Bagi kalangan petani awam di Indonesia, istilah tentang tanaman transgenik mungkin masih terdengar asing. Namun, teknik ini sebenarnya telah banyak diterapkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Transgenik sendiri berasal dari dua kata, yaitu trans dan gen. Trans memiliki arti pindah, sedangkan gen memiliki arti pembawa sifat.
Jadi, tanaman transgenik berarti tanaman yang telah dimasuki gen asing. Dalam arti lain adalah tanaman hasil modifikasi, rekayasa atau kloning. Tujuan dari pemindahan gen tersebut adalah untuk mendapatkan sebuah tanaman baru dengan bentuk dan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Pembuatan tanaman jenis ini diawali dengan melakukan indentifikasi gen sesuai dengan hasil sifat yang diinginkan. Gen ini bukan hanya bisa didapatkan dari tanaman lain, tapi juga bakteri, hewan dan lain sebagainya. Kemudian masuk ke tahapan selanjutnya yaitu kloning atau menggandakan gen yang sudah didapat.
Dalam tahap kloning ini, gen asing akan dimasukan ke dalam vektor kloning lalu vektor kloning dimasukan ke dalam bakteri yang berperan sebagai media pengembangbiak DNA. Jika gen yang didapat sudah dirasa cukup, maka tahap terakhir yang harus dilakukan adalah mentransfer gen asing ke dalam bagian tumbuhan tertentu. Misalnya saja pada bagian daun, batang dan lain sebagainya.
Meskipun begitu, pembuatan tanaman dengan teknik transgenik ini juga menuai pro dan kontra. Berbagai analisis tentang kelebihan dan kekurangan dari teknik ini masih menjadi sebuah tanda tanya, yang menimbulkan keraguan pada berbagai pihak. Berikut di bawah ini adalah kelebihan dan kekurangan dari tanaman jenis ini yang bisa menjadi bahan referensi bagi Anda.
Berbagai Kelebihan Tanaman Transgenik
1 Tahan Terhadap Serangan Hama
Salah satu kelebihan penerapan transgenik adalah dikarenakan tanaman akan menjadi lebih kuat dari serangan hama. Hal ini tentu memberikan keuntungan kepada para petani karena bisa mendapatkan hasil panen yang optimal. Seperti yang diketahui, bahwa hama adalah salah satu ancaman terburuk untuk tanaman. Bukan hanya bisa mengurangi hasil panen tapi tanaman juga bisa terancam gagal panen. Selain itu, penggunaan pestisida pada tanaman juga berkurang drastis.
2. Tahan Terhadap Kondisi Lingkungan
Pada jenis tanaman ini akan memiliki daya tahan yang lebih kuat dibandingkan dengan tanaman asli. Transgenik dapat bertahan hidup meskipun di tengah cuaca ekstrim. Rekayasa gen pada tanaman ini telah menghasilkan tanaman yang handal menghadai faktor alam yang berubah-ubah.
3. Hasil Panen Melimpah
Pada penerapan teknik tanaman transgenik, petani juga akan mendapatkan keuntungan berupa hasil panen yang melimpah ruah. Hal ini dikarenakan pemindahan gen dapat meningkatkan kualitas tanaman sehingga menjadi lebih produktif lagi. Tentunya ini akan membawa keuntungan finansial bagi petani yang menanam tanaman transgenik.
4. Menghasilkan Zat Tertentu
Bukan hanya tahan terhadap serangan hama. Tanaman transgenik juga bisa digunakan untuk menghasilkan zat atau senyawa tertentu. Bukti real dari penghasilan zat ini adalah terciptanya jenis baru bernama “gold rice”, yaitu padi dengan bulir berwarna keemasan. Dan yang lebih mengesankan adalah bahwa gold rice ini berhasil mengatasi defisiensi vitamin A yang banyak menyerang anak-anak di wilayah tropis.
Berbagai Kekurangan Tanaman Transgenik
1. Risiko Gangguan Kesehatan
Salah satu dampak negatif yang paling ditakuti dengan dibudidayakannya tanaman transgenik adalah menyebabkan risiko gangguan kesehatan. Seperti yang telah dijelaskan dalam berbagai riset, bahwa gen marker yang ada dalam tanaman bisa ditransfer ke organisme yang lain, seperti virus dan bakteri.
2. Musnahnya Tumbuhan Asli
Dengan semakin berkembangnya budidaya tanaman transgenik, maka bisa mengancam populasi tumbuhan asli. Alasannya sederhana saja, jenis transgenik ini memiliki kualitas yang lebih unggul dalam hal kualitas dan hasil. Jika para petani sudah beralih ke transgenik, maka otomatis tumbuhan asli akan ditinggalkan secara perlahan. Padahal sejatinya, musnahnya satu spesies asli dapat mengganggu keseimbangan dalam ekosistem.
3. Transfer Gen Horizontal
Dalam proses pembuatan tanaman transgenik, umumnya menggunakan selectable marker. Hal ini menimbulkan resiko pemindahan gen pada bakteri pada saluran pencernaan manusia maupun hewan yang memakan tanaman ini. Jika hal ini terjadi, maka bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Selain itu, bakteri yang terinfeksi di dalam tubuh juga menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga penyakit sulit untuk disembuhkan.