Mediatani – Idah Saidah, alumni IPB University pelaku wirausaha di bidang hijauan pakan Diervoeder Agro mengatakan bahwa permasalahan utama peternakan di Indonesia adalah petaninya yang berusia lanjut dan minim teknologi.
“Strategi pemenuhan hijauan pakan, yaitu eksplorasi hijauan pakan lokal, pemetaan daerah sentra hijauan pakan dan mendorong sektor hulu peternakan melalui penerapan dan investasi teknologi,” jelas Idah beberapa waktu lalu saat hadir sebagai narasumber dalam seri webinar “Strategi Pemenuhan Kebutuhan Hijauan Pakan Berbasis Teknologi di Era 4.0”.
Webinar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter), Fakultas Peternakan IPB University ini pula menghadirkan Prof Luki Abdullah, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University.
Menurut dia, semenjak menyebarnya wabah Covid-19, bisnis peternakan di kalangan generasi milenial makin berkembang dan menjadi peluang bisnis yang sangat diminati karena menguntungkan.
Namun, Prof Luki menyebut bahwa perlu adanya kolaborasi antara teknologi dengan masyarakat untuk meningkatkan inovasi bisnis pakan hijauan.
“Alasan kenapa ada fakultas peternakan di Indonesia itu karena beternak bukan hanya sekadar memelihara hewan ternak saja, tetapi beternak itu harus menjadi bisnis yang untung dan efisien,” tutur Prof Luki.
Rahman Peternak Milenial, Alumni Teknik yang Kini Berprofesi sebagai Peternak Kambing
Cuaca langit sore di Desa Tamanharjo, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng) kian senja. Warna langit kala itu mulai menjingga.
Rabu (24/3/2021) lalu, saat itu waktu telah menunjukkan pukul 15.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Suara riuh ratusan kambing pun mengeluarkan suara ngembik.
Nada khas ratusan ternak kambing itu bertanda meminta jatah pakan di sore hari. Di lokasi yang sama, tampak sosok Miftahul Rahman (29) mengenakan seragam anak kandang berwarna hijau.
Rahman kemudian mulai meramu pakan kambing yang terbuat dari campuran konsentrat. “Sudah sore, Mas, jadi sudah waktunya makan,” ucap Rahman dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima pada Senin (29/3/2021), melansir dari kompas.com, Jumat (2/4/2021).
Pemuda lulusan teknik kelistrikan itu adalah salah seorang peserta program Sentra Ternak dari Dompet Dhuafa. Rahman beserta tiga rekannya tampak sibuk menyusun karung-karung pakan untuk ratusan kambing yang tengah menanti diberi makan di kandang Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa tengah.
Rutinitas mengolah pakan, menyusun karung, dan mengelola kandang menjadi kegiatan sehari-hari bagi Rahman dan kawan-kawan.
Ayah dari satu orang anak itu mengaku sudah dibekali dengan pengetahuan tentang peternakan kambing dan dilatih untuk mengolah kandang.
“Sudah dua minggu, Mas, dapat banyak belajar dari kegiatan saya sebagai anak kandang di Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa Tengah ini,” ujar Rahman…baca selengkanya dengan klik di sini.
2.204 Petani Muda Ikuti Program Petani Milenial Juara, Brainy Ingin Beternak Puyuh
Sebanyak 2.204 petani muda mengikuti peluncuran program Petani Milenial Juara secara daring dan luring, Jumat (26/3/2021), kemarin. Lokasi peluncuran dilaksanakan di tengah lahan pertanian Desa Suntenjaya, Lembang, Kab Bandung Barat, yang turut hadir Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Ribuan petani milenial itu pun, nantinya akan memilih jenis pertanian yang diminatinya. Termasuk bidang perikanan dan peternakan.
Seperti contohnya, salah satu petani milenial yang lolos dalam program ini yakni Brainy Brilliant. Dia mengaku tertarik untuk beternak burung puyuh.
“Saya ingin mengembangkan peternakan puyuh, sebab sudah hapal dengan peternakan burung puyuh ini,” ujar Brainy ditemui di sela-sela peluncuran, melansir Sabtu (27/3/2021) dari situs republika.co.id.
Brainy menuturkan bahwa dirinya sudah beberapa tahun ini bersama rekan-rekannya dalam sebuah kelompok tani di Desa Cikembar Kabupaten Sukabumi, membudidayakan burung puyuh…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)