Kopdes Merah Putih Resmi Meluncur, Cegah Rentenir hingga Serap Gabah Petani

JAKARTA, Mediatani.co – Presiden Prabowo Subianto meresmikan peluncuran 80.081 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, Senin (21/7/2025). Inisiatif ini digagas untuk menggerakkan ekonomi desa sekaligus mengatasi persoalan klasik di wilayah pedesaan.

Prabowo menyebut koperasi ini bergerak dengan pendekatan ekonomi kerakyatan. Prinsip gotong royong dan kekeluargaan menjadi landasan utama.

Kopdes Merah Putih diharapkan bisa menjawab masalah warga desa seperti lintah darat, mahalnya pangan, akses obat-obatan terbatas, distribusi logistik yang tak berpihak ke petani lokal, hingga penyaluran pupuk dan LPG 3 kilogram yang belum tepat sasaran.

“Koperasi ini adalah usaha besar dan strategis. Waktu dapat laporan-laporan semacam ini (permasalahan desa), jalan keluarnya apa? Satu-satunya jalan adalah koperasi,” ujar Prabowo saat peresmian, dikutip Selasa (22/7/2025).

Kopdes Merah Putih menyasar masyarakat menengah bawah. Prabowo mengatakan koperasi bisa menjadi alat bagi mereka yang lemah secara ekonomi.

“Jadi Saudara-saudara hari ini adalah memang hari yang bersejarah. Kita memulai suatu usaha besar. Jadi kita sudah mengerti bahwa konsep koperasi adalah konsep orang yang lemah, konsep koperasi adalah konsep untuk mereka yang lemah,” ucapnya.

Ia mengibaratkan koperasi seperti kumpulan lidi. Satu lidi mudah dipatahkan, tapi bila disatukan menjadi kuat. Semangat kolektif inilah yang diusung dalam konsep Kopdes Merah Putih.

Simpan Pinjam, Sembako, dan Apotek Murah

Kopdes Merah Putih membidik berbagai lini usaha. Antara lain outlet LPG 3 kilogram, gerai sembako, apotek murah, simpan pinjam, agen pupuk subsidi, layanan logistik, hingga penyaluran bansos. Tersedia pula Agen BRILink, BNI, atau Mandiri sebagai akses pembiayaan resmi di desa.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menjelaskan Kopdes Merah Putih akan melayani transaksi harian di desa. Misalnya penjualan sembako, gas, listrik, dan pupuk, serta menyediakan layanan kesehatan dasar melalui klinik dan apotek.

Usai peluncuran, tiap unit Kopdes memiliki kantor koperasi, toko sembako, layanan simpan pinjam, klinik, apotek, fasilitas logistik, dan cold storage.

Zulkifli menambahkan, pemerintah akan menggunakan aset desa yang sudah ada. Contohnya balai desa atau gedung sekolah yang tak terpakai.

“Aset yang sudah ada seperti balai desa, gedung sekolah yang tidak terpakai, setiap desa aset pemerintah lainnya. Dan semua potensi lokal yang selama ini tersebar kita integrasikan dan kita gerakkan bersama-sama dengan pendekatan ini,” ucapnya.

Ia menilai koperasi dapat mencegah praktik tengkulak. Agen BRILink juga diyakini bisa mengurangi ketergantungan warga pada rentenir.

Kopdes bisa mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp 3 miliar. Suku bunga 6 persen, dengan tenor 6 tahun untuk modal kerja dan 10 tahun untuk investasi.

 

Catatan Ekonom: Konsep Lama dengan Risiko Baru

Ekonom Indef, Tauhid Ahmad, memberi catatan kritis. Menurutnya, model bisnis Kopdes bukan hal baru. Banyak usaha serupa sudah berjalan di masyarakat.

Ia menilai tantangan utama bukan pada suplai, tapi permintaan.

“Kalau menurut saya dari sisi suplai tidak ada masalah, hanya dari sisi demen nih, nanti pekerjaan, bisnisnya yang kemudian menjadi problem karena tidak mudah membangkitkan sektor usaha di tengah situasi masyarakat seperti ini,” kata Tauhid saat dihubungi Mediatani.co.

“Mungkin itu ya, meskipun ada koperasi desa banyak, tapi yang harus dilihat adalah bisnisnya ada atau enggak, demennya ada enggak kan gitu,” lanjutnya.

Soal pendanaan dari Himbara, ia tak mempersoalkan. Namun, ia mengingatkan potensi permintaan produk Kopdes bisa jadi terbatas.

“Pengalaman, misalnya kreditnya di mikro, UMKM kan bukan karena Himbara tidak memberikan, tapi demand-nya memang relatif terbatas/kecil, itu sangat tergantung dari konsumsi masyarakat,” ungkapnya.