Mau Usaha Budidaya Ikan Patin? Ini Caranya

  • Bagikan
Kolam ikan patin

Mediatani – Di sektor kelautan dan perikanan, ada banyak sekali komoditas yang dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, apalagi untuk komoditas ikan air tawar. Selain bisa dibudidayakan di lahan sekitar rumah, komoditas ikan air tawar juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Ikan patin mungkin bukan ikan yang familiar di telinga Anda. Tapi jangan salah, bisnis ikan ini juga bisa memberi banyak keuntungan. Sebagian besar pembudidaya ikan ini awalnya hanya hobi memelihara ikan, namun ternyata dari hobinya itu mereka tak menyangka bisa menghasilkan banyak cuan.

Ikan Patin

Seperti halnya ikan lele, ikan patin ini juga tergolong dalam kelompok catfish. Beberapa ciri-rinya pun mirip, seperti tidak memiliki sisik, memiliki kumis atau sungut dan terdapat semacam duri yang tajam di bagian siripnya. Kemiripannya itu membuat ikan patin ini biasa disebut Lele Bangkok.

Ikan dengan nama ilmiah Pangasius hypophthalmus ini biasa ditemukan hidup liar di sungai kawasan Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Di berbagai daerah, ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda, ada yang menyebutnya ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin.

Daging dari ikan patin ini memiliki rasa yang cukup enak dan gurih, sebagian orang bahkan mengatakan lebih lezat dibandingkan Ikan Lele. Pasalnya, ikan patin ini memiliki daging yang mengandung minyak dan lemak yang baik. Melansir dari Finansialku, ikan patin memiliki kandungan lemak esensial DHA (4,74 %), EPA (0,31 %), dan lemak tak jenuh USFA (50%).

Meskipun demikian, mengonsumsi ikan patin dipercaya mampu menurunkan kolesterol dalam tubuh, sehingga mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular. Ikan patin juga sangat cocok dikonsumsi selama masa pandemi Covid-19 ini, karena bisa menguatkan sistem imunitas pada tubuh.

Peluang Bisnis

Berbagai kelebihan ikan patin yang disebutkan menjadi alasan kenapa ikan ini mulai digemari oleh masyarakat dan menjadi prospek bisnis yang cerah. Selain itu, saat ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait pembatasan kuota impor ikan, sehingga pemerintah mendorong produksi ikan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Perlu diketahui bahwa ikan patin memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, pemeliharaan dalam waktu 6 bulan bisa tumbuh dengan panjang mencapai 35-40 cm dengan berat 1 kg. Hal tersebut membuat kebutuhan ikan patin di pasar dapat dipenuhi dengan cepat.

Budidaya Ikan Patin

Cukup mudah untuk membudidayakan ikan patin, sehingga tidak perlu ragu jika Anda berminat menggeluti budidaya ikan ini. Pada awalnya, mendapatkan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau. Namun, karena permintaan dan minat masyarakat yang meningkat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam, keramba maupun bak dari semen.

Berikut cara budidaya ikan patin yang tepat.

Mencari Lokasi yang Tepat

Untuk membudidaya ikan patin, Anda harus memahami syarat lokasi yang cocok untuk habitat ikan patin. Perhatikan beberapa hal berikut saat akan memilih lokasi budidaya ikan patin:

Pilih lokasi budidaya ikan patin dengan jenis tanah lempung dan tidak berporos. Jenis tanah seperti itu dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat menjadi kolam.

  • Kemiringan tanah yang cocok untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam berdasarkan gravitasi.
  • Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruh untuk menghindari timbulnya jamur.
  • Suhu air yang normal untuk melakukan pemeliharaan adalah antara 26–28 derajat C.
  • PH air berkisar antara: 6,5–7.
  • Kolam yang Anda buat bentuknya dapat menyerupai kolam pada ikan lele, karena budidaya ikan patin hampir sama dengan lele.

Pemilihan Benih

Jika Anda baru memulai budidaya ikan patin, sebaiknya menggunakan benih yang dibeli dari peternak, selain lebih cepat, kualitas benih masih dapat terjamin. Meski demikian, Anda perlu memperhatikan kualitas benih seperti berikut.

  • Pastikan ukuran benih patin seragam
  • Ukuran antara kepala dan tubuh seimbang, pergerakan lincah, sungut sempurna, tidak ada luka, warna tubuh terlihat mengkilat dan cerah.
  • Pastikan benih yang tersebut berasal dari induk berkualitas unggul, dan bukan hasil pemijahan dari kekerabatan dekat atau inbreeding.

Pemupukan Kolam

Pemupukan kolam bertujuan untuk menyediakan pakan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan pakan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2.

Penebaran Benih

Benih ikan patin terlebih dahulu harus diberi trethment aklimatisasi. Sebelum menebar ikan patin dan beberapa hal yang perlu di perhatikan antara lain,

  • Kedalam air kurang lebih 50 cm.
  • Setelah itu, masukkan benih beserta plastiknya kedalam kolam selama 20 menit untuk menyesuaikan suhu dalam wadah plastik.
  • Usahakan proses penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari agar suhu air tak terlalu panas.
  • Kepadatan penebaran benih disesuaikan dengan ukuran kolam.

Pemberian pakan

Pemberian pakan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin. Maka dari itu Anda harus memperhatikan aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberian pakan. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore).

Jumlah makanan yang diberikan setiap hari yaitu sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan, sehingga jumlah pakan akan selalu berubah setiap bulan seiring kenaikan berat badan ikan. Cara mengetahuinya yaitu dengan menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel).

Jenis pakan yang diberikan dapat berupa pelet dan bisa ditambahkan pakan alami lainnya seperti kerang, keong emas, bekicot, atau ikan sisa. Pakan alami yang berasal dari lingkungan sangat baik untuk digunakan, karena selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.

Penanganan Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit adalah salah satu kendala dan masalah dalam budidaya ikan patin.  Untuk hama jenis predator, seperti biawak, ular air dan burung, Anda dapat mencegahnya dengan memperhatikan akses yang memungkinkan hewan tersebut untuk masuk atau memasang lampu penerangan si sekitar kolam.

Penyakit pada ikan patin tergolong menjdai dua, yaitu infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi biasanya timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

Pemanenan

Meskipun bagian ini terlihat gampang, namun ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menghindari ikan tidak mengalami kerusakan, kematian, cacat saat dipanen. Terutama penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mendapatkan banyak luka.

Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu, sehingga bila ikan didorong dengan kere akan terpojok pada bagian hulu. Cara panen seperti ini lebih menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.

Konsumen tentunya sangat menyukai ikan patin dalam bentuk segar dan hidup. Oleh karena itu, usahakan menjual dalam keadaan tersebut. Harga Ikan Patin per kilogram berkisar Rp 15.000-25.000,-

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version