akan mengalami perubahan warna menjadi cokelat muda kelabu dan akhirnya mengering serta berlubang.

Cara pengendalian : berikan naturan GLIO sebelum tanam.

Kudis (Scab)

Penyerangan cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et.Art menyerang buah yang masih berumur muda akan muncul bercak basah dan keluar cairannya, cairan tersebut akan seperti karet jika mengering. Jika menyerang buah yang sudah tua maka akan berbentuk kudis bergabus.

Cara pengendalian : berikan naturan GLIO sebelum tanam.

Antraknose

Cendawan Colletotrichum lagenarium pass akan menyerang daun dan muncullah bercak berwarna cokelat. Bercak tersebut berbentuk agak bulat dan bersudut sehingga menyebabkan daun menjadi mati. Bercak tersebut bisa juga meluas ke batang, tangkai dan buah. Apalagi ketika cuaca sedang lembab maka akan terbentuk massa spora yang warnanya merah jambu (Pink).

Cara pengendalian :

  • Menggunakan Bahan Kimia. Untuk mengendalikan penyakit ini silahkan para petanimelakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida ( caranya adalah Derosol 60 WP dicampur dengan Dithane M-45  1;8, dengan konsentrasi 2,8 gr/liter), atau bisa juga menggunakan Difolatan 4 c/liter, Champion 77 WP, Rubigan 120 EC, Folicur 25 WP, Topsin, Antracol 70 WP, Delsene MX 200 , dan Cupravit OB 12, serta Kocide 60 WDG
  • Menggunakan Bahan Alami. (a) Campurkanlah daun nimba, dengan serai laos dengan perbandingan 8:6:6. (b) Rendam daun tembakau pada air 1:20 hingga larut, daya serang terhadap penyakit ini sama halnya bila menggunakan mancozeb 0,2 % (fungisida kimia) (c) Setelah dilakukan penyemprotan pada bagian yang terserang yang harus diperhatikan adalah anda harus tetap membuang bagian tanaman/buah yang terserang dengan cara membakarnya. Hal ini menghindari serangan lanjutan yang akan memperparah. Apabila cara diatas sudah ditrapkan dan serangan masih terus berlanjut langkah yang harus diambil adalah musnakan tanaman dengan cara membakarnya.

Penggunaan insektisida dalam kasus ini jangan sampai berlebihan agar tanaman tidak rusak karena terlalu banyak bahan kimia. Pemakaian insektisida yang berlebihan pula dapat menyebabkan timun menyimpan residu atau sisa dari insektisida yang sangat berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version