Pelajar di Malang Ini Awalnya Iseng Ternak Gecko, Kini Hasilkan Pundi Rupiah

  • Bagikan
Jhossie beternak Leopard Gecko/Via IDNTimes.com/Foto: Alfi Ramadana/IST

Mediatani – Seorang pelajar bernama Jhossie Noventiego Perboyo (18), siswa kelas XII SMKN 4 Kota Malang ini, mungkin tak pernah menyangka bahwa hal iseng yang ia lakukan kini justru mampu menghasilkan pundi rupiah. Pemuda yang tinggal di Jl Sadewo, No. 44, Polehan, Kota Malang itu kini berhasil mengembangkan usaha ternak tokek hias atau yang lebih dikenal dengan gecko.

Bahkan dirinya kini telah bisa melakukan breeding sendiri untuk jenis Leopard Gecko (Eublepharis Macularius). Awalnya, dia hanya mengisi waktu luang selama pandemi namun dengan aksinya itu ternyata berbuah manis.

  1. Isi waktu luang selama pandemik

Jhossie berkisah bahwa pada mulanya, dirinya mencoba memulai usahanya itu saat pandemi COVID-19 melanda. Saat itu, seluruh kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya dengan tatap muka harus berubah menjadi daring atau secara online.

Mau tak mau, dirinya pun harus menyesuaikannya dengan aturan tersebut. Setiap selesai belajar daring, pemuda 18 tahun itu lebih banyak menganggur dan tak memiliki aktivitas lain. Hal itu kemudian ia berfikir untuk mencoba mencari kegiatan yang membuatnya tetap produktif di masa pandemi.

“Kemudian saya coba beli kura-kura untuk dipelihara. Ternyata menyenangkan, lalu saya beli lagi kura-kura untuk dipelihara,” ungkap dia.

  1. Mulai kembangbiakkan leopard gecko

Setelah menemukan kebahagiaan dengan memelihara kura-kura, Jhossie ternyata juga mulai tertarik dengan mencari-cari jenis hewan lain unik dan menarik untuk dipelihara. Jhossie akhirnya menjatuhkan pilihan untuk memelihara Leopard Gecko.

Ia lalu membeli lima ekor gecko dengan rincian tiga ekor betina dan dua ekor jantan. Saat itu pun dirinya kemudian belajar untuk mengembangbiakkan gecko tersebut. Usai beberapa kali belajar, dirinya akhirnya berhasil mengembangbiakkan gecko.

“Proses breeding sendiri tidak terlalu sulit. Karena dari label seller sebelumnya ada data petunjuk untuk gecko. Berikutnya tinggal mencari yang dari satu garis jenis untuk dikawinkan. Semisal garis jenis bell harus juga dikawinkan dengan jenis yang sama,” jelas dia.

  1. Proses breeding tidak lama

Usai menemukan indukan dan jantan yang segaris, alhasil proses breeding pun bisa dilakukan. Pejantan dimasukkan ke kandang yang sudah disiapkan, kemudian di dalamnya sudah ada betina. Setelah sekitar lima menit, pejantan kemudian diambil dan dipindahkan lagi.

Setelah itu, gecko betina bakal bertelur dalam tiga pekan sekali. Setiap kali bertelur akan ada dua butir telur, berikutnya selang dua atau tiga pekan maka indukan yang sama akan kembali bertelur. Dalam satu kali proses breeding maka akan bisa menghasilkan 3-5 butir telur dalam tiga kali proses bertelur.

“Setelah itu betina yang sudah selesai bertelur baru kemudian bisa dibreeding lagi setelah enam bulan,” sambung dia.

  1. Proses penetasan sekitar satu bulan

Telur-telur itu lalu bakal dipindahkannya ke dalam sebuah wadah yang di dalamnya sudah disiapkan media tetas berupa perlit. Perlit sendiri akan menjaga suhu wadah tetap lembab dan membuat telur bisa menetas sesuai waktu yang ditetapkan.

Secara normal, telur gecko akan menetas dalam 30 hari dan tidak perlu tambahan alat lain untuk proses penetasan telut gecko. Suhu serta kelembaban yang tepat bakal menjadi hal yang harus diperhatikan dalam proses penetasan.

“Dalam wadah penetasan, juga diberi air untuk menjaga kelembaban. Jadi kalau reptil proses penetasan perlu kelembaban berbeda dengan unggas yang perlu kehangatan,” katanya.

  1. Setelah berkembangbiak kemudian dipasarkan

Sejauh ini, sebut Jhossie bahwa pembelinya selama ini kebanyakan memang datang dari pecinta reptil maupun komunitas. Sejauh ini pun dirinya sudah pernah mendapat pesanan dari sejumlah kota di Jawa Timur, seperti Surabaya, Malang dan beberapa kota lainnya.

Pengirimannya pula sudah mencapai daerah Jawa Barat. Harga yang ditawarkannya juga cukup terjangkau.

Untuk satu ekor anakan gecko, dipatok mulai pada kisaran Rp80 ribu sampai Rp250 ribu, bergantung pada keunikan corak kulit serta jenis. Pemasarannya sendiri menggunakan semua platform media sosial serta melalui komunitas. Bahkan dirinya memiliki brand sendiri yakni Seiko Pets.

“Sekarang dalam satu bulan biasanya ada 5-7 transaksi. Ada yang datang langsung tetapi ada juga yang dikirim ke luar kota. Saat ini potensi untuk usaha gecko ini masih sangat besar,” tandasnya. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version