Ini yang Dilakukan Semut Saat Bertemu Semut Lain di Perjalanan

  • Bagikan

Mediatani – Sobat Mediatani, pernah tidak kamu sedang melamun dan memperhatikan barisan semut merah yang berbaris di dinding seperti dalam bait lagu lawas “Kisah Kasih di Sekolah” karya (Alm) Chrisye? Nah, agar lamunanmu menjadi bermanfaat, mari kita bahas untuk menambah wawasan.

Kita tidak membahas tentang kenangan apa saja yang terlintas saat kamu mendengar lagu ini ya, tapi kita akan membahas tentang salah satu kebiasaan semut yang mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui.

Saat kita memperhatikan barisan semut yang tengah asyik dengan perjalanannya, mereka akan bertemu dan seakan ‘menabrakkan dirinya’ atau ‘bersalaman’ pada semut lain. Lalu timbul pertanyaan, mengapa mereka melakukan itu?

Faktanya, semut melakukan hal tersebut bukan untuk bersalaman tetapi saling memberikan ciuman. Menurut penelitian yang telah dipublikasikan oleh eLife, ciuman yang diberikan ini bertujuan untuk memastikan agar koloni mereka tetap bisa bekerja seperti ‘mesin’ sosial yang diminyaki dengan baik.

Bertukar ludah khususnya pada spesies semut (Camponotus floridanus) atau semut kayu ini telah menciptakan metabolisme di semua koloni untuk memastikan setiap individu memiliki apa yang mereka butuhkan dalam menjalankan peran mereka di masyarakat, baik itu sebagai semut perawat, pemburu atau ratu.

“Semut individu memiliki dua perut – satu untuk mencerna makanan mereka sendiri dan satu lagi yang datang lebih dulu, ‘perut sosial’ untuk menyimpan cairan yang mereka bagi dengan semut lain di koloni mereka,” jelas ahli biologi evolusi Adria LeBoeuf dari University of Fribourg, Swiss.

Selain itu, tambah Adria, pertukaran cairan yang terjadi, memungkinkan semut untuk berbagi makanan dan protein penting lainnya yang telah dihasilkan oleh semut itu sendiri.

Para peneliti juga menemukan bukti bahwa cairan sosial ini bisa dikaitkan dengan peran individu dalam koloni. Saat penulis mencoba menganalisis seluruh protein yang ditemukan dalam perut sosial semut kayu, mereka mendapati bahwa air liur tersebut dipenuhi dengan biomarker yang berbeda dan tergantung pada kondisi koloni.

Mereka mengambil sampel 70 koloni dan 40 sampel cairan individu. Para peneliti menemukan sebanyak 519 protein dan 27 di antaranya ditemukan berada dalam air liur.

Pada koloni yang lebih muda, misalnya, mengeluarkan air liur lebih sering dan diisi dengan protein yang terlibat dalam pemrosesan gula secara cepat. Sementara koloni yang lebih tua mengedarkan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan dan metamorfosis anak-anak mereka sekaligus guna mendapatkan hidup lebih lama.

Sederhananya, semut melakukan hal tersebut adalah karena semut terbiasa berbagi tugas dalam mencari makanan. Karena itu, saat dalam perjalanan dan bertemu dengan rekan sekoloninya, maka mereka akan berbagi makanan dengan cara menusukkan antena dari mulut ke mulut.

Selain itu, saat semut berpapasan, mereka bisa mendeteksi bahaya dengan cara mendekatkan kepala satu sama lain untuk memastikan bahwa semut yang ada dihadapannya merupakan koloninya dan bukan dari koloni lain yang bisa membahayakan.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version