Pakar Ilmu Peternakan IPB Sebut Bungkil Kedelai Berpeluang Jadi Pakan Ternak

  • Bagikan

Mediatani – Dosen Departemen Proteksi Tanaman IPB University Nadzirum Mubin menyebut bungkil kedelai punya potensi tinggi menjadi pakan ternak.

Kesimpulan ini dikemukakan setelah mengunjungi salah satu perusahaan penyedia pakan ternak. Secara umumnya, lanjut dia, pakan dari serealia dilakukan penggilingan terlebih dahulu sehingga diperoleh tekstur yang lebih halus.

Tekstur yang halus itu pun nantinya dimanfaatkan untuk bahan baku pakan.

Berdasarkan hasil pengamatan Nadzirum, perusahaan penyedia pakan yang dikunjunginya melakukan metode lain, yakni melakukan pengepresan pada bahan baku pakan.

Sementara, hal yang menurutnya unik adalah bahan baku yang digunakan bukan dari kedelai yang utuh, tetapi berasal dari bahan sortiran yang biasa disebut menir kedelai.

Menurut Nadzirum, nilai tambah pada metode yang dilakukan yaitu adanya dua produk yang dihasilkan yakni hasil press-an itu sendiri dan minyak kedelai.

Ketika bahan pakan dilakukan penggilingan, minyak tersebut masih tersimpan di dalam bubuk kedelai hasil penggilingan, tetapi pada metode pengepresan diperoleh hasil samping berupa minyak sebagai nilai tambah.

Harga jual minyak kedelai lebih tinggi, yaitu sekitar Rp8.300 per liter. Sedangkan, bungkil kedelai atau hasil meniran yang di-press berharga Rp5.400 per kilogram.

“Jika dibandingkan dengan pemanfaatan kedelai sebagai pakan secara langsung, kedelai utuh mempunyai nilai jual yang relatif mahal yaitu Rp9.000 per kilogram,” ujar Nadzirum mengutip, Minggu (9/5/2021) dari laman Medcom.id.

Dengan kandungan protein pada kedelai, lanjutnya, yaitu 36 persen dan harga yang tinggi, para peternak lebih memilih bungkil kedelai sebagai pakan alternatifnya.

Bahkan, diketahui kandungan protein dari bungkil kedelai meningkat setelah dilakukan pengepresan yaitu mencapai 46 persen.

“Harga bungkil yang murah dan kandungan protein yang lebih tinggi membuat peternak unggas semakin gandrung dengan bungkil kedelai ini,” ujarnya.

Solusi Pakan Ternak, Guru Besar IPB Temukan Inovasi Pakan dari Bungkil Sawit

Selain bungkil kedelai, bungkil sawit pun memiliki potensi menjadi pakan ternak.

PT Buana Karya Bhakti bersama IPB University mencoba memberikan solusi atas dinamika industri pakan nasional.

Solusi yang ditawarkan ialah pemanfaatan Bungkil Inti Sawit atau Palm Kernel Meal (PKM) sebagai bahan pakan alternatif sumber energi dan protein.

PKM sendiri merupakan hasil sampil dari industri pengolahan kelapa sawit dengan ketersediaan di Indonesia sangat tinggi.

PKM ini diharapkan dapat memberikan solusi atas ketersediaan bahan baku pakan yang berkualitas dan berkelanjutan dengan harga kompetitif.

Dengan demikian, inovasi ini dapat memberikan dampak signifikan pada kemajuan industri pakan dan peternakan.

PT Buana Karya Bhakti bersama IPB University memang hendak memperkenalkan Palmofeed sebagai produk unggulan melalui webinar “Mengulas Inovasi Palm Kernel Meal Terolah (Palmofeed) sebagai Bahan Pakan Fungsional Sumber Energi dan Protein” yang digelar di Hotel Santika, Bogor, 26/4, mengutip Rabu (28/4/2021).

Prof Arif Satria, Rektor IPB University menuturkan bahwa dirinya sangat bangga pada Prof Nahrowi sebagai peneliti yang mengembangkan produk-produk sampingan sawit sebagai pakan ternak.

Terobosan Palmofeed sebagai pakan fungsional yang berkualitas juga dinilai dapat meningkatkan kemampuan peternak dalam produktivitasnya.

Ia pula meyakini, bahwa hasil riset tersebut dapat dikembangkan bagi sektor perikanan yang juga mengalami dinamika pada biaya operasionalnya.

“Bila kita sudah bisa meningkatkan dalam hal kemandirian pangan dalam hal pakan, maka industri peternakan kita akan semakin berkembang pesat. Karena bagaimanapun juga Indonesia dihadapkan pada upaya untuk meningkatkan pemenuhan protein dari masyarakat kita,” kata dia…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version