Mediatani – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, berkomitmen untuk membuat Indonesia terus bersinergi dengan mitra pembangunan internasional dalam membangun model pertanian yang inovatif agar nantoinya menjadi acuan bagi negara lain utamanya yang ada di kawasan Asia Pasifik.
“Meningkatkan kerja sama antar negara dan menegaskan kesiapan Indonesia untuk memberikan bantuan teknis termasuk melalui kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST),” ujar Mentan Syahrul.
Ia menambahkan, Indonesia memperkuat kerjasama tersebut melalui Nota Kesepahaman KSST tentang Pertanian dan Ketahanan Pangan dengan FAO tahun 2021 lalu.
Hal tersebut disampaikannya ketika menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri (Ministerial Meeting) Konferensi Regional FAO untuk Asia Pasifik (APRC) ke-36 yang berlangsung di Dhaka, Bangladesh dari tanggal 8-11 Maret 2022. Pertemuan ini dilaksanakan secara virtual.
APRC merupakan pertemuan tingkat Menteri yang digelar sekali dalam dua tahun. Tujuannya untuk membahas tentang tantangan sektor pertanian dan juga ketahanan pangan agar tercipta koherensi kebijakan negara-negara yang terdaftar dalam anggota FAO di kawasan.
Pada sesi kali ini, disepakati komitmen bersama untuk terus mendorong upaya transformasi sistem pangan, memperkuat mata pencaharian serta memastikan perbaikan gizi dan ketahanan pangan dengan berprinsip pada “no one left behind”, yang merupakan semangat dari Sustainable Development Goals (SDGs).
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama anggota Delri yang terdiri dari unsur Kementerian Pertanian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan KBRI Roma. Duta Besar RI untuk Bangladesh juga hadir secara langsung sebagai alternate Ketua Delegasi Indonesia di Dhaka.
Dalam pertemuan ini juga turut hadir, Direktur Jenderal FAO dan Menteri Pertanian perwakilan dari 42 negara anggota Asia Pasifik serta 76 observers yang mewakili perwakilan organisasi internasional dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Dalam kesempatan yang sama, Mentan Syahrul juga menyampaikan diantara prioritas nasional dan regional Indonesia di sektor pertanian adalah upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat melalui program Food Estate, transformasi digitalisasi pertanian, pembangunan kapasitas petani milenial dan agripreneurs, serta program Pekarangan Pangan Lestari untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga.
Mentan Syahrul menjelaskan bahwa dalam kondisi pandemi, sektor pertanian Indonesia tetap mampu memenuhi permintaan konsumsi masyarakat, sehingga stabilitas harga terjaga dan mampu menjadi pilar dalam menyerap kelebihan tenaga kerja dari sektor lain yang kembali ke pedesaan akibat pandemi.
Mentan Syahrul menegaskan tentang ada 3 isu prioritas yang diusung oleh Keketuaan Indonesia pada Kelompok Kerja Pertanian G20 tahun ini. Ketiga isu nya adalah (1) membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, (2) mendorong terciptanya perdagangan lintas negara yang terbuka dan dapat diprediksi, serta (3) membangun kewirausahaan pertanian dan digitalisasi. Ketiga prioritas ini akan berkontribusi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Mentan Syahrul mengapresiasi dan terus berkomitmen untuk memupuk kolaborasi bersama FAO, WFP, IFAD dan mitra pembangunan lain untuk membangun sistem pangan dan pertanian yang berkelanjutan, inklusif dan tangguh.