Mediatani – Siapa sangka, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mungkin menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang mempunyai perkebunan kelapa. Bahkan diketahui bahwa kelapa yang dikembangkan oleh para peneliti yang ada di UMP ni, bukanlah kelapa biasa melainkan kelapa kopyor yang diyakini mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dibanding kelapa biasa.
Salah seorang konten kreator edukasi, Danang Giri Sadewa, dalam vlog terbarunya saat tur kampus di Universitas Muhammadiyah Purwokerto menceritakan tentang adanya perkebunan kelapa dalam kampus tersebut. Sekadar informasi tambahan bahwa kampus yang berdiri pada tahun 1995 ini adalah perguruan tinggi swasta yang terbesar di Jawa Tengah bagian barat.
Kampus ini mempunyai sebelas fakultas dengan gedung yang sangat mewah. Fasilitasnya pun terbilang sangat lengkap. Mulai dari laboratorium, asrama mahasiswa dan mahasiswi, sarana olahraga, gedung penerimaan mahasiswa baru, bahkan ada pula kebun kelapa kopyor.
Kebun kelapa kopyor yang sangat luas ini digunakan sebagai bahan penelitian kampus UMP dan universitas mancanegara.
Pada bulan Mei lalu, telah berlangsung panen kelapa kopyor yang dilakukan oleh Dr Muhammad Dimyati selaku Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Panen ini berlangsung di Science Techno Park UMP, pada hari Rabu (22/5).
Dalam kegiatan tersebut, Dimyati menyampaikan bahwa bibit kelapa kopyor yang merupakan temuan dari dosen UMP ini dinilai mampu memberikan dampak yang baik untuk bangsa Indonesia. Dirinya berharap agar kopyor ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industri.
” Selain itu, Saya harap kelapa kopyor ini juga bisa dinikmati sebagai makanan konsumsi warga. Selain bermanfaat untuk memenuhi konsumsi, kopyor ini juga dinilai bisa bermanfaat untuk kosmetik dan sebagainya,” ungkap Dimyati.
Kelapa kopyor yang saat ini dikembangkan oleh Kampus UMP, adalah temuan Sisunandar yang berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Biologi S1 UMP. Diketahui saat ini, dia telah berhasil mengembangkan kelapa kopyor hibrida ini melalui sistem pengembang-biakkan kultur jaringan.
Menurut Sisunandar, sebenarnya penelitian tentang pengembangan kelapa kopyor ini sudah mulai ditekuni sejak tahun 2008 dalam desertasinya di Australia.
”Penelitian kelapa sebenarnya sudah saya mulai sejak tahun 2004. Nah, baru pada tahun 2008, saya mulai tertarik melakukan menelitian terhadap kelapa kopyor, dan di tahun 2021 baru berhasil,”ungkap Sisunandar.
Dirinya juga mengakui bahwa telah tertarik untuk mengembangkan kelapa kopyor, sebab kelapa kopyor merupakan salah satu plasma nutfah unggul yang diyakini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga, dengan mengembangkan bibit kepala kopyor, Sisunandar mengharapkan kesejahteraan para petani pun juga semakin meningkat.
Sisunandar mengungkapkan bahwa selama ini kelapa kopyor yang alami hanya ada satu dua buah di dalam satu pohon kelapa saja. Bahkan ada pula yang dalam satu pohon, belum tentu ada yang kelapa kopyor. Namun pohon kelapa yang dikembangkan oleh Sisunandar di kampus UMP ini ternyata mampu menghasilkan kelapa yang seluruh hasilnya kelapa kopyor.
Namun Sisunandar menyebutkan bahwa pembenihan kelapa kopyor ini tidak bisa dilakukan secara alami. Tetapi harus dengan menggunakan metode kultur jaringan. Oleh karena itu, bibit kelapa kopyor hanya ada di kampus UMP sebab tidak bisa dikembang-biakkan secara alami.
Keberadaan kebun kopyor yang ada di kampus UMP ini bisa dijadikan contoh oleh kampus-kampus lainnya. Dalam hal ini perguruang tinggi juga ikut mengambil peran dalam memajukan sektor pertanian dalam negeri.