Mediatani – Kelapa parut asal Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat (Jabar) berhasil menjajaki pasar Internasional. Kelapa parut ini dikirim ke Meksiko dan Georgia dengan nilai eskpor yang mencapai 35.000 US$ atau setara dengan Rp523.838.000.
Pelepasan ekspor yang diproduksi oleh CV Coco Indonesia Maju itu dilaksanakan di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (1/7/2022).
Asda Bidang Administrasi Setda Jabar, Ferry Sofwan Arif mengatakan, pihaknya mengupayakan agar kelompok masyarakat dan instansi terkait lainnya juga mampu mengembangkan atau meningkatkan produk olahan serupa.
“Ini menjadi sangat penting. Produk yang selama ini mungkin tidak terlalu diperhatikan karena hanya kelapa, dan sekarang selain bisa dikonsumsi segar, ternyata dengan teknologi bisa menjadi barang ekspor yang sangat berharga,” ungkap Ferry Sofwan Arif dikutip dari detikJabar, Minggu (3/7/2022).
Ferry megungkapkan, wilayah Jabar selatan memiliki potensi untuk melakukan pengembangan kelapa. Ia mendorong agar banyak pelaku usaha yang terjun dalam aktivitas ekspor ke Meksiko dan Georgia itu, bahkan ke beberapa negara lainnya.
“Karena potensi kelapa di Jabar selatan ini melimpah. maka tantangan kita bersama mendorong makin banyak lagi pelaku usaha kita untuk mengekspor seperti komoditi seperti itu,” ucap Ferry.
Lebih lanjut, Ferry mengatakan, Pemda Provonsi Jabar saat ini tengah fokus pada peningkatan pertumbuhan eksportir muda dan milenial. Ada ceruk eskpor non-migas yang bisa diisi oleh anak-anak muda atau para pengusaha milenial.
“Kita berkaca pada data ekspor, Jawa Barat paling tinggi di Indonesia karena produk kita lebih beragam,” ujarnya.
Dia menuturkan, potensi eksportir milenial dapat dilihat dari data kependudukan Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020 yang menunjukkan, jumlah penduduk Jabar mencapai 48,2 juta jiwa.
Dari angka tersebut, kata Ferry, terdapat 25 persen anak muda atau generasi Y, dan 21 persen generasi Z.
“Kelompok anak muda ini lebih dari 50 persen. Mereka bisa menjadi konsumen sekaligus produsen,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, ekspor kelapa parut itu menjadi bagian dari Export Coaching Program (ECP).
Iendra mengaku bahwa pihaknya saat ini tengah berupaya menggenjot pertumbuhan ekspor dari kalangan milenial melalui program yang digelar sejak 2019 itu.
“Sudah ada sekitar 240 eksportir milenial yang kita latih, tahun 2022 ini ada 30 orang dari 150 orang yang mendaftar dan berhasil kami kurasi,” kata Iendra.
Pemprov Jabar melatih peserta ECP, seperti riset terkait negara tujuan ekspor, data buyer korespondensi bisnis dan lainnya.
“April-Juni 2022 ini kami sudah berhasil mengekspor 158.344 US Dollar dari sembilan komoditi,” ungkap Iendra menambahkan.
Lebih lanjut, Iendra menjelaskan, dari total 150 peserta yang mendaftar pada ECP, hanya seperlimanya atau sekitar 30 pelaku usaha yang sudah mampu mengekspor. Selebihnya, masih masih dalam proses pembinaan..
“Jadi tidak langsung ekspor, tidak langsung container, tapi bertahap,” terang Iendra.