Mediatani.co — Rencana petani di Distrik Prafi, Papua Barat untuk melakukan tanam padi tertunda karena kebutuhan air belum terpenuhi. Hal ini diakibatkan oleh pekerjaan rehabilitasi saluran irigasi primer yang tidak kunjung selesai. Akibatnya kondisi sawah menjadi kering dan debit air di saluran berkurang drastis.
Menurut Sujiono salah satu petani, berdasarkan kontrak kerja, pekerjaan rehabilitasi tersebut harusnya sudah selesai pada September lalu. Namun, hingga kini saluran irigasi yang menjadi sumber utama air bagi lahan padi warga belum juga dapat berfungsi.
Hal ini membuat para petani tak bisa menanam, kebutuhan beras warga desa terpaksa dipenuhi dari tempat lain.
“Terakhir kali kami panen April kemarin. Sampai saat ini belum menanam lagi,” kata dia, saat berbincang dengan tim dari Badan Ketahanan Pangan di kediamannya, Selasa (19/12).
Kepala Bidang Distribusi Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Liek Irianti mengatakan, molornya waktu pengerjaan rehabilitasi saluran irigasi tersebut telah mengganggu musim tanam. Sebab, petani harusnya akan segera menikmati musim panen pada Januari-Maret ini.
“Terkait irigasi ini, kita akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum setempat,” kata Liek.
Namun begitu, Like memastikan kondisi tersebut tidak sampai mengganggu pasokan beras di Papua Barat. Berdasarkan pantauan yang dilakukan Kementerian Pertanian di Pasar Wosi, Manokwari, harga sejumlah bahan pokok masih terkendali.