Mediatani – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (persero) terus mengutamakan pemilihan energi hijau dan berkelanjutan. Upaya itu dilakukan melalui Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di ruang lingkup Holding Nusantara sebagai unit usaha dari PT Riset Perkebunan Nusantara.
PTPN Group telah melakukan berbagai macam inovasi, di antaranya penelitian dan pengembangan (litbang) mengenai bahan bakar biodiesel 50 % dan minyak makan merah. Harapan pemerintah terhadap adanya PPKS yaitu dapat menjadi penggerak berkembangnya suatu inovasi dan riset sawit nasional.
Presiden Joko Widodo juga memberikan perhatian yang penuh terhadap persoalan ini dengan datang langsung ke acara “Inovasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit dalam Penguatan Koperasi dan UKM untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional” Kamis (07/07/2022) di Medan, Sumatera Utara.
Kedatangan presiden didampingi oleh bererapa menteri di antaranya Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian), Teten Masduki (Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah), Praktino (Menteri Sekretaris Negara), Basoeki Hadimoeljono (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Moh. Abdul Ghani (Dirut Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Iman Yani Harahap (Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara), dan M. Edwin S. Lubis (Kepala PPKS Medan).
“PPKS menjadi backbone (tulang punggung) riset dan inovasi kelapa sawit nasional. Demi meraih cita-cita tersebut, Holding Perkebunan Nusantara siap membantu dan mendukung PPKS,” ucap Mohammad Abdul Ghani, Kamis (7/7/2022).
Sejak tahun 2019 lalu, ada berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh PPKS, seperti mobil yang menggunakan bahan bakar B50 dengan rute Medan-Jakarta yang berhasil menjalani uji coba (road test) pada 25-31 Januari 2019.
Berhasilnya uji coba tersebut membuat kepercayaan diri para peneliti dan inovator PPKS bertambah untuk meningkatkan riset dan pengaplikasian B50 dalam skala luas di masyarakat.
PPKS juga membuat suatu inovasi teknologi yang sederhana untuk menghasilkan produksi minyak makan merah. Di mana kandungan yang dimiliki produk tersebut yaitu senyawa fitonutrien yang berkadar tinggi.
Inovasi minyak makan merah yang diketuai oleh DR. Frida R. Panjaitan ini memiliki kandungan fitonutrien, di antaranya karoten (Vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (Vitamin E) dan squalene.
“Minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai bahan pangan untuk anti-stunting,” ucap Kepala PPKS, M. Edwin S. Lubis.
Edwin menambahkan, minyak makan merah berperan sebagai sumber lemak (zat gizi dasar), mengandung senyawa fitonutrien yang berfungsi sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya.
Kemudian kandungan asam oleat dan asam linoleat yang ada pada minyak makan merah juga berfungsi uuntuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan sumber energi anak.
Minyak makan merah juga dapat digunakan untuk menumis bahan makanan lainnya, seperti bahan pangan, bahan baku margarin dan salad dressing.
Teknologi yang digunakan dalam memproduksi minyak makan merah dapat dikerjakan pada usaha skala mikro, kecil dan menengah (UMKM). Pelaku usaha tersebut dapat membuat peningkatan pada nilai tambah dan meningkatknya kesejahteraan para pertani perkebunan.
Produk Inovasi tersebut dapat menjadi sebuah solusi mengenai pemunuhan kebutuhan gizi untuk masyarakat Indonesia. Pembelajaran dan sosialisasi mengenai berbagai macam manfaat dari minyak makan merah perlu dilakukan agar dapat diterima oleh masyarakat.
“Kedepan kami berharap pabrik pengelolahan minyak makan merah dapat diintegrasikan dengan pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah kerja PTPN, sehingga kebutuhan minyak makan yang bergizi dan murah bagi karyawan dan masyarakat sekitar dapat dipenuhi,” ucap Abdul Ghani
Selain dari inovasi diatas, PPKS menjadi center of excellence pada bidang kelapa sawit juga telah banyak memberikan sumbangsih bagi perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia.