Wajo — Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Wajo terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor perikanan melalui berbagai inovasi. Salah satu terobosan yang dirancang tahun 2024 adalah KARAMBA (Kampung Ramah Berdaya Petani Ikan), sebuah inisiatif untuk membangkitkan kembali usaha perikanan tangkap, khususnya di wilayah pesisir Danau Tempe.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Wajo, Andi Ismirar Sentosa, menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran dinas atas dedikasi mereka dalam merancang dan menjalankan inovasi.
“Program seperti KARAMBA adalah bentuk nyata dari upaya kita untuk menghidupkan kembali semangat nelayan, meningkatkan kapasitas usaha, dan tentu saja menggerakkan ekonomi masyarakat Wajo,” ujar Kadiskan Wajo.
Danau Tempe merupakan salah satu sentra perikanan air tawar terbesar di Sulawesi Selatan. Pada tahun 2024, total produksi perikanan tangkap dari danau ini mencapai 25.376 ton, menjadikannya sumber penghidupan utama bagi masyarakat sekitar. Tercatat, ada 2.724 rumah tangga perikanan (RTP) yang menggantungkan hidup dari aktivitas menangkap ikan di danau ini.
Namun, berbagai tantangan seperti degradasi ekosistem, perubahan iklim, dan minimnya sarana prasarana telah berdampak pada keberlangsungan usaha perikanan di kawasan tersebut. Selain itu, karena masih terbatasnya pengetahuan dan partisipasi masyarakat nelayan terhadap pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan yang berdampak secara langsung terhadap pengelolaan perikanan tangkap yang kurang efektif. Kondisi ini membuat capaian kinerja perikanan tangkap hingga saat ini belum optimal.
Untuk itu, program KARAMBA hadir sebagai jawaban atas kebutuhan revitalisasi dan penguatan kelembagaan nelayan. Kampung ramah berdaya petani ikan memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat nelayan dalam pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Ambo Asse, selaku inovator kegiatan ini menjelaskan bahwa KARAMBA difokuskan pada pembentukan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), pelatihan pembuatan karamba jaring apung, pengolahan hasil perikanan, serta pelatihan digital marketing dan akuakultur berbasis pertanian.
“Nelayan harus bertransformasi, bukan hanya menangkap ikan, tapi juga mampu mengelola hasil, memasarkan, dan memahami nilai tambah dari usaha perikanannya,” ungkap Pria yang akrab disapa Ambas ini.
Meskipun terdapat beberapa kelemahan dan ancaman yang perlu diatasi, manfaat dari visualisasi yang jelas, analisis mendalam, dan pemantauan yang efektif membuat upaya ini menjadi strategi yang sangat berharga. Adanya dukungan kebijakan dapat menjadi salah satu alternatif pola pendekatan yang kuat untuk tercapainya pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan di perairan umum daratan yang ada di Kabupaten Wajo.
Upaya ini dilakukan melalui penyiapan personil, baik dari internal Dinas Perikanan maupun lintas sektor di luar dinas, untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi, pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan langsung kepada masyarakat nelayan.
Program ini juga melibatkan pemberian bantuan alat tangkap ramah lingkungan, peningkatan kapasitas SDM, dan perluasan akses pasar. Tujuannya adalah menciptakan nelayan yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing.
KARAMBA merupakan satu dari empat inovasi strategis yang dijalankan Diskan Wajo tahun ini. Inovasi ini juga mendukung visi dan misi Bupati Wajo dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera, mandiri, dan produktif melalui potensi lokal yang dikelola secara berkelanjutan.