Mediatani – Masyarakat di Kalimantan Selatan sejak dulu dikenal suka menjadikan ikan sebagai salah satu lauk utama untuk makan sehari-hari. Di daerah tersebut juga bisa banyak dijumpai berbagai usaha masakan olahan ikan.
Selain menggunakan bahan baku berupa ikan segar, masyarakat di Banjar Baru juga menggunakan ikan asin. Kedua ikan yang masih bersumber dari laut, sungai dan tambak ini bisa ditemukan di pasar ikan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Namun, saat ini harga ikan segar dan ikan asin di pasar ternyata mengalami kondisi yang berbeda. Hanya ikan segar yang masih dijual dengan harga normal, sementara harga ada pada ikan asin jenis tenggiri mengalami penurunan.
Beberapa jenis ikan segar dengan harga per kilogramnya antara lain kembung seharga Rp 35.000, bandeng Rp 22.000, tongkol Rp 40.000, nila Rp 35.000, patin Rp 25.000, haruan Rp 65.000, papuyu Rp 80.000.
Sementara ikan kering tenggiri atau yang masyarakat setempat juga biasa sebut iwak karing telang saat ini dihargai Rp 75.000, padahal sebelumnya mencapai Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per Kg. Salah satu penyebab turunnya harga ikan asin karena pasokan ikan saat ini melimpah.
Salah seorang penjual ikan di Pasar Bauntung Banjarbaru, Rahmi menuturkan bahwa harga penurunan harga ikan tenggiri ini sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Namun, ia mengatakan konsumen yang membeli masih lumayan banyak.
“Pasokan ikan kering tenggiri memang lagi banyak, begitu juga permintaannya. Sehari terjual bisa sampai 10 kg,” ungkap Rahmi, dilansir dari Banjarmasin Tribunnews.
Rahmi menjelaskan bahwa ikan asin tenggiri merupakan ikan olahan masyarakat lokal yang berada di kawasan pesisir, antara lain dari Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru.
Sementara Supian, pedagang ikan asin di pasar malam Guntung Manggis, Banjarbaru, mengatakan, saat ini memang sedang musim ikan tenggiri dan membuat hasil tangkapan nelayan melimpah.
” Olahan ikan asin tenggiri banyak masuk pasar. Karena ikan asin tenggiri ini memang disukai masyarakat, makanya sangat laku,” tukasnya.
Ikan asin tenggiri atau Iwak karing telang selama ini diolah masyarakat dengan cara digoreng atau juga dibuat campuran sayur yang dimasak santan. Menu ini merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Banjar.
Pembeli sempat berkurang
Hal yang sebaliknya terjadi pada 2020 lalu, harga ikan asin tidak mengalami masalah namun justru pembeli ikan asin yang sangat berkurang. Hal tersebut disebabkan karena pandemi Covid-19 yang membuat pembeli masih jarang beraktifitas diluar rumah, terutama untuk urusan berbelanja kebutuhan ke pasar.
Hal ini diungkapkan oleh penjual ikan asin di pasar Kota Banjarbaru, yang akrab disapa mbak Ana. Pedagang yang sudah menjadi pedagang ikan asin selama hampir 30 tahun ini menjual berbagai jenis ikan asin, mulai dari ikan Telang, tenggiri, teri, kembung, juga ikan air tawar, sapat, toman, papuyu, haruan
“Harga ikan asin sebelum Covid-19 maupun dimasa Covid-19 tetap saja tidak ada pengaruh terhadap Covid-19 tersebut, namun yang menjadi kendala sepinya pembeli,” ucap mbak Ana, dilansir dari HabarKalimantan.
Harga ikan asin yang dijualnya cukup bervariasi, tergantung dari jenis ikannya, untuk ikan Telang Rp 100 ribu/kg, ikan sepat susun Rp 100 ribu/kg, Peda per ekor Rp.8000, kalo untuk ikan teri 80 ribu/Kg. Ia mengatakan ikan asin dagangannya yang paling diminati, adalah jenis ikan asin air tawar, jeni ikan sepat susun.
“Sepat susun sering dicari pembeli, karena kebanyakan untuk dijadikan oleh-oleh dan juga rasanya,ikan ini biasanya dimasak pasnya ketika makan siang, apalagi kalo masaknya dengan acar asem dan sayur bening itu sangat nikmat,” ucapnya.
Ia menambahkan, ikan asin yang dijualnya itu dibelinya dari daerah Kabupaten Hulu Sungai selatan tepatnya di daerah Nagara, yang memang merupakan sentral ikan kering khusus ikan tawar.
“Rata-rata juga pedagan pasar Banjarbaru ini membelinya disana,” pungkasnya.