Mediatani – Embung bekas galian tambang emas di Kabupaten Trenggalek dimanfaatkan untuk melestarikan ikan yang nantinya dapat membawa kebaikan untuk masyarakat setempat.
Oleh karena itu, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin melakukan penebaran benih ikan tawes kurang lebih sekitar 200 ribu ekor di embung bekas galian tanah yang berada di Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari.
“Dulu embung ini bekas galian tambang tanah liat untuk bahan baku pembuatan genteng dan juga batu bata,” ungkap Bupati Arifin dilansir dari TribunNews, Kamis (1/04) sore.
Desa Sukorejo sendiri telah berhasil meraih Adipura Desa karena dinilai mampu melakukan pengolahan sampah dengan baik. Masyarakat Desa Sukorejo juga mendapat apresiasi dari Bupati Nur Arifin karena telah mulai memiliki kesadaran ekologis.
“Tambang setelah diambil rejekinya ya kemudian alamnya tetap dijaga, jadi mereka melakukan penghijauan dan juga membuat embung ini untuk menjaga pasokan air baku, kemudian juga tambahan gizi, protein, makanya kita tebar ikan pada hari ini,” terangnya.
Manfaat lain yang dapat dirasakan oleh masyarakat, tambah Bupati, jentik-jentik nyamuk selama ini terdapat disekitar genangan air ini menjadi sumber makanan bagi ikan yang hidup di dalamnya, sehingga diharapkan akan mengurangi resiko demam berdarah.
“Kemudian kalau ada ikannya otomatis nanti jentik-jentik yang ada di sekitar genangan ini bisa dijadikan makanan untuk ikan, sehingga harapannya tidak ada demam berdarah atau apa yang disebabkan oleh genangan yang ada di sini,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Mas Ipin ini juga mengingatkan masyarakat agar pengambilan ikan yang terdapat di embung tersebut hanya boleh dilakukan dengan cara dipancing, bukan menggunakan alat setrum atau racun ikan.
“Tapi jangan dipotas atau disetrum. Dipancing saja. Syukur-syukur nanti tempat ini bisa jadi tempat wisata buat desa sebagai tempat pemancingan,” ungkap dia.
Menurutnya, pengambilan ikan dengan cara dipancing itu merupakan salah satu cara untuk bisa melestarikan ekosistem alam dengan baik, dimana ikan diambil tanpa harus disakiti.
Lebih lanjut Mas Ipin menjelaskan bahwa kedepannya, lokasi tersebut juga dapat dikelola oleh masyarakat setempat untuk dijadikan tempat wisata sehingga menambah sarana untuk pertumbuhan ekonomi baru.
“Oleh karena itu saya berterimakasih, desa Sukorejo ini sudah memberikan contoh bagaimana masyarakat yang bersyukur, mengelola bekas galian tambang direklamasi sebuah embung,” pungkas Bupati Nur Arifin.
Selain di Kecamatan Gandusari, Pemkab Trenggalek juga melakukan penebaran benih ikan di lima kecamatan lain, yakni Kampak, Munjungan, Dongko, Panggul, dan Pule.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek Cusi Kurniawati mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan untuk berfokus pada perairan umum daratan. Terlebih, pengelolaan perairan laut menjadi wewenang provinsi sejak beberapa tahun terakhir.
“Penebaran bibit ikan ini tujuan utamanya untuk pengayaan sumber daya ikan di perairan umum daratan. Selain itu, ini juga sejalan dengan semboyan Kabupaten Trenggalek untuk menjaga ekosistem,” terangnya.
Sebagai daerah yang terletak di wilayah pesisir selatan, Kabupaten Trenggalek juga memiliki potensi ikan laut yang tinggi dibanding daerah lain yang tak memiliki pantai.
Selain itu, Pemkab Trenggalek mencatatkan bahwa sektor perikanan telah menyumbang sebanyak 10 persen dari total pendapatan daerah tiap tahun. Selain dari perikanan tangkap, nilai itu juga disumbang oleh sektor perikanan budidaya.
“Maka, ini harus dikelola dengan baik dari sisi SDM (Sumber Daya Manusia),” kata Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Trenggalek Ramelan.
Pemkab Trenggalek juga terus mendorong munculnya wirausahawan di sektor perikanan. Salah satunya upaya yang dilakukan yaitu dengan melaksanakan pelatihan kewirausahaan yang digelar 22-24 Maret 2021.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sebanyak 100 orang yang mayoritas pesertanya adalah perempuan. Para peserta tersebut dilatih mengenai dasar-dasar usaha bidang perikanan yang bisa dimanfaatkan oleh warga Trenggalek.