Inovasi Irigasi Otomatis Hadir Atasi Tantangan di Lahan Kering Bonto Lempangan, Maros

Nildayanti, S.P., M.Si dan Tim, foto bersama masyarakat di bonto lempangan, Kabupaten maros.
Nildayanti, S.P., M.Si dan Tim, foto bersama masyarakat di bonto lempangan, Kabupaten maros.

Mediatani.co – Tantangan pertanian di lahan kering kerap menjadi hambatan bagi produktivitas petani. Untuk menjawab masalah tersebut, tim pengabdian masyarakat dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Polipangkep) menghadirkan inovasi sistem irigasi tetes otomatis berbasis internet of things (IoT) di Desa Bonto Lempangan, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Program ini dipimpin oleh Nildayanti, S.P., M.Si. selaku ketua tim, bersama anggota Dr. Reni Fatmasari Syafruddin, S.P., M.Si. dan Henny Poerwanty, STP., M.Si., serta melibatkan mahasiswa Polipangkep. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui skema pendanaan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).

Teknologi Hemat Air Berbasis IoT

Kegiatan utama berupa praktik perakitan dan instalasi Auto Drip Irrigation (ADI) yang dilakukan langsung di lahan petani mitra. Didampingi tim teknis, para petani dilatih untuk memahami cara kerja teknologi irigasi tetes otomatis yang dinilai efisien dan mampu menghemat penggunaan air.

instalasi Auto Drip Irrigation (ADI)
instalasi Auto Drip Irrigation (ADI)

Selain pemasangan alat, tim juga memberikan simulasi pengoperasian sistem serta pelatihan penggunaan aplikasi digital. Melalui aplikasi ini, petani bisa memantau kelembapan tanah dan mengatur kebutuhan air secara real-time, sehingga produktivitas pertanian tetap optimal meski menghadapi kekeringan.

Pelatihan Digital Marketing

Tak hanya soal teknologi irigasi, tim PKM juga membekali petani dengan pelatihan pemasaran digital. Harapannya, produk pertanian lokal dapat dipasarkan lebih luas melalui platform daring, sehingga mampu meningkatkan daya saing sekaligus nilai jual hasil pertanian.

Jembatan Kampus dan Masyarakat

Kehadiran mahasiswa dalam program ini menjadi wujud nyata kolaborasi akademisi dengan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya berhenti di ruang kelas, melainkan hadir langsung untuk menjawab permasalahan yang dihadapi petani.

Harapan ke Depan

Tim pengabdian berharap, penerapan teknologi irigasi otomatis ini dapat diperluas ke desa-desa lain dengan kondisi lahan serupa. Lebih jauh, mereka menargetkan terbentuknya ekosistem pertanian modern berbasis teknologi, sehingga petani tidak tertinggal dalam pemanfaatan inovasi.

Salurkan Donasi

Exit mobile version